Foto Ilustrasi
Dream - Meski punya postur tubuh kecil, semangat hijaber ini untuk terus melanjutkan studi ke perguruan tinggi sangat besar. Dia adalah Galih Putri Wulandari, salah satu penerima beasiswa BIDIKMISI yang diterima di Fakultas Farmasi UGM melalui jalur SNMPTN 2014.
Gadis kelahiran Purworejo, 14 Oktober 1996 ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Galih berasal dari SMAN 1 Purworejo.
Sebelum mencoba mendaftar ke UGM, Galih sempat ragu. Ini cukup beralasan mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Galih sehari-hari hidup bersama ibu, adik dan kakaknya. Kakak Galuh saat ini juga tengah studi di Jurusan Teknologi Industri Pertanian UGM.
" Sudah sejak 2009 silam bapak meninggal dunia, Mas," kata Galih, ketika dijumpai di rumahnya, Desa Botorejo RT 03/RW III, Bayan, Purworejo.
Srubingah Muji Rahayu, ibunda Galih, sehari-hari bekerja serabutan. Terkadang jualan sayur matang, terkadang jualan gorengan keliling kampung. Penghasilannya sehari rata-rata Rp25 ribu.
Dengan kondisi ekonomi semacam ini sempat membuat Galih ragu-ragu bisa melanjutkan kuliah. Namun, dengan dorongan keluarga serta bimbingan dari guru BP di sekolah akhirnya membuat Galih memilih Fakultas Farmasi UGM dengan beasiswa BIDIKMISI.
" Ya senang dan bangga, Mas. Sebelumnya sempat takut gak bisa nerusin sekolah," katanya.
Fakultas Farmasi UGM adalah pilihan pertamanya. Galih melihat bekerja sebagai apoteker cukup mulia. Bekerja di dunia medis kapan dan dimana pun akan selalu dibutuhkan masyarakat.
Ibunda Galih, Muji Rahayu mengaku bangga dan terharu anaknya bisa diterima di UGM. Sama halnya dengan Galih, Rahayu juga sempat ragu-ragu bisa membiayai anaknya melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Apalagi kondisi kesehatannya kian menurun setelah mata sebelah kiri berkurang penglihatannya. " Mata sebelah kiri ini sudah sulit untuk melihat dengan jelas. Jadi memang mengganggu untuk aktivitas berjualan," kata Rahayu.
Galih memang gadis yang punya semangat tinggi. Bukan hanya ketika ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi namun juga ketika dia bangku SMA. Untuk berangkat ke sekolah Galih harus naik sepeda dari rumahnya hingga pangkalan ojek di jalan raya dengan jarak 3 km.
Setelah itu dia selalu membonceng motor temannya hingga ke sekolah. " Modalnya helm saja mas karena selama SMA saya membonceng motor teman," gurau Galih.
(Ism, Sumber: UGM.ac.id)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR