Mantasa, Mahasiswa Teknik UNS Peraih IPK 4,00

Reporter : Eko Huda S
Jumat, 11 Desember 2015 10:43
Mantasa, Mahasiswa Teknik UNS Peraih IPK 4,00
Selama di kampus dia mendapat julukan `The King of Asdos`. Mantasa dipercaya menjadi asisten dosen sebanyak 14 mata kuliah, semenjak semester 3 hingga semester 8.

Dream - Rian Mantasa Salve Prastica. Inilah pemuda yang menorehkan prestasi akademik cemerlang di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini baru saja lulus dan diwisuda dengan predikat cumlaude. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna: 4.00.

Dikutip Dream dari laman uns.ac.id, Kamis 10 Desember 2015, mahasiswa angkatan 2011 ini menjadi wisudawan pertama peraih IPK sempurna di UNS.

Dan saat menuju ke auditorium untuk menjalani wisuda pada Sabtu 5 Desember yang lalu, pemuda asal Pati, Jawa Tengah, ini diarak dengan menggunakan delman. Selempang cumlaude tersandang.

Selama kuliah, prestasi Mantasa cukup moncer. Kemampuannya di atas rata-rata. Lihatlah, selama di kampus dia mendapat julukan “ The King of Asdos” atau Raja Asdos (Asisten Dosen). Mantasa dipercaya menjadi asisten dosen sebanyak 14 mata kuliah, semenjak semester 3 hingga semester 8.

Mahasiswa yang hobi menulis dan travelling ini diberi amanah sebagai Asdos berbagai mata kuliah. Mulai Agama Islam, Fisika Dasar, Fisika Terapan, Statika, Mekanika Bahan, Geometri Jalan Raya, Struktur Beton, Analisis Struktur dengan Metode Matriks, Struktur Kayu, Struktur Baja, Metode dan Komputasi Numerik, Hidrolika, dan Mekanika Fluida & Jaringan Perpipaan.

Anak pertama dari dua bersaudara ini memutuskan memilih jurusan Teknik Sipil karena hasil test psikologi berdasarkan sidik jari yang pernah diikuti saat masih di bangku SMA. Tes itu menunjukkan pemuda berkacamata ini mempunyai kecerdasan visual spasial, yaitu kecerdasan gambar dan visualisasi, dimana kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan atau mencitrakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi gambar di dalam kepala seseorang.

Mantas bercita-cita menjadi akademisi yang berjiwa sosial. “ Menjadi seorang akademisi sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan juga bergerak di bidang sosial, misalnya membuat sekolah untuk teman-teman di daerah marginal (pinggiran),” kata pria kelahiran 17 Mei 1993 ini.

Saat ini, Mantasa sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan. Menurut dia, melanjutkan kuliah di luar negeri ataupun dalam negeri, sama saja. Namun, dia berharap bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri, seperti Jerman, Jepang, Belanda,atau Korea Selatan.  (ism)  

Beri Komentar