KH Shobiburrahman Bin Anwar (Facebook.com/Ahmad Mustofa Bisri)
Dream - Sebagian orang selalu mengidentikkan ulama dengan pakaian rapi, jubah, dan aroma wangi. Tidak banyak yang menyadari ada kiai yang berpenampilan sekenanya, namun punya amalan istimewa.
Salah satunya adalah KH Shobiburrahman bin Anwar Jepara. Kiai yang menyebut diri sebagai Sarkub, singkatan dari 'Sarjana Kubur', ini memang terkenal nyentrik.
Penampilannya mungkin jauh dari kata rapi. Pakaian yang dia kenakan, perpaduan antara kiai, pengusaha, dan rakyat jelata. Kerap hanya bersandal jepit, bahkan tak jarang bertelanjang kaki.
Tetapi, tiap bepergian, Kiai yang akrab disapa Mbah Shobib ini selalu naik kendaraan mewah, mobil segala medan Mercedes Benz.
Di balik penampilan yang terkesan 'tabrakan', Mbah Shobib punya kebiasaan istimewa. Setiap bepergian dia selalu mengenakan jas dengan kantong banyak. Kantong-kantong itu tidak pernah kosong, selalu penuh dengan lembaran-lembaran uang. Untuk apa? Tak lain untuk sedekah.
Pengalaman ini diceritakan oleh Kiai Khos asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri. Pria yang lebih senang disapa Gus Mus ini bercerita tentang sosok Mbah Shobib secara rinci, sampai pada kebiasaan istimewa itu.
Kisah itu dituangkan Gus Mus di akun Facebook, Ahmad Mustofa Bisri, hari ini, Kamis 30 Maret 2017, bertepatan dengan haul Mbah Shobib.
Berikut kisahnya:
SARKUB
Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu, setelah tamu-tamu pamit pulang, ketika datang seorang tua berpakaian petani, seperti baru saja mentas dari sawah.
Begitu sampai pintu rumah, dia buka tudung kepalanya dan dengan berjongkok dia mendatangiku. Aku buru-buru mendapatkannya dan 'mendudukkannya' di sebelahku.
Dengan sangat sopan, dia memperkenalkan dirinya. (MasyaAllah, aku kaget setengah mati. Inikah tokoh yang selama ini diceritakan orang dengan berbagai sebutan, seperti Kiai Khos, Kiai Nyentrik, 'Kiai jalanan', bahkan ada yang terang-terangan menyebutnya sebagai Wali? Kiai yang sering menolong orang dengan menyamar sebagai orang lain?). Selain ingin bersilaturahmi, tamu istimewaku itu minta izin untuk memberi sekedar 'uang jajan' kepada anak-anak TK Masyithoh yang letaknya di sebelah rumah. Dia minta tolong ibu guru TK menjelaskan kehadirannya, sebelum kemudian membagikan uang kepada anak-anak sambil mengatakan, " Mbah dimintakan ampun kepada Allah ya!"
Kemudian, setelah perkenalan aneh tersebut, tokoh yang suka menyebut dirinya Sarkub alias Sarjana Kuburan ini sering ke rumah dengan penampilan khas. Tidak lagi seperti petani; tapi campuran antara citra kiai, pengusaha, dan rakyat jelata: mengenakan jas, peci hitam yang lancip, selalu naik mobil yang cukup mewah --paling sering naik jeep Mercedes Benz-- dan memakai sandal japit atau bahkan kadang nyeker, tanpa alas kaki.
Kebiasaan istimewa tokoh ini saat rawuh ke rumah: duduk hanya sebentar, lalu minta izin ke dapur; lalu membagi-bagi uang kepada siapa saja yang ada di dapur. Lalu minta izin untuk memberi uang kepada ibuku (almarhumah nyai Ma'rufah Bisri), kepada mbakyuku (Nyai Muhsinah Cholil), dan ibunya anak-anak (almarhumah bu Siti Fatmah). Kemudian bergegas kesana-kemari untuk memberikan uang tidak hanya kepada mereka yang dituju, tapi juga kepada siapa saja yang berpapasan; apakah itu anak-anak, santri, atau orang yang kebetulan lewat. Maka hampir semua penduduk seputar gubug kita hafal kebiasaan istimewa ini.
Aku perhatikan jasnya yang tampak kebesaran dan memiliki banyak saku itu, ternyata bukan sembarang jas. Rupanya saku-saku jas itu penuh dengan uang dan masing-masing, berisi uang dengan nominal sendiri-sendiri: saku ini berisi ratusan ribu; saku itu, lima puluhan ribu; yang ini, dua puluhan ribu; yang itu, sepuluhan...
Jadi setiap orang 'punya saku'nya sendiri di jas tokoh kita ini.
Pasti kebiasaan membagi-bagi uang itu tidak hanya di tempat kami saja. Sebelumnya aku sudah mendengar kebiasaan 'kiai-pengusaha' dermawan ini. Dan ini hanyalah salah satu dari keistimewaan tokoh kiai yang mengaku pernah menjadi khadam atau pelayannya Mbah Kiai Romli Tamim Rejoso. Kiai yang --seperti halnya Al-'arif biLlah Syeikh Bahlul dari Baghdad-- suka ziarah ke kuburan ini, 8 tahun yang lalu wafat setelah sehari sebelumnya ziarah ke makam Sunan Muria. Hari ini akan diperingati haul tokoh kita ini, KH. Shobiburrahman bin Anwar yang masyhur dikenal dengan panggilan Mbah Shobib, di kediamannya Menganti Jepara.
Advertisement
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
5 Komunitas Khusus Perempuan di Indonesia, Gabung Yuk!
5 Tanda Komunikasi Orang Tua dan Remaja Sudah Berjalan Sehat
3 Komunitas Kesehatan Mental di Indonesia, Kini Kamu Tak Perlu Merasa Sendiri Lagi
Saat Anak Mulai Ngebet Punya Akun Sosmed: Umur Berapa Sebenarnya Boleh?
Komunitas Padel Bro Celebrity, Kumpulan Artis Ganteng Pecinta Padel
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Video Viral Atap SMK Negeri 1 Cileungsi Roboh, Para Murid Berusaha Menyelamatkan Diri
So Sweet, Sekolah Ini Punya Tradisi `Kiss Your Mom`di Hari Pertama Sekolah
Kajian Musawarah, Komunitas Pengajian Digagas Sederet Artis Pria
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
XL Weekend Rush Semarang: Fun Bike, Festival Digital, dan Jaringan Lebih Kuat dari XLSMART