Melia Love Yanti: Arti di Balik Nama Unik Ini

Reporter : Eko Huda S
Rabu, 9 September 2015 08:45
Melia Love Yanti: Arti di Balik Nama Unik Ini
Awalnya nama asliku bukan seperti yang sekarang tersemat di KTP, SIM, Ijazah atau Akta Kelahiran-ku sekarang ini.

Dream – Melia Love Yanti. Nama ini terdengar unik. Namun, pemilik nama ini, yang juga menjadi peserta Dream Girls 2015, memiliki sejumlah kenangan yang tak kalah unik dan inspiratif.

Berikut kisah inspiratif Melia. Jika kalian suka dengan kisah berikut ini, berikan vote untuk Melia Love Yanti DI SINI.

Melia Love Yanti
Hemm, bagaimana kedengarannya? Oh, ayolah jangan berpikir bahwa itu nama gabungan dari kedua orangtuaku. Percayalah, bukan sama sekali. Dan, jika kalian bertanya mengenai apa arti dari namaku, sejujurnya aku katakan bahwa kalian adalah orang yang kesekiankalinya bertanya mengenai arti namaku.

Baiklah jika kalian penasaran, aku beri tahu arti namaku: Buah Cinta di Bulan Mei. Sederhana kan?

Awalnya nama asliku bukan seperti yang sekarang tersemat di KTP, SIM, Ijazah atau Akta Kelahiran-ku sekarang ini. Aku harus banyak berterimakasih kepada Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiah-ku dahulu, karena Beliau yang menjadikan namaku seunik itu, sehingga aku memiliki nama yang sekali orang mendengarkannya, mereka akan mulai tertarik mengetahui tentang aku. <smile emoticon>

Waktu kecil, teman-temanku bahkan tak tahu nama asliku. Karena aku punya panggilan kecil yang sama sekali berbeda dengan nama panjangku. Bahkan nama kecilku itu selalu tersemat hingga aku SMP. Ketika SMA mulai banyak yang tahu nama asliku. Tetapi tetap saja, jarang sekali ada orang memanggilku Melia. Bahkan ketika kuliah, nama panggilanku berubah jadi Lopek! Ya, tentu saja aku yakin, kalian bisa langsung menebak dari mana aku bisa mendapat panggilan itu.

Jadi, bagaimana orang di balik nama Melia Love Yanti ini?
Aku adalah anak yang masa kecilnya banyak dihabiskan main di sungai, belajar berenang, nekad menyeberangi sungai, mencari kerang air tawar. Anak kecil yang dengan sok beraninya masuk ke dalam hutan hanya untuk mencari buah durian yang jatuh, menghisap bunga-bunga pohon durian yang manis, dan berusaha keras bisa naik pohon duku dan rambutan. Yup, aku bisa dibilang si kecil bandel.

Ketika SMP, aku adalah si tomboy berambut panjang. Rambutku boleh panjang sepinggang, tapi tingkahku sungguh bertolak belakang dari kelihatannya. Di SMP inilah aku pertama kali mengenal Pramuka. Ada kejadian unik kenapa aku bisa kenal dengan Pramuka ini. Jadi, saat itu aku sama sekali tidak punya pengetahuan banyak mengenai Pramuka. Sebab di Madrasah Pramuka bukanlah kegiatan yang aktif dilakukan. Di SMP-ku pun begitu, tapi setidaknya aku tahu lambang Pramuka dari seragam yang selalu aku pakai setiap hari sabtu itu. Ketika SMP ada seleksi keanggotaan Pramuka untuk mengikuti Jambore International Malaka tahun 2004.

Nah, beruntungnya aku terpilih mengikuti seleksi. Walau dengan pengetahuan Pramuka yang pas-pasan dan bahasa Inggris yang seadanya, aku tetap berusaha percaya diri untuk mengikuti seleksi. Ternyata aku berhasil menjadi salah satu anggota Pramuka yang dikirim mengikuti Jambore International Malaka tahun 2004. Sejak itu aku mulai tertarik mengikuti kegiatan Pramuka.

Karena perkenalanku dengan Pramuka ini mengantarkanku untuk pertama kalinya menginjaki kakiku di negeri orang lain.

Apa sangat menakjubkan bagiku? Sangat! Aku si Melia Love Yanti yang berumur 12 tahun bisa menginjakkan kakiku di negeri orang lain? Saat itu aku merasa, aku sedang bermimpi. Untuk remaja dari desa kecil di pelosok Indonesia, aku belum pernah sebelumnya bermimpi bisa menginjakkan kakiku di Negeri orang. Karena begitu senangnya aku mengambil satu batu yang aku simpan untuk dibawa pulang ke Indonesia. Sayangnya, batu itu hilang, untungnya aku masih tetap punya beberapa oleh-oleh yang aku bawa pulang. Sebagai kenangan bahwa diumur sebelia itu aku pernah menginjakan kaki-ku di Negeri orang.

Itulah yang menjadi awalku berani untuk mulai bermimpi lebih tinggi. Akhirnya aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mengunjungi tiga tempat wajib di dunia ini. Pertama, negeri bersalju putih, ke dua negeri bergurun pasir, dan ke tiga negeri berlaut terindah.

Apakah semudah itu menggapai mimpiku? Tentu saja tidak! Bahkan aku belum bisa menggapainya. Walau begitu aku tetap percaya pada ketiga mimpiku itu, dan aku masih tetap berusaha untuk bisa menggapainya.

Apakah aku punya mimpi lain?
Tentu saja!

Suatu hari, ketika aku telah menginjak bangku kuliah, aku pergi ke salah satu toko buku terbesar di Indonesia. Aku sangat suka membaca novel. Novel apa saja, kecuali horor. Ketika berjalan di deretan buku-buku itu, aku berkata “ Suatu hari nanti, buku karyaku pasti juga akan dipajang disini.”

Awalnya aku tidak terlalu memusingkan kata-kata ku ini, bahkan bagiku saat itu sepertinya hal tersebut hanya akan menjadi mimpi. Namun, aku tetap percaya pada mimpiku untuk melihat bukuku sendiri terpajang pada rak buku yang ada di toko buku terbesar di Indonesia itu. Aku pun mulai berusaha mengirimkan tulisanku ke penerbit.

Setahun setelah itu, buku pertamaku terbit. Sayangnya, aku tidak melihatnya pertama kali di toko buku, tapi terpajang di deretan majalah di salah satu minimarket. Oh, aku masih tetap sangat senang melihat buku pertamaku. Bahkan saat itu aku benar-benar tak bisa percaya bahwa nama yang tertera di cover buku itu adalah namaku, iya namaku : Melia Love.

Sejak saat itu, aku mulai rajin ke toko buku, hanya untuk mencari apakah bukuku ada di sana. Sebulan pertama, belum ada. Bulan ke dua, tetap belum ada. Aku sempat kecewa, mungkin memang buku itu tidak didistribusikan ke toko buku.

Pada akhirnya kabar menggembirakan itu datang dari pembaca bukuku, aku sangat senang karena ternyata ada juga yang mau baca buku karyaku. Ternyata buku itu telah terpajang di toko buku yang ada di pulau jawa. Karena begitu antusias ingin melihat bukuku terpajang di rak buku itu, aku sampai nekad ke Jakarta untuk melihatnya. Apa aku menemukannya? Ya! Saat itu aku benar-benar ingin menangis sangking senangnya.

Sejak dulu aku sangat suka menonton ajang pemilihan putri-putri berbakat di salah satu stasiun televisi nasional. Dari situ aku mendapat ide untuk menulis kisah inspirasi, kisah seseorang dalam mengikuti ajang pemilihan seperti yang di stasiun televisi itu. Untuk menulisnya, aku rasa harus terjun langsung merasakan bagaimana rasanya mengikuti ajang pemilihan nasional.

Beruntungnya pada tahun itu diadakannya pemilihan putri muslimah pertama kali di stasiun televisi yang sama. Awalnya aku sama sekali tidak percaya diri, tapi berkat keyakinan bahwa aku hanya ingin mengetahui rasanya, aku pun tetap mengikuti ajang tersebut. Hasilnya? Aku hanya bisa masuk iklan sekali lewat dalam promosi ajang tersebut.

Sungguh, itu pengalaman yang menggelikan, dan membuatku tahu bagaimana rasa berdebar-debar ketika diinterview menghadapi kamera. Dan itu menyenangkan! Malah, membuat ketagihan dan membangkitkan rasa percaya diriku sendiri.

Tahun berikutnya, aku agak ragu untuk mengikuti lagi ajang tersebut. Namun, belajar dari tahun sebelumnya aku mulai lebih banyak mencari tahu tentang Indonesia, berusaha membuka wawasanku lebih jauh sebagai bekalku jika nanti mengikut lagi ajang pemilihan tersebut.

Setelah banyak mencari tahu tentang Indonesia, hasilnya malah membuatku tercengang. Tiga mimpiku sebelumnya, ternyata aku sudah berada di negeri tersebut selama aku hidup. Tidak percaya?

Ternyata Indonesia punya salju putih di Puncak Jaya Wijaya sana, oke ceklist mimpi negeri bersalju putih. Indonesia juga punya Gumuk Pasir yang mirip sekali dengan gurun pasir, lanjut ceklist negeri bergurun pasir. Terakhir, siapa yang tidak mengakui keindahan laut Indonesia? Mimpi ketigaku negeri berlaut terindah pun terwujud!

Saat aku mengetahuinya aku benar-benar bersyukur. Selama ini, sejak awal aku selalu mempercayai mimpi-mimpiku, berusaha sepenuh hati untuk mewujudkannya, dan Allah SWT akhirnya menuntunku menggapainya.

Melia Love Yanti: Arti di Balik Nama Unik Ini

Beri Komentar