Nailah Lymus Pendiri Underwrap Agency (Twitter-@NailahLymus1)
Nailah Lymus. Dialah muslimah New York yang menjadi desainer mode terkemuka. Busana rancangannya sudah wara-wiri di atas catwalk bergengsi dunia. Mulai New York Fashion Week hingga Couture Fashion Week.
Blasteran Afrika-Amerika ini terlahir sebagai seorang muslimah. Kedua orangtuanya menjadi mualaf sebelum dia lahir. Sejak kecil, dia dibina dengan ketat. Sang bunda mendorongnya untuk kreatif, sementara sang ayah memintanya berkonsentrasi pada dunia akademik.
Pendidikan yang ketat itulah yang meracik Lymus tumbuh menjadi gadis kreatif. Sejak kecil perempuan yang kini berusia 30 tahun ini sudah terampil membuat pernak-pernik pakaian.
“ Saya mulai membuat perhiasan saya sendiri saat berusia tujuh tahun dan telah diwawancara oleh koran lokal di Syracuse, New York,” ujar dia seperti dikutip complexdwoman.co.uk.
Lymus terus mengasah keterampilan. Dia pernah menjadi penata rambut, penata busana, desainer aksesoris busana, produser show, hingga perancang busana.
Setapak demi setapak Lymus menggapai sukses di dunia mode. Pada 2004, dia meluncurkan rancangan buasana dengan label Amirah Creations.
Tujuh tahun berselang, rancangan busananya mulai meramaikan New York Fashion Week dan Couture Fashion Week 2011, ajang tahunan bergengsi dunia mode.
Hebatnya lagi, Lymus bukan sekedar perancang busana. Februari 2012 silam, dia meluncurkan agensi model muslim pertama di dunia: Underwraps Agency.
Dia membangun agensi itu setelah bertahun-tahun mengamati dunia model. Di tengah gemerlap dunia model, Lymus justu menemukan banyak kekurangan yang membuatnya prihatin.
“ Saya melihat dan tahu banyak model kehilangan rasa dalam bisnis ini. Tidak merasa nyaman mengekspose tubuh mereka, tidak dihormati, atau dilihat dengan cara tidak menyenangkan,” tutur Lymus dalam wawancara dengan ABC News.
Selain itu, Lymus juga ingin menunjukkan kekuatan dan kreativitas muslimah kepada dunia. Melawan stigma negatif yang selama ini ditujukan kepada kaum muslim.
“ Saya ingin menghancurkan kesalahpahaman dan stereotip terhadap muslimah,” ujar perempuan yang tinggal di Brooklyn itu
Bagi Lymus, menjadi muslimah bukan berarti tak bisa tampil modis. Sebaliknya, menjadi model tak berarti harus mengumbar bagian tubuh yang menjadi aurat muslimah.
Underwraps Agency pun menjadi jembatan. Para muslimah tak harus memupus mimpi masa kecil mereka untuk menjadi model.
" Itu sebabnya saya ingin memulai agensi ini, sehingga Anda tidak perlu melakukan itu. Anda tidak harus kehilangan siapa (identitas) Anda dalam bisnis ini,” kata Lymus.
Setidaknya, Lymus telah merekrut empat model muslimah. Seperti model pada umumnya, muslimah-muslimah itu juga difoto, syuting, dan berlenggak-lenggok di atas catwalk. Dengan busana muslim tentunya. (eko)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN