Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Selama di rumah saja anak-anak tak ke sekolah, banyak orangtua kewalahan menyediakan camilan yang selalu habis dalam waktu sekejap. Mereka selalu meminta makanan atau camilan dan merasa lapar.
Padahal jarak antara makanan utama tak terlalu lama, tapi anak selalu mencari makanan di dapur dan kulkas. Hal ini juga dialami Sahabat Dream? Salah satu kekhawatiran orangtua dari kebiasaan makan terus menerus pada anak yaitu obesitas.
Jika ada perubahan besar dalam nafsu makan anak (naik atau turun), ada baiknya memeriksakan diri ke dokter anak untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Ada beberapa penyebab umum anak selalu minta makan dan merasa lapar, penting untuk diketahui orangtua.
1. Makanan dan camilannya tidak mengenyangkan
Banyak camilan anak dalam kemasan seperti biskuit berbentuk ikan, wafer atau hidangan lain yang kalorinya sudah tak memenuhi kebutuhan anak. Terutama camilan yang
dibuat dengan tepung olahan seperti roti putih dan kue kering. Artinya, setelah memakannya, anak akan dengan cepat kembali lapar.
Anak-anak yang tidak makan buah dan sayuran kaya serat, cenderung cepat lapar. Solusinya adalah memastakan menu hidangannya memenuhi kebutuhan serat dan protein yang cukup sesuai usianya. Untuk camilan, sebaiknya berikan pisang, apel atau keju, yang membuat kenyang dan kaya gizi.
© Dream
Nafsu makan anak berfluktuasi dari tahun ke tahun dan bahkan hari ke hari. Saat anak-anak berada di fase growt spurt atay percepatan pertumbuhan, tiba-tiba ada peningkatan nafsu makan yang mungkin tampak di luar dari kebiasaan.
Hal ini sangat normal. Sering terjadi saat anak di usia 10-17 tahun. Pastikan saja stok makanan di rumah terdiri dari hidangan bergizi. Seperti avokad, pisang, pepaya, keju lembaran atau kacang-kacangan.
© Dream
Hanya di rumah saja, main di luar juga hanya sebentar, tidak ke sekolah, tak boleh liburan, pastinya anak juga merasa bosan. Mereka bisa menyalurkan emosinya yang bosan dan suntuk pada makanan.
" Kadang-kadang untuk seorang anak, 'Saya lapar' berarti saya bosan, kesal, atau hanya ingin makan," kata dr. Maryann Jacobsen, MS, RD, penulis How to Raise A Mindful Eater.
Apa yang harus dilakukan? Mulailah berbicara dengan anak tentang rasa lapar, kenyang, dan pentingnya mendengarkan perut kita. Skala lapar ini mungkin berguna untuk membantu anak menilai rasa laparnya. Jika ternyata dia sebenarnya tidak terlalu lapar, cobalah berbicara dengannya tentang apa yang sebenarnya dia rasakan dan coba bantu dia, entah itu membicarakan masalah atau mencari permainan jika dia bosan.
Sumber: Parents
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari