Shutterstock.com
Dream – Setelah menikah, mungkin sebagian besar suami istri ingin langsung memiliki buah hati. Namun ada juga yang sebaliknya, memilih untuk menunda karena alasan tertentu.
Tidak hanya pada pasangan baru saja, pasangan suami istri yang sudah lama menikah juga cenderung melakukannya. Pasangan ii cenderung lebih ke pada mencegah kehamilan atau memang memutuskan tak ingin memiliki anak lagi.
Banyak cara untuk menunda atau mencegah kehamilan. Apapun caranya, keamanan adalah yang utama dan juga cocok bagi ubuh. Komunikasi antara pasangan juga diperlukan agar tidak terjadi konflik.
Berikut sederet cara yang bisa dilakukan untuk menunda atau mencegah kehamilan.
© shutterstock.com
Cara mencegah kehamilan yang pertama adalah dengan berhubungan suami istri di luar masa ovulasi. Ovulasi merupakan masa saat sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium menuju tuba falopi.
Dilepaskannya sel telur ini dikarenakan sel ini sudah siap untuk dibuahi oleh sperma yang masuk. Dengan pengertian tersebut, berarti bagi yang ingin mencegah kehamilan sebaiknya menunggu masa ovulasi ini selesai.
Kapan masa ovulasi? Lakukan perhitungan kalender mentruasi. Pada umumnya, masa ovulasi terjadi sekitas 12-14 hari setelah menstruasi yang dihitung dari hari pertama menstruasi. Masa ovulasi ini sediri akan bertahan selama 2-5 hari untuk bisa membuahkan hasil berupa janin.
© pixabay.com
Perlu untuk diketahui, coitus interuptus merupakan sebuah cara mencegah kehamilan dengan melakukan ejakulasi di luar rahim. Dengan kata lain, sang suami bisa melakukannya dengan mengeluarkan sperma di luar vagina sang istri.
Hal ini dimaksudkan agar sel sprema tidak bisa bertemu dengan sel telur yang tentu saja bisa menyebabkan kehamilan. Ini merupakan salah satu cara teraman yang bisa kalian lakukan. Namun cara ini kurang efektif.
© pixabay.com
Selain kedua cara yang talah disebutkan sebelumnya, terdapat cara mencegah kehamilan berikutnya yaitu dengan menggunakan pengaman pada saat berhubungan suami istri.
Pada umumnya, pasangan suami istri ini akan menggunakan kondom untuk menghalau bertemunya sel sperma dengan sel telur. Terdapat beberapa jenis dan merek kondom yang ada di pasaram.
Ada kondom untuk pria, ada pula kondom untuk wanita. Salah satu alat kontrasepsi untuk wanita adalah nuvaring. Nuvaring sendiri merupakan alat kontrasepsi berbentuk cincin yang nantinya akan dimasukkan ke dalam vagina. Kegunaan dari alat ini adalah agar bisa menghambat laju sperma menuju indung telur.
© shutterstock.com
Cara mencegah kehamilan selanjutnya adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Hingga saat ini sudah terdapat beberapa jenis kontrasepsi yang bisa digunakan terutama bagi para wanita. Beberapa jenis kontrasepsi tersebut meliputi:
• Pemasangan IUD
IUD atau Intrauterine Device merupakan sebuah potongan plastic atau tembaga yang berbentuk T dimana nantinya akan ditempatkan di dalam rahim. Proses pemasangan ini hanya dilakukan oleh dokter ahli atau bidan ahli. Pemasangan IUD ini akan emmebantu kalian untuk mencegah kehamilan setiap waktu selama waktu yang telah ditentukan.
Namun, sebagian besar dokter akan melakukan proses pemasangan IUD ini jika pasien pernah melakukan proses persalinan. Mengapa demikian? Pemasangan IUD pada rahim akan mengakibatkan pelebaran pada rahim wanita. Pelebaran ini akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada wanita yang memang belum pernah melahirkan.
• Pemasangan Implan
Selain IUD, beberapa wanita memilih untuk melakukan pemasanga Implan. Merupakan sebuah alat batangan fleksibel yang berukuran seperti korek api dimana nantinya akan dimasukkan ke dalam lapisan bawah kulit lengan atas.
Sama seperti IUD, proses pemasangan ini hanya dilakukan oleh para dokter ahli ataupun bidan ahli. Pada umumnya, implan akan bekerja secara efektif selama 3-4 tahun.
Batangan implan tersebut akan membantu untuk melepaskan hormon progestin pada wanita di mana hal ini dapat mengubah struktur lapisan rahim. Tidak hanya rahim saja, hormon tersebut juga mampu untuk mengubah lendir serviks yang bertujuan untuk mempersulit laju sperma menuju sel telur.
© pixabay.com
• Melakukan KB Suntik
Melakukan KB suntik ini bertujuan untuk dapat menambah hormon progestin dalam tubuh wanita melalui suntikan. Pada umumnya, para dokter ataupun bidan akan melakukan penyuntikan di daerah kulit lengan atas atau kulit bokong. Penyuntikan ini juga dilakukan dengan waktu bermacam-macam, namun umumnya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Melakukan KB suntik ini akan membantu untuk menghentikan indung telur dalam melepaskan sel telur baru.
• Mengonsumsi Pil kontrasepsi
Salah satu pil kontrasepsi yang sering digunakan adalah pil dengan kombinasi estrogen serta progestin. Pil harus dikonsumsi setiap hari sesuai dengan ketentuan yang sudah ada di dalam kemasan.
Pil ini ternyata mampu untuk menebalkan dinding rahim wanita serta mempengaruhi lendir serviks. Dengan kondisi tersebut membuat sprema sulit untuk berenang menembus leher rahim serta sulit untuk dapat membuahi sel telur.
Untuk hasil yang lebih efektif aman sebaiknya konsultasikan pada dokter kandungan agar mendapat penjelasan secara detail.
(Sumber: hellosehat dan liputan6)
Advertisement
3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?

Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre

Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti

Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger




Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre