Foto: Pixabay/sasint
DREAM.CO.ID – Tidak sedikit orang tua yang merasa bangga saat anaknya selalu ingin tampil sempurna, mendapatkan nilai tinggi, atau bersikap sangat tertib. Namun di balik sikap tersebut, bisa jadi anak sedang mengalami tekanan internal yang membuatnya tumbuh menjadi perfeksionis.
Perfeksionisme pada anak tidak selalu buruk, tetapi jika berlebihan, dapat menyebabkan stres, kecemasan, bahkan menurunnya kepercayaan diri. Lalu, apa saja yang bisa menyebabkan seorang anak menjadi perfeksionis? Berikut beberapa faktor yang umum terjadi.
1. Tuntutan yang Terlalu Tinggi dari Orang Tua
Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan harapan tinggi seperti harus selalu juara kelas atau tidak boleh membuat kesalahan, berisiko mengembangkan pola pikir perfeksionis. Mereka merasa harus selalu berhasil agar mendapat cinta dan pengakuan dari orang tua.
2. Lingkungan Sekolah yang Kompetitif
Sekolah yang terlalu menekankan pencapaian akademis atau prestasi juga bisa membuat anak merasa harus selalu menjadi yang terbaik. Jika anak merasa nilainya mencerminkan siapa dirinya, maka ia bisa tumbuh dengan rasa takut gagal yang tinggi.
3. Pengaruh Media Sosial dan Lingkungan Sekitar
Anak-anak dan remaja masa kini terpapar banyak " standar kesempurnaan" dari media sosial—baik dari penampilan fisik, gaya hidup, hingga pencapaian. Hal ini dapat menimbulkan tekanan untuk menjadi sempurna, demi mendapatkan penerimaan sosial.
4. Kepribadian Alami Anak
Beberapa anak memang secara alami memiliki sifat yang cenderung teliti, hati-hati, dan bertanggung jawab. Bila tidak dibimbing dengan sehat, sifat ini bisa berkembang menjadi perfeksionisme ekstrem.
5. Kurangnya Rasa Aman Secara Emosional
Anak yang tumbuh dalam suasana tidak stabil—misalnya sering dikritik, dibandingkan, atau jarang diberi pujian—bisa merasa bahwa satu-satunya cara agar ia diterima adalah dengan menjadi sempurna.
Dari sederet penyebabnya tadi, lantas apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua? Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk kesehatan mental anak. Beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi perfeksionisme berlebihan, yakni hargai proses, bukan hanya hasil.
Kemudian ajarkan bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, bangun komunikasi yang terbuka dan penuh empati, jangan membandingkan anak dengan orang lain, dan beri contoh bahwa orang dewasa pun bisa gagal, dan itu tidak apa-apa.
Advertisement
BPS: Pengangguran Capai 7,46 Juta Orang per Agustus 2025

Gajah Kemping, Komunitas Pecinta Traveling dengan Campervan

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York Muslim Pertama

Kereta Khusus Petani dan Pedagang Bakal Diluncurkan November Ini!

Komunitas Gajah Kemping Gelar Indocamperfest 2025 dengan 1.000 Peserta
