Anak Alergi Susu Sapi, Pastikan Konsul Dokter Biar Tumbuh Kembangnya Tak Terhambat

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 26 Juni 2024 07:12
Anak Alergi Susu Sapi, Pastikan Konsul Dokter Biar Tumbuh Kembangnya Tak Terhambat
Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur.

1 dari 14 halaman

Anak Alergi Susu Sapi, Pastikan Konsul Dokter Biar Tumbuh Kembangnya Tak Terhambat

Anak Alergi Susu Sapi, Pastikan Konsul Dokter Biar Tumbuh Kembangnya Tak Terhambat © Gigitan serangga bisa membuat kulit anak menjadi gatal, iritasi, hingga jadi sangat rewel. Shutterstock

2 dari 14 halaman

© Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur. Shutterstock

Dream - Alergi pada anak umumnya muncul di usia awal masa pertumbuhan. Kondisi alergi ini memiliki dampak yang beragam. Bukan hanya gejala umum seperti gatal, diare hingga bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan anak.

3 dari 14 halaman

© Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur. Shutterstock

Penting bagi orangtua mengenali gejala alergi susu pada anak sedini mungkin. Alergi yang paling sering ditemui dan umum terjadi pada 2-3% anak di awal masa pertumbuhan adalah alergi susu sapi (ASS).

4 dari 14 halaman

© Dream

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Hal tersebut bisa berdampak pada kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

5 dari 14 halaman

© Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur. Shutterstock

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), peluang terjadinya ASS pada anak Indonesia berkisar di angka 2-7,5%. Hal ini membuat protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi setelah telur.

6 dari 14 halaman

Faktor Pemicu ASS

Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong terjadinya ASS pada anak. Antara lain faktor genetik dari orang tua, kelahiran caesar, dan asap rokok pasif maupun aktif. Anak dengan kedua orang tua yang memiliki riwayat alergi yang sama, bisa berisiko terkena alergi sebesar 80%.

7 dari 14 halaman

© Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur. Shutterstock

Kelahiran caesar juga bisa meningkatkan risiko terkena alergi akibat terjadinya penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus yang berguna mencegah alergi.
Dampak ASS sangat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

8 dari 14 halaman

© Dream

Dalam jangka pendek, ASS bisa menyebabkan kesulitan makan dan tidur pada anak. Sementara untuk jangka panjang, berat badan anak menjadi tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan. Alergi ini bisa memunculkan dampak lain seperti asma atau eksim di kemudian hari.

9 dari 14 halaman

Perlu dilakukan penanganan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya dampak jangka panjang ASS dan memastikan pertumbuhan serta perkembangan anak tidak terganggu. Gejala ASS pada anak dapat berbeda, tapi yang paling umum meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal, bahkan diare,” ujar dr. Budi Setiabudiawan, Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dalam acara Bicara Gizi bertajuk Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat pada Selasa, 25 Juni 2024.

10 dari 14 halaman

Konsultasi Dokter

Ia menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala tersebut sedini mungkin dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Bila anak memang mengalami alergi susu sapi, sebaiknya hilangkan produk susu sapi dan turunannya dalam minuman dan makanan yang dikonsumsi anak.

11 dari 14 halaman

© Gigitan serangga bisa membuat kulit anak menjadi gatal, iritasi, hingga jadi sangat rewel. Shutterstock

" Cari sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan anak," ujar dr. Budi.

12 dari 14 halaman

Orangtua juga harus cermat membaca label makanan dan memantau pertumbuhan anak secara rutin. Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mengurangi dampak negatif ASS.

“Sebagai seorang ibu dengan anak yang memiliki ASS, saya ingin anak saya tumbuh dan berkembang optimal sesuai usianya. Ketika muncul gejala alergi, saya segera berkonsultasi dengan dokter dan setelah menjalani beberapa tes. Kami rutin berkonsultasi dengan dokter, melakukan manajemen diet yang tepat, dan memastikan anak saya mendapatkan nutrisi yang cukup dan diperlukan untuk tumbuh kembangnya,” kata Bunga Lenanta, ibu dengan anak alergi susu sapi di acara yang sama.

13 dari 14 halaman

© Protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum terjadi pada anak Indonesia, setelah telur. Shutterstock

Bunga juga mengajak para orang tua untuk segera berkonsultasi dengan dokter dan tidak mendiagnosa sendiri alergi pada anak. Hal itu karena alergi makanan merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian khusus dari profesional.

14 dari 14 halaman

Menurut dr. Budi, umumnya anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengatasi alergi atau mengalami remisi seiring bertambahnya usia, biasanya antara usia tiga hingga lima tahun, meskipun alergi susu sapi ini tidak bisa hilang sepenuhnya. Ada juga sebagian anak yang tetap memiliki alergi hingga dewasa.

Laporan: Aykaputri Amalia Rahmani

Beri Komentar