Bacakan Anak Doa Rasulullah untuk Ibnu Abbas Agar Lancar Menuntut Ilmu

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 19 Juli 2023 18:01
Bacakan Anak Doa Rasulullah untuk Ibnu Abbas Agar Lancar Menuntut Ilmu
Penting bagi orangtua untuk terus memotivasi anak dan bacakan doa ini.

Dream - Menuntut ilmu jadi kewajiban setiap muslim dan muslimah, terutama ilmu agama dan yang bermanfaat bagi sesama. Terkadang, dalam proses belajar di sekolah anak mengalami banyak kesulitan.

Bisa karena kesulitan memahami, tak bisa konsentrasi, serta hal lain yang bisa mengganggunya. Penting bagi orangtua untuk terus memotivasi anak dan bacalah doa Rasulullah kepada Ibnu Abbas. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma merupakan sahabat Nabi Muhammad yang cerdas dalam masalah fikih.

Dikutip dari Muslimah.or.id, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memelukku ke dada beliau, dan beliau berkata,

HR. Bukhari no. 3756

Artinya: “ Ya Allah, ajarkanlah hikmah kepadanya.” (HR. Bukhari no. 3756)

 

1 dari 4 halaman

Juga diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas, beliau menceritakan bahwa Rasulullah SAW berada di rumah Maimunah (bibi Ibnu Abbas). Beliau menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah di waktu malam. Maimunah berkata, “ Wahai Rasulullah, yang menyiapkan air wudhu untukmu adalah Ibnu ‘Abbas" . Rasulullah SAW lalu berkata:

HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/328


Artinya: “ Ya Allah, pahamkanlah dia terhadap agama dan ajarkanlah (ilmu) tafsir kepadanya.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/328 dengan sanad yang hasan)

Ibnu Abbas dikenal sebagai sosok anak muda yang cerdas dan unggul. Beliau memiliki pemahaman luar biasa terhadap makna ayat Alquran. Selengkapnya baca di sini.

2 dari 4 halaman

Disebut Gagal Oleh Rasulullah Orangtua yang Suka Ungkit Pemberian untuk Anak

Dream - Memberi nafkah, pendidikan dan segala fasilitas untuk anak merupakan kewajiban orangtua. Anak merupakan titipan dan amanah dari Allah SWT, untuk itu kita pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga sebaik-sebaiknya.

Saat anak beranjak remaja dewasa, seringkali muncul perdebatan dan adu argumen. Dalam situasi seperti ini, pastikan lisan selalu terjaga.

Jangan sampai orangtua mengucap dan mengungkit-ungkit pemberian yang telah kita berikan pada anak. Apalagi sampai menagih dan meminta mereka untuk 'membayarnya' kembali.

Dikutip dari Muslim.or.id, mengungkit-ungkit pemberian merupakana bentuk penyakit dan maksiat lisan (lidah). Seperti tertulis dari surah Albaqarah ayat 264:

Albaqarah ayat 264

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian batalkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti (yang diberi)" .


Dan perbuatan suka mengungkit-ungkit pemberian menunjukkan kurangnya iman orang tersebut. Karena dalam ayat di atas, Allah Ta’ala awali dengan “ Wahai orang-orang yang beriman … “ . Dengan kata lain, tuntutan atau konsekuensi dari keimanan kepada Allah Ta’ala adalah tidak melakukan hal yang demikian itu.

 

3 dari 4 halaman

Dalam Albaqarah ayat 262, Allah SWT juga mengingatkan, dengan tidak mengungkit pemberian maka balasannya adalah pahala.

Albaqarah ayat 262

Artinya: “ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

 

4 dari 4 halaman

Untuk itu hati-hatilah dalam menjaga lisan, terutama di depan anak sendiri. Sebisa mungkin berusahalah untuk ikhlas dalam mengasuh anak karena Allah SWT. Bukan karena imbalan dan berharap anak akan membalasnya. Apalagi sampai mengungkit-ungkitnya karena akan sangat menyakiti.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Abu Dzar

Artinya: “ Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih" .

Abu Dzar berkata lagi, “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sampai tiga kali. Abu Dzar berkata, “ Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

Abu Dzar

Artinya: “ Orang yang melakukan isbal (memanjangkan sarungnya sampai melebihi mata kaki, pent.), orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim no. 106)

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar