Raden Ajeng Kartini
Dream - Hari ini, 21 April 2021, merupakan hari istimewa bagi perempuan Indonesia. Lahir seorang perempuan yang memiliki semangat juang tinggi dan menginspirasi kaum perempuan di Indonesia untuk mengenyam pendidikan tinggi, Raden Ajeng Kartini.
Beliau terkenal dengan pemikirannya yang tajam dan kritis, melalui surat-surat yang dikirimkan kepada sahabatnya lalu dijadikan buku berjudul " Habis Gelap Terbitlah Terang" . Sayangnya, umur RA Kartini tak panjang.
Ia meninggal sangat muda, di usia 25 tahun setelah melahirkan anak pertama dan satu-satunya. RA Kartini mengembuskan napas terakhir empat hari setelah kelahiran anak pertamanya pada 13 September 1904. Diduga, sang priyayi Jawa itu meninggal karena preeklampsia, salah satu komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya.
Apa itu preeklampsia?
Dikutip dari KlikDokter.com, preeklampsia merupakan komplikasi yang ditandai dengan tekanan darah ibu hamil yang mencapai angka 140/90 mmHg. Biasanya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga). Pada beberapa kasus juga bisa terjadi lebih awal.
Komplikasi ini dapat membahayakan organ-organ tubuh lainnya, seperti ginjal dan hati. Preeklampsia juga dianggap sebagai kondisi yang paling sering mendahului eklampsia.
Eklampsia sendiri merupakan kondisi kehamilan yang disertai kejang akibat tekanan darah tinggi. Jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Seperti perkembangan janin yang tidak sempurna, kelahiran prematur, hingga kematian.
© Dream
Preeklampsia harus ditangani segera karena sangat membahayakan nyawa ibu dan janin. Penting bagi ibu hamil melakukan pemeriksaan rutin baik ke bidan maupun ke dokter. Salah satunya pemeriksaan yang tak boleh dilewati adalah pemeriksaan tekanan darah.
Ketahui juga gejala-gejala preeklampsia. Jika mengalami hal-hal berikut, segera konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
Pada preeklampsia ringan, gejala yang bisa dikenali antara lain:
1. Kenaikan tekanan darah mencapai 140mmHg/90 mmHg - ≤160mmHg/110 mmHg
2. Proteinuria. Jika didapatkan adanya protein di dalam pemeriksaan urine
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Preeklampsia berat merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai gejala berikut:
1. Tekanan darah ≥160mm / ≥110mmHg
2. Peningkatan kadar enzim hati
3. Oliguria (400 ml/24 jam)
4. Proteinuria (protein dalam air seni 3g/l)
5. Nyeri ulu hati
6. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
7. Perdarahan di retina (bagian mata)
8. Edema (penimbunan cairan) pada paru
Selengkapnya baca di sini.
© Dream
Dream - Kehamilan membuat payudara mengalami berbagai perubahan fisiologis untuk mempersiapkan menyusui. Kondisinya akan bengkak dan membesar, terkadang muncul rasa sakit.
Nyeri payudara bisa terjadi paling cepat satu hingga dua minggu setelah terjadinya pembuahan. Menurut survei yang dilakukan oleh American Pregnancy Association, 17% ibu melaporkan perubahan pada payudara sebagai gejala awal kehamilan.
" Gejala kehamilan bervariasi, dan tidak semua ibu mengalami nyeri payudara. Terkadang, nyeri payudara juga bisa menjadi tanda dimulainya siklus menstruasi. Karena itu, lakukan tes kehamilan di rumah atau temui dokter untuk memastikan kehamilan," ujar dr. Sangeeta Agrawal, spesialis kebidanan, dikutip dari MomJunction.
Selama awal kehamilan, ibu mungkin mengalami nyeri di satu titik tertentu atau di satu atau kedua payudara. Dalam beberapa kasus, bisa juga mengalami nyeri ringan atau nyeri yang menjalar ke ketiak.
© Dream
Berikut beberapa sensasi nyeri yang muncul pada payudara saat hamil:
- Sensasi kesemutan di payudara
- Nyeri pada satu payudara atau keduanya
- Sensitivitas payudara meningkat, terutama selama kehamilan lanjut
- Nyeri payudara selama kehamilan bisa ringan, menusuk atau tajam
Apa penyebabnya?
" Sekresi beberapa hormon selama kehamilan menyebabkan nyeri dan nyeri pada payudara. Pada trimester pertama, payudara mengalami perubahan karena pelepasan hormon estrogen, progesteron, dan prolaktin," kata dr Sangeeta.
Hormon tersebut menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah dan proliferasi lobulus susu. Perubahan ini dapat meningkatkan sensitivitas dan nyeri payudara.
Lalu pada trimester kedua dan ketiga, nyeri karena peningkatan kadar hormon progesteron, proliferasi lobulus susu menjadi lebih menonjol. Progesteron juga dapat menyebabkan sensasi kesemutan di payudara.
Hal itulah yang membuat payudara terasa nyeri. Jika nyeri semakin hebat atau ada luka di payudara dan tak kunjung mereda, segera konsultasikan dengan dokter.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang