Bisul Muncul di Bekas Imunisasi BCG Anak, Tak Perlu Khawatir

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 14 Februari 2023 09:48
Bisul Muncul di Bekas Imunisasi BCG Anak, Tak Perlu Khawatir
Jenis imunisasi ini bertujuan untuk melindungi anak dari tuberculosis (TB) berat dan radang otak akibat TB.

Dream - Salah satu imunisasi yang sangat penting bagi bayi adalah BCG (Bacillus Calmette-Guerin). BCG merupakan vaksin yang berisi bakteri Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan.

Jenis imunisasi ini bertujuan untuk melindungi anak dari tuberculosis (TB) berat dan radang otak akibat TB. Imunisasi BCG diberikan sebanyak 1 kali kepada bayi baru lahir hingga usia 2 bulan dan memiliki efek samping yang cukup terlihat.

Bukan hanya demam, tapi juga benjolan menyerupai bisul di area sekitar suntikan. Hal ini kerap memicu kekhawatiran para orangtua, tapi menurut dr. Dyah Novita Anggraini, munculnya benjolan atau bisul setelah vaksin BCG termasuk normal.

" Munculnya bisul setelah suntikan BCG adalah respons alami tubuh untuk membentuk sistem kekebalan terhadap vaksin. Setelah penyuntikan, kerap muncul efek samping yaitu bisul atau luka bernanah di daerah bekas suntik imunisasi BCG," ujarnya, dikutip dari KlikDokter.

 

1 dari 5 halaman

Jarak 2-6 minggu setelah disuntik, bintik kecil di sekitar area imunisasi akan muncul. Lama-kelamaan, bintik tersebut akan berubah menjadi lepuh atau bisul. Bila reaksi bisul muncul kurang dari seminggu setelah vaksin, kemungkinan besar si kecil telah terpapar virus TB dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Bisul dapat membesar dan berubah menjadi koreng dan berkerak selama 2-4 bulan. Secara perlahan, nantinya akan sembuh dan menimbulkan jaringan parut. Imunisasi BCG juga dapat menimbulkan efek samping lain seperti demam, sakit kepala, rasa nyeri di area suntikan, hingga pembengkakan kelenjar di bawah ketiak.

2 dari 5 halaman

Rawat Bisul Setelah Suntik BCG

Adanya bisul di bekas suntikan BCG bukan tanda bahaya. Biar tak jadi infeksi, dibutuhkan perawatan dengan hati-hati. Biarkan luka bisul terbuka tapi tetap bersih, karena udara dapat membantu menyembuhkannya.

Berikut beberapa cara merawat bisul yang muncul setelah imunisasi BCG:
- Jaga bisul agar tidak pecah, biarkan area bisul tetap bersih dan kering
- Apabila bisul pecah, segera bersihkan dengan kain kasa steril untuk menutup luka
- Jangan menggaruk bisul
- Jangan mengoleskan salep antibiotik atau produk antiseptik ke area luka
- Hindari memberikan minyak atau obat herbal
- Jangan menempelkan plester di atas bisul
- Jangan menggosok atau memijat bisul
- Bila terjadi bengkak parah dan disertai demam tinggi atau cairan nanah yang banyak, segera hubungi dokter

Selengkapnya baca di sini.

3 dari 5 halaman

Terkuak! Pemicu Utama Orangtua Tak Mau Vaksin Anaknya

Dream - Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan wabah penyakit yang mengintai anak-anak, yakni difteri. Sungguh disayangkan bahwa penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan
vaksinasi.

Anda mungkin pernah mendengar istilah antivaksin. Mayoritas orangtua melakukan vaksinasi dengan lengkap dan terjadwal. Namun ada yang berpendapat vaksinasi justru sebenarnya
merupakan racun yang malah bisa mendatangkan penyakit di kemudian hari dan bisa membahayakan anak-anak.

Anggapan lainnya adalah setiap penyakit ada obatnya, dan vaksinasi dianggap hanya sebagai cara 'berjualan obat' saja. Ada sederet alasan orangtua yang menolak vaksin. Untuk mengetahui secara detail apa yang membuat seseorang menolak vaksin sebuah penelitian pun dilakukan.

 

4 dari 5 halaman

Penelitian dilaksanakan oleh riset kesehatan publik di Universitas Emory, Amerika Serikat. Ada beberapa fakta penting di balik alasan seseorang sangat anti terhadap vaksin. Studi yang
diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior ini dilandasi oleh Teori Fondasi Moral yang menyebutkan bahwa manusia membuat keputusan berdasarkan lima landasan nilai, yakni
care/harm, fairness, loyalty, authority dan purity.

" Selera manusia dipicu oleh stimuli yang berbeda dan seseorang memiliki sensitifitas ke berbagai rasa yang berbeda. Beberapa orang dapat menghargai salah satu nilai secara lebih tinggi dibanding nilai yang lainnya," kata Saad B. Omer, MBBS, seorang profesor kesehatan global dari Universitas Emory.

 

5 dari 5 halaman

Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang memilih vaksin, sangat berpegang teguh pada nilai care (kepedulian) dan fairness (keadilan). Mereka sangat percaya bahwa vaksinasi dapat melindungi anak mereka.

Sementara orangtua yang antivaksin menjunjung tinggi nilai purity (kesucian) dan liberty (kebebasan). Mereka berpendapat bahwa vaksin mengandung racun yang dapat mencemari sifat alami tubuh. Mereka juga mengutamakan kebebasan sehingga tidak suka apabila diatur oleh golongan lain.

" Yang harus dilakukan adalah menghilangkan kesalahpahaman akan vaksin. Sosialisasi vaksin sebaiknya dilakukan dengan turut melibatkan setiap nilai agar semua orang dapat menerima pesan yang disampaikan," ungkap Saad.

Penting untuk melakukan edukasi dan advokasi kesehatan pada masyarakat secara terus-menerus tentang dampak vaksin. Baik itu efek positifnya maupun efek sampingnya seperti demam dan nyeri di tempat penyuntikan.

" Bisa dengan mengatakan bahwa vaksinasi pada bayi adalah memang keputusan yang sesuai dengan hak orangtua untuk melindungi bayi. Bisa juga menekankan kalau vaksin didasarkan
pada fenomena fisiologis tubuh. Merupakan produk alami dalam arti bahwa cara kerjanya adalah memanfaatkan sistem kekebalan tubuh sendiri," ungkap Saad.

Menurutnya harus dicari cara yang efektif agar informasi yang didapat masyarakat sampai dengan tepat dengan melibatkan kelima aspek di atas. Penyampaian informasi juga dibuat
sesederhana mungkin agar bisa dimengerti oleh semua kalangan.

Laporan Annisa Mutiara

 

Sumber: Parents

 

Beri Komentar