Ibu Hamil/ Foto: Shutterstock
Dream - Kasus asma pada anak termasuk yang seringkali membuat orangtua panik. Saat serangan asma terjadi anak jadi sangat sesak, kesulitan bernapas, bahkan wajahnya kadang sampai membiru.
Menurut dr. Yuni Astria, spesialis anak di Instagramnya @dryunianak, asma merupakan penyakit kronis yang umum ditemukan pada anak, ditandai dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Berdasarkan Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018, penyakit asma di Indonesia ditemukan lebih dari 6 juta kasus.
" Hampir dari separuhnya pernah dirawat ke UGD setiap tahun akibat serangan asma," ungkap dr Yuni.
Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat seorang anak lebih berisiko terkena asma. Apa saja?
1. Riwayat keluarga
Anak berisiko 3-6 kali lipat lebih tinggi mengalami asma jika orangtuanya juga asma
2. Lahir dengan berat rendah
Bayi yang lahir prematur atau beratnya di bawah normal, juga sangat berisiko mengalami asma di kemudian hari. Termasuk, yang terpapar virus pernapasan di awal kehidupan
3. Kondisi lingkungan
Gaya hidup orangtua dan kondisi lingkungan juga akan sangat mempengaruhi kesehatan janin. Seperti paparan asap rokok, kurangnya aktivitas fisik, rumah tidak bersih dan obesitas yang dialami orangtua bisa meningkatkan risiko asma pada janin.
Bagi Sahabat Dream yang sedang hamil, penting untuk mengetahui cara mengurangi risiko anak terkena asma. Dokter Yuni menyarankan lima hal ini.
1. Jaga kebersihan rumah
Hindari paparan asap rokok secara langsung dan juga jejak yang tertinggal di pakaian, atau barang. Rutin ganti seprai, bersihkan AC, sedot debu rumah tiap minggu.
2. Rutin kontrol kehamilan
Lakukan kontrol minimal 1 kali dalam satu bulan. Memeriksan janin secara rutin bisa membantu deteksi dini komplikasi kehamilan, yang salah satunya dampaknya memicu asma.
Obesitas pada ibu yang sedang hamil bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, termasuk asma. Pasalnya, obesitas erat hubungannya dengan pembentukan mengubah sistem kekebalan tubuh janin.
4. Ibu dengan riwayat asma, hindari pencetus
Pada ibu yang masih sering mengalami serangan asma, dapatkan kortikosteroid inhalasi (ICS) sejak dini dan memastikan asma terkontrol dengan hindari pencetus. Misalnya, hindari makanan dan minuam dengan pengawet, bulu binatang, tungau debu, udara dingin
5. Rutin konsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter
Untuk ibu hamil, penting untuk mengonsumsi rutin vitamin D, dengan dosis 400 IU per hari atau lebih sesuai dengan pemeriksaan dokter. Termasuk juga probiotik dan omega 3. saat konsultasi, mintalah dosis yang tepat.
Dream - Kehamilan identik dengan kenaikan berat badan. Tubuh ibu memang jadi tempat perkembangan bayi di mana ada janin di dalamnya, plasenta, ketuban, dan darah. Hal tersebut membuat berat badan ibu bertambah cukup banyak.
Pada beberapa kondisi, ada ibu yang justru mengalami sebaliknya, mengalami penurunan berat badan. Dikutip dari KlikDokter.com, penyebab berat badan turun saat hamil cukup beragam.
Mulai dari kondisi yang tidak berbahaya hingga penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Berikut beberapa pemicunya.
1. Morning Sickness
Menurut dr. Atika dari KlikDokter, salah satu kondisi yang bisa menyebabkan berat badan ibu hamil turun adalah morning sickness. Merupakan kondisi ketika ibu hamil merasakan mual dan muntah selama masa kehamilan.
Memang sering disebut sebagai morning sickness, mual dan muntah bisa dialami bumil sepanjang waktu, baik pagi, siang, sore, atau malam hari.
“ Keluhan morning sickness yang begitu berat dapat mengganggu asupan makanan ibu hamil sehingga berat badan turun,” ujar dr. Atika.
Morning sickness umumnya terjadi pada trimester pertama atau tiga bulan awal masa kehamilan. Biasanya ditandai dengan gejala berupa kelelahan, berkurangnya nafsu makan, sensitif pada bau dan muntah
Kondisi tersebut memang berpotensi membuat berat badan ibu hamil turun. Penurunan berat badan akibat morning sickness lumrah terjadi. Selain itu, berat badan yang berkurang tidak terlalu banyak.
Berikutnya, kondisi kesehatan yang bisa menurunkan berat badan ibu hamil adalah hiperemesis gravidarum. Berdasarkan Stanford Children’s Health, hiperemesis gravidarum sebenarnya tidak jauh berbeda dengan morning sickness yang menyebabkan ibu hamil mual dan muntah.
Hanya saja, ibu hamil dengan kondisi hiperemesis gravidarum mengalami mual dan muntah yang parah dan berlangsung sepanjang hari. Hal ini tidak hanya menyebabkan ibu hamil kehilangan sejumlah besar berat badan, tetapi juga mengalami dehidrasi.
Menurut Cleveland Clinic, hiperemesis gravidarum diduga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon HCG atau human chorionic gonadotropin dan estrogen. Biasanya, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sedang mengandung anak kembar.
Berat badan ibu hamil juga bisa mengalami penurunan akibat perubahan pola makan. Biasanya perubahan pola makan dilakukan bumil yang ingin menjalani kehamilan sehat, khususnya wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas.
Menurut Royal College of Obstetricians & Gynecologists, kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil meningkatkan risiko ibu hamil dan bayi dalam kandungan mengalami komplikasi kesehatan.
Ibu hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas yang menerapkan pola makan sehat berpotensi mengalami penurunan berat badan. Penyebab berat badan turun pada ibu hamil yang satu ini tidak berbahaya.
Ada kalanya penurunan berat badan ibu hamil disebabkan oleh kondisi kesehatan lain. Seperti, gangguan autoimun, kanker, gangguan makan, ketidakseimbangan endokrin, infeksi, masalah psikiatri, kelainan sarah atau keluhan medis lainnya. Dalam kondisi ini penting untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika berat badan terus menurun.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Kisah Sukses Penyintas Kanker Bangun Kedai Burger, Cuma Jual 30 Porsi tapi Selalu Laris
Donald Trump Tebar Pujian Lagi ke Presiden Prabowo Subianto: 'Sosok Luar Biasa dari Indonesia'
Intip Gaji Pramugari di Indonesia, Penasaran?
7 Pantai Dekat Jakarta yang Cocok untuk Pelepas Penat
Saatnya Gen Z untuk Shine & Unstoppable di Yamaha Youth Community Got Talent 2025
Energi Baru dari #TwistLickDance, Kolaborasi Penuh Warna antara OREO dan BABYMONSTER
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
Kisah Sukses Penyintas Kanker Bangun Kedai Burger, Cuma Jual 30 Porsi tapi Selalu Laris
Insiden Mic Bocor Prabowo Subianto dan Donald Trump, Obrolan Terekam Tanpa Disadari