Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Penerapan sekolah di rumah sudah berjalan nyaris sekitar 6 minggu. Sejumlah penyesuaian harus dilakukan dengan berbagai cara, karena anak-anak tetap harus dipenuhi haknya mendapat pendidikan.
Sekolah negeri maupun swasta menerapkan sekolah jarak jauh secara online. Baik menggunakan Google Class Room maupun Zoom. Untuk mengetahui apa yang dirasakan para anak, baik masalah maupun yang mereka inginkan selama sekolah di rumah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei.
Dikutip dari akun Instagram resmi KPAI, survei dilakukan pada 1.700 siswa. Mereka diminta pendapatnya terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pengaduan kerap diterima KPAI sejak PJJ diterapkan, total ada 246 pengaduan.
Rupanya, pengaduan terbanyak berasal dari para siswa di tingkat SMA dan SMK. Sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 77% mengeluhkan menumpuknya tugas selama belajar dari rumah. Hal ini karena semua guru memberikan beban tugas yang cukup banyak.
Keluhan lainnya yang muncul adalah sebanyak 37,1%, yaitu batas waktu pengerjaan yang singkat sehingga para murid kelelahan sampai kurang istirahat. Sementara sebanyak 42,2% murid mengeluhkan tak memiliki kuota internet yang cukup.
Setelah melihat penerapan PJJ, serta mendengarkan keluhan para murid, KPAI kemudian memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan. Rekomendasi pertama adalah perlunya dibuat kurikulum darurat Covid-19.
Kedua yaitu mempertimbangkan kondisi anak dan keluarganya dalam pelaksanaan PJJ dan ujian online. Ketiga, penilaian bukan hanay berdasarkan kognitif saja tapi afektif dan berbasis pendidikan karakter. Selengkapnya baca di sini.
Dream - Awal penerapan kebijakan sekolah dari rumah memang terasa agak memusingkan orangtua. Terutama bagi orangtua bekerja yang juga harus memenuhi kewajibannya dan tak bisa mendampingi proses belajar dengan maksimal.
Tugas dan target yang cukup banyak dari sekolah, kerap membuat anak kewalahan. Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, yang penuh ketidakpastian, penting untuk menurunkan standar agar kondisi mental anak tidak menurun.
" Anak adalah pembelajar natural, mereka bisa belajar dari banyak hal bukan hanya dari sekolah. Saat tugasnya tak selesai, pencapaiannya tak seperti biasa, semangatnya menurun, itu adalah hal normal," kata Emma Homerlein, kepala sekolah SMP International School of Florence di Italia, dikutip dari Motherly.
Homerlein mengatakan dia tidak terlalu khawatir dengan kondisi anak-anak yang tertinggal materi pelajaran. Justru ia lebih menekankan pada kesehatan mental anak dan orangtua yang berusaha tetap hidup normal dalam situasi pandemi.
" Seluruh dunia akan berada dalam situasi yang sama. Ada semua jenis pembelajaran yang berbeda, dan berada di rumah adalah salah satunya. Ini dapat membantu kita melihat pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda. Ini bisa menjadi peluang bagi setiap lembaga pendidikan untuk memikirkan kembali proses pembelajaran," kata Homerlein.
Jadi apa yang dapat orangtua lakukan untuk membantu memfasilitasi pembelajaran anak Anda di rumah? Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan.
Fokus pada kesehatan emosi anak dan orangtua
Kesehatan emosional adalah fondasi yang perlu dipelajari semua anak. Ketika mereka kesal atau stres, fungsi otak mereka tidak optimal, dan mereka akan berjuang untuk memproses bahasa, mempertahankan informasi dan berpikir dengan cara yang rasional dan masuk akal.
Saat ini kita hidup di masa-masa yang sangat menegangkan, dan fokus utama kita saat ini adalah menjaga diri kita sendiri dan keluarga kita. Caranya bisa dengan latihan meditasi, membuat waktu obrolan, membuat momen khusus bermain dan bersantai. Pastikan seluruh anggota keluarga merasa tenang, saling menguatkan dan aman saat di rumah.
Kita sebenarnya tidak harus menetapkan kurikulum, terutama untuk jangka waktu terbatas seperti ini. Sebaliknya, ikuti dan fasilitasi minat anak dan apa yang membuat mereka senang. Ini tidak hanya akan membantu kesehatan mental mereka, tetapi juga akan memungkinkan pembelajaran terjadi secara alami.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal