Imam Hasan Al Basri Gambarkan Besarnya Pahala Bahagiakan Ibu

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 31 Desember 2022 18:00
Imam Hasan Al Basri Gambarkan Besarnya Pahala Bahagiakan Ibu
Setiap muslim berkewajiban untuk memuliakan ibunda.

Dream - Salah satu hadis Nabi Muhammad SAW soal keistimewaan ibu adalah kewajiban untuk menghormatinya dengan baik, sampai menyebutnya tiga kali. Setiap muslim berkewajiban untuk memuliakan ibunda.

Sebisa mungkin sebagai orangtua, kita mencontohkan anak-anak kita untuk bersikap baik dengan ibu, saat beliau masih hidup. Anak pun bisa melihat dan meneladani orangtuanya, yang bersikap baik dengan kakek neneknya.

Satu hal yang harus diingat, pahala yang disiapkan Allah untuk seorang anak yang membahagiakan ibunya adalah sangat istimewa. Dikutip dari BincangMuslimah.com, dalam kitab Athayib Al Jana dikisahkan:

kitab Athayib Al Jana

Hisyam bertanya kepada Hasan Al Bashri, “ aku sedang belajar al Qur’an, sedang ibuku sedang menungguku untuk makan malam. (apakah aku harus berhenti atau meneruskannya?)”, beliau menjawab “ makan malamlah bersama ibumu. Sesungguhnya membahagiakan hati ibumu itu lebih utama daripada haji yang sunnah”.

1 dari 4 halaman

Ungkapan “ membahagiakan ibu itu lebih utama dari ibadah haji yang sunah” menunjukkan istimewanya balasan yang diberikan Allah kepada sosok anak yang mau dan bisa membahagiakan ibunya. Menurut Imam Hasan al-Bashri dalam keterangan di atas dikisahkan bahwa dalam kondisi sedang belajar Alquran pun, seorang anak lebih dianjurkan untuk menemani ibu makan malam.

Artinya, dengan menemani ibu makan malam, ibu akan menjadi bahagia. Hal tersebut jadi kebaikan yang utama. Sebisa mungkin dalam keadaan apapun, buatlah hati ibu menjadi tenang dan bahagia, karena mengikuti nasihat Rasulullah dan juga dijanjikan keistimewaan oleh Allah SWT.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

2 dari 4 halaman

Rasulullah Contohkan Cara Paling Tepat untuk Nasihati Anak

Dream - Adab dan akhlak merupakan dasar penting yang harus diajarkan orangtua pada anak-anaknya. Seperti kita tahu, anak tak luput dari kesalahan dan belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk secara patut.

Untuk itu orangtua harus senantiasa mengingatkan dengan nasihat. Dalam menyampaikan teguran atau nasihat, Nabi Muhammad SAW, memberi contoh yang sangat baik yaitu dengan menghormati dan menyayangi anak.

Rasulullah Contohkan Cara Paling Tepat untuk Nasihati Anak

Diriwayatkan dari Ummi Khalid binti Khalid bin Sa’id, ia berkata, “ Aku mendatangi Rasulullah SAW yang bersama ayahku. Aku mengenakan baju berwarna kuning. Rasulullah SAW bersabda, ‘Sanah, sanah.’ (bahasa Habsyi, artinya hasanah: bagus). Lalu aku beringsut ke depan, bermain-main dengan kancing Rasulullah SAW, dan ayahku mencegahku. Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Biarkanlah ia.’” (HR. Bukhari)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan betapa bijaksana dan tawadhu’ sikap Rasulullah. Beliau tidak marah apalagi membentak Ummi Khalid yang tengah bermain-main dengan kancing beliau.

Rasulullah SAW telah memerintahkan kita sebagai umat muslim untuk selalu bersikap lemah lembut, bahkan jika seseorang melakukan kesalahan. Sebagaimana hadis riwayat dari Aisyah:

“ Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Lembut dan mencintai kelemahlembutan. Allah SWT memberikan kepada orang yang penuh kelembutan sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang kejam.” (HR. Muslim)

 

3 dari 4 halaman

Nasihati di Waktu Ini

Dikutip dari DalamIslam.com, ada waktu yang tepat untuk menasihati anak. Dalam buku Cara Nabi Mendidik Anak oleh Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid, disebutkan bahwa ada tiga waktu yang tepat untuk menasihati anak, yakni:

Saat berjalan-jalan
Rasulullah SAW disebutkan pernah mengajak anak kecil ke sebuah tempat rahasia secara sembunyi-sembunyi untuk memberikan nasihat. Salah satu yang mengalami hal ini adalah Abdullah bin Ja’far, dan tertuang dalam hadis:

“ Pada suatu hari Rasulullah SAW pernah memboncengku. Beliau mengatakan sesuatu kepadaku dengan berbisik. Perkataan beliau itu tidak pernah kuceritakan kepada siapapun" . (HR. Muslim)

Contoh lain ketika Nabi Muhammad SAW tengah menaiki seekor baghal dengan Ibnu Abbas. Baghal itu sendiri dihadiahkan oleh Kisra. Ibnu Abbas duduk membonceng di belakang. Beberapa saat dalam perjalanan, Nabi Muhammad menoleh ke belakang, ke arah Ibnu Abbas. Beliau pun bersabda:

“ Wahai anak muda!”
“ Saya ya, Rasulullah,” jawab Ibnu Abbas.
“ Jagalah Allah, kamu pasti akan dijagaNya!” (HR. Tirmidzi)

 

4 dari 4 halaman

Saat Makan dan Saat Sakit

Saat Makan
Saat makan adalah saat yang tepat bagi orangtua untuk memberi nasihat kepada anak. Itulah mengapa saat anak makan, orangtua sebaiknya mendampingi anak. Hal yang sama juga dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau selalu ada saat anak makan. Mendampingi anak sekaligus memperhatikan segala tindakan mereka. Apabila anak melakukan kesalahan, Nabi Muhammad SAW langsung meluruskan dengan kalimat lemah lembut. Hal ini juga dikatakan oleh Umar bin Salamah ra dalam hadis, yakni:

“ Ketika masih anak-anak, aku pernah dipangku Rasulullah SAW. Tanganku melayang ke arah sebuah nampan berisi makanan. Rasulullah SAW berkata padaku, “ Nak, bacalah Basmalah, lalu makanlah dengan tangan kanan, dan ambillah makanan yang terdekat denganmu!” Maka seperti itulah cara makanku seterusnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Itu artinya, Nabi Muhammad SAW selalu mengajak anak-anak untuk makan dekat dengan beliau dengan ajakan yang lemah lembut. Setelah itu, barulah beliau membimbing mereka tentang cara makan yang baik.

Saat Anak Sakit
Saat anak sakit adalah salah satu waktu yang tepat untuk memberi nasihat kepada anak, sebab pada kondisi itu biasanya hati anak akan menjadi lebih lembut, sehingga ia mau mendengar nasihat dari orangtua dan mulai menyadari kesalahannya.

Suatu waktu Nabi Muhammad SAW menjenguk seorang anak Yahudi yang tegah sakit. Biasanya, anak itu selalu melayani Nabi. Saat Nabi Muhammad SAW datang ke rumah anak tersebut dan duduk di samping kepalanya, Nabi pun bersabda,

“ Islamlah!”
Anak itu memandang ke arah ayahnya yang saat itu juga dekat dengannya.
“ Ikutilah Abul Qasim (Nabi Muhammad SAW),” ujar ayahnya.
Anak itu pun akhirnya menyatakan keislamannya. Maka Nabi Muhammad SAW ke luar sambil bersabda, “ Alhamdulillah. Allah telah menyelamatkannya dari api neraka.” (HR. Bukhari dari Anas)

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More