Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Konsumsi Pil KB dan Hamil

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 1 Juli 2021 08:03
Ini yang Terjadi Pada Tubuh Saat Konsumsi Pil KB dan Hamil
Melewatkan pil dalam tujuh hari pertama dapat memicu ovulasi.

Dream - Kehamilan yang tak direncanakan kerap membuat kita dan pasangan merasa kaget. Usaha untuk mengontrol kehamilan dengan mengonsumsi pil kontrasepsi/ pil KB memang tak seratus persen.

Banyak kasus 'bobol' padahal ibu sudah mengonsumsi pil KB secara teratur. Tingkat kegagalan proteksi dari pil KB untuk mencegah kehamilan sekitar 8 persen.

" Baik pil kombinasi atau pil progestin saja memiliki tingkat kegagalan delapan persen dengan penggunaan yang khas. Alasan utama kegagalan? Tidak mengonsumsinya secara konsisten," ujar Amanda Black, seorang profesor kebidanan dan ginekologi di The Univeristy of Ottawa, dikutip dari Todays Parent.

Bagi mereka yang menggunakan pil kombinasi, sangat penting untuk meminumnya setiap hari selama minggu pertama. Jika melewatkan satu pil saja, mungkin tidak ada cukup estrogen untuk mencegah ovulasi, dan risiko hamil tetap tinggi.

Melewatkan pil dalam tujuh hari pertama dapat memicu ovulasi. Bahkan hanya terlambat lebih dari tiga jam saja mengonsumsinya, risiko kehamilan bisa terjadi. Pil KB juga bisa gagal bekerja jika ibu mengalami muntah atau diare.

" Tubuh tidak punya waktu cukup untuk menyerap ke dalam sistem tapi sudah keluar lewat muntah dan feses," kata Black.

 

1 dari 5 halaman

Berbahayakah?

Berbahayakah? © Dream

Orang yang menggunakan pil KB kombinasi lalu hamil bisa mengalami apa yang disebut withdrawal bleed. Ketika tubuh meniru proses menstruasi karena penurunan hormon pada akhir siklus. Pil juga bisa menutupi tanda kehamilan yang paling mudah diperhatikan yaitu telat haid.

“ Beberapa wanita yang memakai pil KB akan terus mengalami pendarahan secara teratur, tetapi wanita lain mungkin mengalami pendarahan yang sangat sedikit. Tanda pertama hamil biasanya payudara, mual, perubahan lingkar perut atau kelelahan," ujar Black.

Jika curiga hamil padahal mengonsumsi pil KB adalah melakukan tes kehamilan di rumah. Jika tesnya positif, segera hentikan minum pil. Tak perlu panik dengan kondisi janin.

" Hormon dalam pil yang dikonsumsi tidak akan membahayakan janin, untuk lebih mengetahui detail kondisi ibu dan janin segera lakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan," ungkap Black.

2 dari 5 halaman

Jaga Kontrasepsi Tetap Efektif Selama Pandemi Covid-19

Jaga Kontrasepsi Tetap Efektif Selama Pandemi Covid-19 © Dream

Dream - Perencanaan kehamilan idealnya dilakukan secara matang dan penuh pertimbangan. Bukan hanya alasan kesehatan tapi juga psikis, ekonomi dan kondisi lingkungan. Kontrasepsi dalam bentuk apapun bisa membantu pasangan untuk membuat perencanaan kehamilan dengan baik.

Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, apalagi karantina di rumah selama hampir 3 bulan, banyak pasangan yang mengalami 'kebobolan'. Hal ini memang sulit dihindari karena seharian bersama pasangan di rumah saja.

Sebenarnya ada trik untuk membuat kontrasepsi berjalan dengan baik. Bagaimana caranya? Simak trik dari DKT Indonesia.

1. Gunakan kontrasepsi yang paling mudah didapat
Di saat seperti ini, kontrasepsi sangat dibutuhkan seiring meningkatnya kebutuhan kedekatan pasangan suami istri. Pemerintah sudah mengeluarkan imbauan agar pasutri dapat menggunakan metode kontrasepsi modern untuk mencegah kehamilan di masa Pandemi COVID-19 ini.

Hal ini karena perempuan yang mengalami kehamilan memiliki sistem imun yang rentan, sehingga bisa menambah potensi penularan COVID-19 bagi diri sendiri dan orang lain, serta untuk mengatasi ketidak-pastian ekonomi yang berpengaruh terhadap perencanaan keluarga.

Banyak jenis kontrasepsi yang bisa digunakan. Jika biasanya harus suntik atau menggunakan IUD ke dokter atau bidan, untuk sementara bisa gunakan kondom atau pil yang mudah didapat.

 

 

3 dari 5 halaman

2. Lakukan telemedicine

2. Lakukan telemedicine © Dream

Bila memang membutuhkan rekomendasi dan konsultasi seputar kontrasepsi dan kesehatan reproduksi, jangan segan untuk melakukannya secara online. Seperti DKT Indonesia yang membuka layanan konsultasi online dengan tenaga Kesehatan bidan dan juga dokter, melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB.

Konsultasi akan membuat pasangan bisa memilih kontrasepsi yang tepat dan nyaman baik untuk suami dan istri. Bisa juga memanfaatkan layanan medis online di aplikasi.

 

4 dari 5 halaman

3. Manfaatkan Postpil jika terlanjur

3. Manfaatkan Postpil jika terlanjur © Dream

Apabila sudah terlanjur melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan alat kontrasepsi, bisa menggunakan Postpil atau Kontrasepsi Darurat paling lama 120 jam atau 5 hari setelah melakukan hubungan seksual. Istri bisa mendapatkan Postpil di apotek terdekat dengan menyertakan resep dokter terlebih dahulu.

5 dari 5 halaman

Pemakai Kontrasepsi Spiral Wajib Periksa Rutin, Ini Alasannya

Pemakai Kontrasepsi Spiral Wajib Periksa Rutin, Ini Alasannya © Dream

Dream - Penggunaan alat kontrasepsi Intrauterine Device (IUD) atau lebih dikenal dengan spiral, jadi pilihan banyak perempuan terutama bagi ibu yang masih menyusui. Alat kontrasepsi ini pasalnya tak akan mempengaruhi hormon yang bisa menurunkan produksi ASI.

Tak seperti alat kontrasepsi hormon, seperti suntik, pil atau patch. Penggunaanya cukup sekali saja dan tak perlu berulang. Presentase kegagalannya juga kecil, tapi ada syaratnya. Ibu yang memakai IUD atau spiral wajib kontrol secara rutin.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Boy Abidin, tidak sedikit dari pemakai IUD yang kebobolan atau hamil. Hal ini karena kondisi rahim berubah.

" Ukuran IUD atau spiral memang dibuat berdasarkan rata-rata rahim, jadi kan ukurannya sama untuk semua wanita. Sedangkan ukuran rahim wanita berbeda. Jadi kalau dipasang di rahim yang cukup besar, bisa jadi IUD nya kurang efektif," ujar Boy.

Selain itu, spiral yang bergeser juga dapat menyebabkan kehamilan. Spiral yang bergeser ini bisa diakibatkan karena haid yang menggumpal dan berlebih.

" Kalau ada haid yang bergumpal atau deras, ya itu ikut aliran darah haid. Pada saat haid kan rahim ada gerakan kontraksi untuk mengeluarkan darah haid, nah itu juga biasanya ikut terbawa gerakan itu," ujar Boy.

Banyak juga perempuan yang memakai spiral tidak menyadari bahwa alat kontrasepsinya terlepas. Oleh karena itu, perhatikan kondisi spiral saat haid.

Boy mengingatkan, bagi ibu yang menggunakan spiral, pemeriksaan rutin adalah hal wajib. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan enam bulan atau setahun sekali. Ini dilakukan untuk melihat posisi IUD apakah masih efektif.

" IUD kan sekarang bentuknya huruf T ya, jadi meskipun dia lompat-lompat, jungkir balik, dan segala macem sih sebenernya dia gak akan bergeser," ungkapnya.

Laporan: Keisha Ritzska Salsabila

 

 

 

Beri Komentar