Ilustrasi
Dream - Kehamilan tak selalu terjadi dengan lancar, dalam beberapa kasus embrio yang berkembang bukan menempel di rahim, tapi di tempat lain. Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik, dikutip dari KlikDokter,merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Kondisi ini paling sering terjadi di daerah saluran telur hingga persentasi terjadinya menyentuh angka 98%. Meskipun demikian, kehamilan ektopik juga dapat terjadi di indung telur, rongga perut, atau leher rahim.
Sebuah kasus langka terjadi di Amerika Serikat. Kehamilan ektopik malah terjadi di liver. Kasus ini dijelaskan oleh dr Michael Narvey, seorang dokter anak di akun TikToknya @nicu_musings.
" Seorang wanita berusia 33 tahun datang dengan riwayat perdarahan menstruasi selama 14 hari dan 49 hari sejak periode menstruasi terakhirnya. Apa yang mereka temukan di liver, adalah ini," katanya, menunjuk pada USG di mana terlihat janin bergerak.
" Dia mengalami kehamilan ektopik di hatinya," ungkap dr. Michael.
Menurutnya, ia dan rekan dokter kandungan memang kerap menemui kasus kehamilan ektopik di organ lain, tapi untuk di liver merupakan kasus langka. Kasus ini merupakan yang pertama kali ia temui.
" Kami kadang-kadang melihat ini di perut, tetapi tidak pernah di hati. Ini yang pertama bagi saya. Pernahkah melihat ini? Saya belum pernah," ujarnya.
Dokter Michael kemudian membagikan serangkaian pembaruan video untuk menjawab rasa penasaran followernya bagaimana hal itu bisa terjadi
" Apa yang terjadi pada kehamilan ektopik adalah, sel telur yang telah dibuahi paling sering tersangkut di tuba falopi. Dan ketika masuk ke tuba falopi, telur itu mulai membesar, dan itu bisa menyebabkan rasa sakit, yang pada akhirnya bisa menyebabkan pecahnya jika itu terjadi," ujarnya.
" Mungkin saja, jika sel telur dan sperma bersatu dan kemudian berjalan ke arah lain - keluar dari ovarium - dapat menempel di peritoneum, bergerak ke hati," ungkapnya.
Belum diketahui apakah kehamilan tersebut bisa dipertahankan atai tidak. Dokter Michael mengungkap kasus tersebut pernah terjadi di Afrika pada 2003. Sang ibu juga mengalami kehamilan ektopik di liver. Bayi dan ibu selamat hingga melahirkan.
Sebuah keajaiban! Berikut videonya.
@nicu_musings Where is this ectopic ##pregnancy ⁉️Believe it or not! ##doctor ##baby ##doctorsoftiktok ##fypシ ##foryoupage
♬ original sound - Dr Michael Narvey
Dream - Beberapa ibu hamil mengalami keputihan lebih sering dan cukup menganggu. Keputihan sendiri atau leukorrhea, dikutip dari KlikDokter.com, merupakan cairan yang keluar dari vagina dan umumnya berwarna putih.
Ada dua jenis keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Untuk keputihan normal, ditandai dengan cairan yang berwarna putih, relatif encer, dan tidak berbau atau berbau tidak tajam. Keputihan jenis ini terjadi secara normal akibat kondisi hormon dalam tubuh.
Sementara, keputihan abnormal keputihan abnormal biasanya menyebabkan keluarnya cairan berwarna kuning, hijau, atau cokelat dari vagina, yang disertai rasa gatal atau perih. Lendir yang keluar akibat keputihan abnormal juga biasanya berbau tajam, baik bau busuk atau bau amis. Keputihan jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri.
Selama hamil, seorang wanita akan mengalami gejolak hormon dan banyak perubahan di hampir seluruh bagian tubuh termasuk area kewanitaan. Karena hal tersebut, vagina ibu hamil akan memproduksi cairan lebih banyak dibandingkan biasanya.
Selain itu, pada trimester tiga menjelang persalinan, posisi kepala bayi yang menekan leher rahim (serviks) juga dapat menambah intensitas cairan vagina. Akibatnya, ibu hamil akan sering mengalami keputihan yang disertai iritasi dan gatal di sekitar area intim.
Apabila cairan yang keluar berwarna putih, tidak berbau, dan tanpa disertai keluhan lain yang mengganggu, kemungkinan masih merupakan keputihan normal dan hal tersebut masih wajar dialami ibu hamil. Kendati begitu, ibu hamil tetap harus waspada karena kondisi kehamilan membuatnya rawan mengalami infeksi di organ intim.
Dokter Muhammad Ilham Aldika Akbar, spesialis obstetri dan ginekologi, lewat akun Instagramnya @dr_aldi_obgyn, mengingatkan agar ibu hamil menjaga kesehatan vagina saat hamil, demi terhindar dari keputihan abnormal. Apa saja yang bisa dilakukan?
- Hindari penggunaan tampon vagina
- Hindari membilas vagina dengan cairan tertentu (douching)
- Gunakan produk perawatan vagina (seperti kertas toilet, sabun, spray) yang tidak beraroma
- Gunakan panty liners untuk menyerap cairan berlebih
- Beberapa wanita alergi bahan latex kondom, hal ini juga perlu diperhatikan
- Hindari berendam di bathub
- hindari pakai celana ketat (jeans, stocking dari nilon)
- Perbaiki pola makan, kurangi konsumsi gula karena bisa meningkatkan risiko infeksi jamur di area intim
- Konsumsi juga minuman probiotik untuk menjaga keseimbangan bakteri vagina
Advertisement
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
PSSI Putuskan Kontrak, Selamat Tinggal Patrick Kluivert!
BMKG Perkirakan Cuaca Panas Ekstrem Terjadi Sampai Awal November 2025
Sempat Down Kamis Pagi, Youtube Kembali Bisa Diakses
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
Waspada Fake Service, Begini Cara Bedakan Layanan Resmi dan Palsu Barang Elektronik
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Kisah Evan Haydar dari Gresik, Dulu Buruh Pabrik Kini Jadi HR Tesla
10 Ribu Orang Antre untuk Mencoba Chip Otak Bikinan Perusahaan Elon Musk
7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia 2025, CR7 atau Messi Paling Tajir?
Nuansa British Klasik Bertemu Sentuhan Modern di Koleksi Fall/Winter 2025 dari UNIQLO x JW ANDERSON