Kondom/ Shutterstock
Dream - Perencanaan keluarga sangat penting untuk membuat pengasuhan anak yang berkualitas. Seperti kita tahu, kehadiran anak dalam keluarga bukan hanya membutuhkan kebutuhan finansial, tapi juga waktu dan psikologis orangtua yang stabil.
Dengan perencanaan kehamilan yang matang, diharapkan orangtua bisa menyiapkan diri dengan lebih baik. Selama ini, untuk menunda kehamilan biasanya para ibu yang lebih berperan padahal ayah pun memiliki peran yang sama besar.
Faktanya dari data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) pada 2020, peran pria terhadap program KB (Keluarga Berencana) masih sangat minim. Terbukti hanya 3,12% laki-laki menggunakan kondom dan 0,5% yang melakukan vasektomi untuk program perencanaan keluarga.
Hal tersebut membuat DKT Indonesia, organisasi swasta yang berfokus kepada kesehatan reproduksi bersama dengan BKKBN menginisiasi kampanye ‘Pria Ber-KB Itu Keren!’.
" Suami sebagai kepala rumah tangga, harus aktif berperan serta dalam menyukseskan keluarga berencana dimulai dengan langkah sederhana yaitu menggunakan kondom dan/atau melakukan vasektomi," kata President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia, dalam keterangan resminya.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi Peningkatan Partisipasi KB Pria BKKBN, dr. Raymond Nadeak, M.H. (Kes), partisipasi pria dalam program KB di Indonesia mengalami peningkatan yang lambat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan berbagai faktor antara lain minimnya akses ke pelayanan kesehatan, tatanan sosial, serta rumor negatif tentang penggunaan kontrasepsi untuk pria.
“ Rumor negatif seperti pakai kondom tidak enak, vasektomi dapat menghilangkan kejantanan hingga menimbulkan disfungsi ereksi sangatlah tidak benar di masyarakat. Hingga saat ini, sudah terdapat 1.300 kelompok KB Pria dengan minimum 10 orang anggota di setiap kelompok. Para anggota tersebut selanjutnya akan membantu untuk mengkomunikasikan pentingnya keterlibatan pria dalam ber-KB," ujar dr. Raymond.
Ia juga mengingatkan untuk menggunakan kontrasepsi secara disiplin selama pandemi. Terutama bagi keluarga yang memang belum menyiapkan dan merencanakan kehamilan karena masih harus bergumul dengan kondisi pandemi yang serba tidak pasti.
Selain itu, peningkatan partisipasi pria dalam ber-KB juga dapat mengurangi tingginya angka stunting," kata dr. Raymond.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!