Kepatuhan dan Menjaga Amanah Allah SWT, Dasar Penting Parenting Islam

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 18 Juni 2023 12:04
Kepatuhan dan Menjaga Amanah Allah SWT, Dasar Penting Parenting Islam
Hasil dari pengasuhan tidak ada dalam kendali kita. Serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT sambil berikhtiar.

Dream - Tantangan mengasuh anak tak pernah mudah. Tiap zaman akan sangat berbeda dalam mendidik anak, karena budaya dan kebiasaan yang juga berubah. Hal inilah mengapa sahabat Ali Bin Abu Thalib “ Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu”.

Apapun cara pengasuhan yang Sahabat Dream terapkan pada buah hati ada dua prinsip yang penting untuk diingat. Pertama, dasar utama mendidik anak adalah membuatnya menjadi pribadi yang taat kepada Allah SWT. Sebagai orangtua, tanamkan pada diri sendiri bahwa tujuan parenting menurut Islam adalah untuk mengajarkan taat pada Allah, sesuai dengan pedoman Alquran dan hadis.

Kedua, selalu ingat saat mengasuh anak berarti orangtua menjaga amanah dari Allah SWT. Dikutip dari Alamisharia, menurut Ustaz Faris BQ karena anak merupakan amanah dari Allah Swt, orang tua tentu harus merawat dengan penuh tanggung jawab dan upaya yang sebaik-baiknya.

Akan tetapi, hasil dari pengasuhan tidak ada dalam kendali kita. Serahkan hasilnya kepada Allah. Sebagai orangtua, kita hanya bisa berfokus mengasuh anak-anak sesuai dengan aturan-aturan agama. Inilah salah satu kunci paling penting dalam parenting menurut Islam yang tak boleh kita lupakan.

1 dari 5 halaman

Allah Tempat Bergantung Sepenuhnya dalam Pengasuhan

Sebagai orang beriman, kita harus ingat bahwa hati manusia pada sejatinya milik Allah, oleh karena itu dalam hal parenting menurut Islam yang harus diingat adalah patuh dan menyerahkan segalanya kepada Allah.

Dengan mematuhi Allah, maka yang menjadi tanggung jawab kita, yaitu anak, insyaallah juga akan patuh. Kita dapat berkaca pada kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS yang tertuang dalam Al-Kahfi ayat 60-82.

Ketika Nabi Khidir membunuh seorang anak, Nabi Musa bertanya mengapa hal itu beliau lakukan. Nabi Khidir lalu menjawab bahwa anak ini jika dibiarkan akan membuat orangtuanya kufur, padahal kedua orang tuanya adalah orang mukmin.

Pada kisah ini, orangtuanya tidak salah, baik, dan mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai keimanan. Akan tetapi, anaknya tetap menjadi kufur. Hal itu karena Allah yang memegang hati dan memiliki kehendak, sehingga orangtua tidak punya kuasa apa pun terhadap hal itu.

2 dari 5 halaman

Orang Mukmin Selalu Menjaga Amanahnya

Rasa cinta yang mendalam pada anak merupakan sebuah berkah dan rahmat dari Allah SWT. Tertulis dalam surah Ali Imran ayat 14, sehingga menjadi poin parenting dalam Islam yang penting.

Al Imran ayat 14


Artinya: “ Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. “

Akan tetapi, jangan sampai cinta terhadap anak membuat orang tua berpaling dari cara menjaga amanah tersebut dengan cara-cara terbaik sesuai agama. Dengan kata lain, sayang kepada anak tidak boleh menjerumuskan kita sebagai orangtua di akhirat.

Selengkapnya baca di sini.

3 dari 5 halaman

Islam Larang Anak-anak Bermain Saat Maghrib, Ada Alasannya

Dream - Matahari sudah mulai turun, hari mulai menggelap dan azan Maghrib segera berkumandang. Dulu Sahabat Dream mungkin saat bermain akan langsung dipanggil pulang untuk segera mandi dan bersiap-siap solat.

Terutama anak-anak kecil yang biasanya suka bermain sore hari karena udara cenderung sejuk dan matahari tidak terlalu terik. Jelang Maghrib pasti akan langsung diajak pulang dan masuk ke rumah.

Anak-anak dalam Islam memang dilarang keluar rumah saat Maghrib. Dikutip dari BincangMuslimah, hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW:

Jabir R.A

Artinya: “ Dari Jabir r.a. Nabi Saw bersabda: Ketika waktu malam tiba, laranglah anak-anakmu (keluar rumah), karena setan itu berinteraksi dan bertebaran pada waktu itu. Ketika waktu Isya sudah lewat, maka kalian boleh membiarkan mereka bermain. Tutuplah pintumu sambil berzikir pada Allah Swt., matikan pelitamu dan sebutkan nama Allah Swt., ikatlah kantong airmu dan sebutkan nama Allah Swt., tutupi bejanamu dan sebutkan nama Allah Swt, lakukanlah hal itu, meskipun kamu keberatan.” (HR. Bukhari).

4 dari 5 halaman

Hamzah Muhammad Qasim di dalam kitab Manarul Qari Syarah Shahih Bukhari berpendapat bahwa dari hadis ini, setidaknya ada empat poin yang bisa dipahami dari hadis ini.

Pertama, hadis ini menunjukkan bahwa setan itu sebenarnya nyata. Setan adalah makhluk yang buruk dan diciptakan untuk menggoda manusia dan garis keturunan manusia.

Kedua, hadis ini menekankan bahwa hendaklah bagi orangtua untuk menjaga anak-anaknya di rumah dan melarang mereka keluar tatkala matahari terbenam. Karena setan pada waktu tersebut berkeliaran untuk menebarkan penyakit pada diri manusia.

Ketiga, Nabi SAW membimbing kita untuk mengambil semua sarana yang bisa menjaga hidup, harta, dan kesehatan. Keempat, disyariatkan untuk menggabungkan dan antara mengambil sebab dan menjaga dalam mengingat Allah Ta’ala.

5 dari 5 halaman

Dari penjelasan di atas, mitos atau petuah yang dikatakan oleh orang zaman dahulu tentu berdasar dan memiliki alasan tersendiri. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari menyebutkan alasan Rasulullah melarang anak kecil main di malam hari. Pendapat itu mengutip dari Imam Ibnu al-Jauzi yang mengatakan,

Ibnu Aljauzi


Artinya: “ Alasan anak-anak (dilarang keluar) pada waktu tersebut karena dikhawatirkan terjadi sesuatu, karena setan biasanya berlindung di najis (yang menempel) anak-anak. Zikiran yang melindungi anak-anak juga biasanya tidak ada. Sementara itu, setan itu suka menempel sesuatu yang mudah ditempelinya.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar