Makanan Bayi/ Foto: Shutterstock
Dream - Menyiapkan makanan bayi yang baru belajar makan, kerap menguras waktu dan energi. Seringkali ibu menyiapkan dalam jumlah banyak dan disimpan di lemari es.
Hal ini memang lebih praktis. Saat waktu makan tiba, makanan tersebut tinggal dihangatkan. Makanan bayi atau makanan pendamping ASI (MPASI), dikutip dari KlikDokter, sebenarnya boleh dihangatkan asalkan prosesnya dilakukan dengan hati-hati.
Contohnya, saat memanaskan menggunakan microwave, sebaiknya tidak memasukkan MPASI dalam wadah toples. Ingat juga ada beberapa makanan sebaiknya tidak dipanaskan lagi, seperti sayuran dan telur.
Selain itu, secara medis, adalah aman untuk menyajikan MPASI yang belum atau pun sudah dipanaskan. Selama, makanan diletakkan di wadah tertutup dan higienitasnya terjaga.
Memanaskan makanan atau menyajikannya dingin kepada si kecil tidak akan memberikan masalah kesehatan tertentu. Hal itu hanyalah soal preferensi semata.
© Dream
Sebenarnya, kita perlu menawarkan makanan bayi pada berbagai suhu untuk membantu mereka mengeksplorasi makanan dengan cara baru. Dengan cara ini, nantinya bayi dapat terbiasa dengan aneka ragam makanan.
Melansir dari Very Well, menyajikan bayi dengan makanan dingin atau suhu kamar juga dapat membuat mereka menyusui lebih nyaman, mengurangi waktu persiapan, dan mempermudah penyajian makanan saat bepergian.
Menyajikan makanan dingin atau pada suhu kamar juga menghilangkan risiko mulut bayi terbakar. Ingat, bayi belum dapat menguji suhu makanan mereka sebelum memakannya.
© Dream
Gunakan Microwave dengan Suhu Rendah
Menggunakan microwave adalah cara menghangatkan MPASI dari kulkas yang praktis dan cepat. Tentu saja tetap perlu berhati-hati. Memanaskan makanan bayi di microwave dapat membuat makanan terlalu panas dan mengandung uap. Selain itu, pastikan tutup makanan bayi dengan penutup saat dipanaskan di microwave.
Hindari menggunakan wadah plastik untuk pemanasan karena dapat mentransfer bahan kimia berbahaya ke makanan. Gunakan wadah yang aman untuk microwave atau wadah khusus. Panaskan selama beberapa detik dengan suhu yang tidak terlalu panas.
Rendam Wadah MPASI di Atas Air Panas
Cara lain untuk memanaskan makanan bayi adalah dengan menaruh wadah MPASI di atas mangkuk yang berisi air panas. Biarkan selama beberapa menit, sampai ibu merasa makanan sudah cukup hangat.
Setelah makanan dipanaskan jangan lupa, untuk aduk rata dan biarkan selama 30 detik atau satu menit. Kemudian, uji suhu sebelum memberikannya pada si kecil. Pastikan tidak terlalu panas, agar tidak melukai mulut dan lidah mereka.
Tidak Menghangatkan Berulang Kali
Hindari memanaskan makanan bayi berulang kali. Artinya, makanan yang sudah dihangatkan tidak boleh dihangatkan kembali dan diberikan kepada bayi.
“ Dipanaskan berulang sebaiknya tidak, ya. Karena akan mengurangi kandungan nutrisi di dalamnya. Kecuali dibuat langsung masuk ke kulkas kalau mau dikonsumsi, baru dihangatkan kembali,” ujar dr. Dyah Novita.
Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter.
© Dream
Dream - Label organik pada bahan makanan dianggap sebagai jaminan lebih sehat. Biasanya, para orangtua saat akan membuat makanan pendamping ASI (MPASI), lebih memilih bahan organik meskipun harganya jauh lebih mahal.
Lalu apakah sayur dan sumber protein organik pasti lebih sehat untuk anak? Dokter Meta Hanindita, spesialis anak memberikan penjelasan dalam akun Instagramnya @metahanindita.
" Makanan organik dihasilkan pertanian organik, menggunakan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan kimia seperti pestisida, penyubur dll. Penelitian menunjukkan produk makanan organik tidak lebih unggul secara signifikan dibanding konvensional dalam hal pemenuhan zat gizi makro dan mikro," ujarnya dalam video yang diunggahnya.
© Dream
Menurutnya pemberikan MPASi tidak harus berasal dari bahan organik. Kita bisa mendapatkannya dari penjual sayur yang lewat dan tak perlu repot mencari yang organik. Kunci MPASI bergizi dan sehat justru pada kebutuhan anak yang terpenuhi sesuai usia.
" Tidak harus organik. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia yang bervariasi. Belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki keuntungan terhadap kesehatan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu dibanding dengan yang tidak organik," ungkap dr. Meta.
Ia juga menjelaskan dalam hal kandungan nutrisi, bahan makanan organik dan non organik tak memiliki perbedaan signifikan. Apapun bahan makanan yang diberikan pada anak, pastikan saja kandungan gizinya seimbang.
" Jika buibu pakbapak memiliki budget lebih untuk membeli makanan organik, silakan saja. Tapi jika tidak, tak perlu dipaksakan. Yang penting, terlepas dari organik tidaknya, pastikan menyajikan makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia dan bervariasi," pesan dr. Meta.
Advertisement
5 Kuliner Tradisional Banten yang Manjakan Lidah

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya


Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri