Ngeri, Balita Minum Minyak Tanah karena Dituang di Botol Minum

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 12 April 2022 08:12
Ngeri, Balita Minum Minyak Tanah karena Dituang di Botol Minum
Bocah tersebut akhirnya dilarikan ke RS dan mendapat penanganan intensif.

Dream - Anak-anak belum memiliki kewaspadaan seperti orang dewasa. Pengawasan kerap kali terlewat dan bisa berujung pada insiden mengerikan. Seperti kasus yang baru saja diceritakan oleh dr. Ariani Widodo, seorang spesialis anak di akun Instagramnya, @dr.ariani.

Ia mengungkap kalau baru saja menangani anak yang tidak sengaja minum minyak tanah. Hal ini karena minyak tanah tersebut dituang dalam botol minum kemasan yang biasanya berisi air mineral.

Beberapa hari lalu seorang anak dirujuk karena tidak sengaja meminum minyak tanah cukup banyak. Kok bisa? Si kecil sedang dibawa Ibu bertandang ke rumah kakek. Kejadiannya sangat cepat," tulis dr Ariani.

dr. Ariani

Instagram dr. Ariani

Rupanya hal itu terjadi di rumah kakek neneknya. Anak tersebut sedang bermain dan ada botol minum, serta sedang tak dalam pengawasan.

" Ibu sedang bermain dengan anak, dan mengalihkan perhatian sebentar untuk berberes. Baru semenit Ibu berbalik, anak menjerit! Botol air mineral terbuka, bau minyak tanah menyengat kuat," ungkap dr. Ariani.

 

1 dari 4 halaman

Tindakan Endeskopi

Tindakan Endeskopi © Dream

Akhirnya anak tersebut dilarikan ke rumah sakit dan dilakukan tindakan pembersihan. Kondisi anak saat ke RS, menurut dr. Ariani sangat lemas.

" Ia terus menerus mual dan merintih, sakit perut. Perut sangat kembung meskipun udara dikeluarkan terus menerus kembung lagi. Pencernaan mogok dan tidak berfungsi baik. Pada saat endeskopi, bau minyak tanah masih sangat kuat meski sudah lewat 2 hari," tulis dr. Ariani.

Untuk itu dr. Ariani memperingatkan para orangtua untuk berhati-hari menempatkan cairan keras. Jangan taruh di tempat yang mudah dijangkau anak atau di kemasan botol minum

" Waspada selalu ya Moms and Dads, dan please please please jangan menempatkan cairan berbahaya apapun dalam botol minuman," pesannya. Berikut videonya.

 

      Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ariani Dewi Widodo (@dr.ariani)

2 dari 4 halaman

Insiden Balita Telan Baterai, Rontgennya Bikin Ngilu

Insiden Balita Telan Baterai, Rontgennya Bikin Ngilu © Dream

Dream - Punya anak usia di bawah lima tahun, memang kita tak boleh lengah. Mereka sangat aktif dan penuh rasa ingin tahu. Berbagai benda ingin dipegang dan dimasukkan ke mulutnya, termasuk yang sangat berbahaya seperti baterai.

Ariani Dewi Widodo, seorang dokter spesialis anak, membagikan pengalamannya menangani kasus seorang balita yang menelan baterai. Lewat akun Instagramnya @dr.ariani mengungkap soal insiden balita yang belum bisa bicara menelan baterai.

Awalnya karena firasat ibu yang melihat baterai di remote hilang dan tak ketemu saat dicari. Ibu tersebut curiga putri balitanya main-main dengan baterai tersebut lalu membawanya ke IGD meski tanpa gejala.

" Saat ditanya di RS, Ibu tidak bisa memberikan alasan yang lebih baik selain bahwa baterai itu tidak ketemu. Tidak pernah melihat anak tersedak, batuk2, sakit perut, ataupun keluhan lain. Anak hepi saja dan makan lahap seperti biasa. Ibu tetap minta ia difoto röntgen, tapi karena kecurigaan ke arah sana tidak cukup kuat, maka tidak dilakukan,"  tulis dr. Ariani.

 

3 dari 4 halaman

Terlihat dari Rontgen

Terlihat dari Rontgen © Dream

Ibu tersebut pun pulang ke rumah, karena anaknya tak memiliki keluhan. Rupanya, satu minggu kemudian putrinya buang air besar berwarna hitam.

Hasil rontgen dan pemeriksaan lainnya menunjukkan ada baterai jenis AAA tersangkut di lambung si anak. Kondisinya sudah berkarat membuat luka pada lambung.

Rontgen

" Pulang ke rumah, hati Ibu tetap tidak tenang, meski si kecil ceria. Satu minggu kemudian, tiba-tiba BABnya mulai berwarna kehitaman. Tanpa pikir panjang lagi Ibu langsung membawanya ke IGD @rsabhk,"  ungkap dr. Ariani.

 

4 dari 4 halaman

Dikeluarkan dengan Teknik Khusus

Dikeluarkan dengan Teknik Khusus © Dream

Dokter memutuskan untuk mengeluarkannya melalui teknik khusus agar tak menimbulkan luka yang lebih parah. 

" Proses mengeluarkannya juga tidak mudah, karena ukuran baterai yang jauh lebih besar dari diameter kerongkongan pada posisi horisontal. Harus dijepit di jarak yang 'tepat' dari ujungnya supaya membentuk sudut yang pas untuk ditarik ke kerongkongan, namun masih cukup seimbang sehingga tidak jatuh lagi ke bawah karena terlalu berat,"  ungkap dr. Ariani.

Tim dokter

Akhirnya baterai berhasil dikeluarkan tim dokter tanpa memicu luka yang lebih parah. Kondisi sang anak kini juga semakin membaik. Dokter Ariani mengingatkan para orangtua agar lebih waspada menyimpan benda-benda kecil di sekitar rumah, terutama jika memiliki balita di rumah. Pasalnya, insiden ini bisa terjadi pada siapa pun dan jika tak diketahui dengan cepat bisa berakhir fatal.

Beri Komentar