Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Bagi banyak orangtua, salah satu efek dari pandemi Covid-19 yang cukup merisaukan bukan hanya risiko penularan tapi juga soal kesehatan mental anak. Khususnya, karena akses anak bertemu banyak orang untuk belajar bersosialisasi jadi sangat minim.
Anak harus belajar di sekolah, tak ada interaksi dengan teman dan guru secara tatap muka. Memang, masih bisa berkomunikasi melalui teknologi, tapi tak ada yang mampu menggantikan proses belajar dari sentuhan, kontak mata dan pengalaman langsung.
Ontario Medical Association (OMA), Kanada baru saja membahas dampak jangka panjang pandemi pada kesehatan fisik dan mental anak-anak. Salah satu risiko yang muncul karena pandemi pada anak adalah 'malnutrisi sosial'.
" Penghentian dan pembelajaran virtual telah menghilangkan rutinitas dan struktur dari rutinitas anak, dan menyebabkan isolasi sosial. Kami menciptakan istilah malnutrisi sosial," kata Saba Merchant, dokter anak dan pemilik Klinik Maple Kidz di Vaughan, Ontario, dikutip dari Today Parents.
Menurut Merchant, isolasi ini telah menyebabkan penurunan kesehatan mental anak, perkembangan sosial dan mental, perkembangan kognitif, dan bahkan perkembangan bahasa sampai batas tertentu.
Risikonya bahkan lebih tinggi pada anak-anak dengan masalah perkembangan saraf yang sudah ada sebelumnya seperti autisme, ADHD dan ketidakmampuan belajar, atau anak-anak dari keluarga yang menghadapi tekanan finansial, penyalahgunaan zat atau riwayat masalah kesehatan mental.
“ Dalam setahun terakhir, saya telah melihat kasus kecemasan, depresi, pikiran untuk bunuh diri, kurang perhatian, obesitas, gangguan makan, obsesi, kompulsif — dan daftarnya terus berlanjut,” kata Merchant.
Ia juga mengungkap bahwa beberapa anak tertinggal secara akademis dan sosial " setidaknya satu tahun" . Meski begitu, dia merasa masalah kesehatan mental akan menjadi hal yang butuh waktu lebih lama untuk sembuh.
Daniel Rosenfield, spesialis pengobatan darurat anak di Rumah Sakit Anak Sakit di Toronto, sependapat. Sebuah laporan oleh Sick Kids Kanada awal tahun ini menemukan sekitar 40 persen anak melaporkan kecemasan.
" Pada tahun lalu, kami melihat peningkatan 25 persen dalam upaya bunuh diri di bagian gawat darurat dan saya tahu rumah sakit lain di seluruh negeri telah melihat hal yang sama," katanya.
Orang tua dan pengasuh perlu menyesuaikan diri dengan tanda peringatan potensial. Perubahan apa pun dalam rutinitas dan perilaku anak akan menjadi tanda bahaya. Tanda-tanda yang harus diperhatikan antara lain perubahan pola tidur, pola makan, suasana hati, atau kurangnya minat pada hobi atau berhubungan dengan teman dalam waktu lama.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa