© 2025 Https://www.unsplash.com
DREAM.CO.ID - Banyak orang tua pernah mengalami drama yang sama: anak disuruh belajar malah ngeluh, bosan, atau cari-cari alasan buat kabur dari buku. Padahal, belajar itu bagian penting dari tumbuh kembang mereka. Pertanyaannya, gimana caranya supaya anak nggak cuma disuruh belajar, tapi benar-benar punya rasa senang dan semangat melakukannya?
Kuncinya ada pada pendekatan orang tua. Belajar nggak harus selalu duduk manis di depan meja dengan buku menumpuk. Ada banyak cara kreatif yang bisa bikin anak menikmati prosesnya.
Anak biasanya cepat bosan kalau suasananya monoton. Daripada hanya membaca buku, coba variasikan metode belajar. Misalnya pakai permainan edukatif, lagu, atau eksperimen sederhana di rumah.
Contoh gampangnya, kalau lagi belajar berhitung, bisa pakai kue kering atau mainan lego sebagai alat bantu. Dengan begitu, anak merasa belajar itu bukan beban, tapi bagian dari permainan.
Anak akan lebih bersemangat kalau merasa didampingi. Cobalah untuk ikut terlibat, misalnya mendengarkan mereka membaca, menanyakan pendapat, atau sekadar memberikan semangat ketika mereka berhasil menyelesaikan soal.
Kehadiran orang tua bikin anak merasa usahanya dihargai. Nggak jarang, mereka jadi lebih berani mencoba hal baru karena ada “ support system” yang siap mendukung.
Anak senang kalau diberi kesempatan menentukan pilihan. Dalam konteks belajar, orang tua bisa menawarkan opsi: mau belajar matematika dulu atau menggambar? Mau baca buku cerita atau belajar lewat video?
Kebebasan kecil ini membuat anak merasa punya kendali atas proses belajarnya. Efeknya, mereka jadi lebih rileks dan tidak merasa tertekan.
Nggak perlu nunggu anak dapat nilai sempurna baru dipuji. Hal-hal kecil seperti berhasil membaca satu paragraf tanpa terputus atau menyelesaikan puzzle juga layak diapresiasi.
Kalimat sederhana seperti, “ Wah, kamu makin lancar baca ya,” bisa bikin anak makin termotivasi. Apresiasi semacam ini membantu mereka mengasosiasikan belajar dengan perasaan senang, bukan tekanan.
Suasana belajar juga punya pengaruh besar. Anak butuh tempat yang nyaman, bebas dari gangguan, dan penuh energi positif. Nggak harus ruang belajar khusus, yang penting rapi, terang, dan bikin mereka fokus.
Kalau di rumah terasa membosankan, sesekali ajak anak belajar di luar, seperti di taman atau perpustakaan. Perubahan suasana bisa jadi penyegar semangat.
Anak-anak belajar paling cepat lewat contoh. Kalau orang tua menunjukkan kebiasaan membaca, menulis, atau mencari informasi baru, anak akan lebih mudah menirunya.
Melihat orang tuanya antusias belajar, anak akan sadar bahwa belajar bukan sekadar kewajiban, tapi kebutuhan yang bisa dinikmati seumur hidup.
Melatih anak agar senang belajar bukan soal memaksa, tapi bagaimana membuat prosesnya terasa menyenangkan, penuh dukungan, dan bebas tekanan. Dengan pendekatan yang kreatif dan konsisten, anak akan terbiasa melihat belajar sebagai aktivitas seru, bukan beban.
Dan ketika rasa suka itu tumbuh, anak nggak hanya belajar karena “ harus”, tapi karena mereka memang ingin tahu lebih banyak. Itulah investasi terbesar untuk masa depan mereka.
Advertisement
Mengenal Penyakit Rosacea yang Banyak Menyerang Kaum Hawa Paruh Baya
Lihat Ojol Pakai Kacamata Lusuh, Penumpang Tawarkan Hadiah yang Manis Banget
5 Wisata Ramah Anak di Sentul, Bikin Si Kecil Betah Main Seharian
Ikut Komunitas Nebeng Yuk, Bisa Bantu Kurangi Macet dan Polusi
Bye Insecure, Tips Atasi Kulit Tangan yang Belang Secara Alami
Penampilan Iriana Jokowi dengan Berlian yang Total Harganya Rp2,7 miliar
Kenalan dengan India Club Jakarta, Komunitas Orang-orang India di Indonesia
5 Sumber Kekayaan Tasya Farasya, Beauty Influencer Tajir Melintir
Video Pemotor Bandel Lawan Arah Dihalau Gen Z, Auto Tak Berkutik!
Tak Sengaja Makan Daging Babi, Apa yang Harus Dilakukan Seorang Muslim?
Gaya Parenting ala Nikita Willy: Kiat Praktis yang Bisa Dicoba Orang Tua