Ibu Menyusui (Foto: Shutterstock)
Dream - Semua dokter menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif kepada anak selama enam bulan, kemudian diteruskan hingga dua tahun atau lebih. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan penyesuaian sejak lahir.
Salah satunya dengan proses inisiasi menyusui dini (IMD). Dokter Spesialis Anak, Utami Roesli menjelaskan, setelah bayi lahir jangan langsung dipisahkan dengan ibunya.
" Begitu lahir letakkan di dada ibunya, minimal satu jam," ujar Utami di Balai Kota DKI Jakarta.
Ia mengatakan, dalam fase ini, bayi akan merangkak dengan sendirinya mencari puting ibunya untuk minum ASI. Proses ini akan sangat membantu bayi beradaptasi dan memudahkannya menyusu.
" Dada ibu yang disiapkan Allah untuk anak, bukan tempat tidur. Kalau (bayi) kedinginan dada ibu (suhunya) naik dua derajat, kalau (bayi) kepanasan turun satu derajat," kata Utami.
© Dream
Biasanya, bayi minimal akan menemukan puting ibunya untuk menyusu selama 55 menit. Apabila dalam waktu itu belum bisa menemukan, bantu dekatkan di area payudara tapi jangan dibantu memasukkan putingnya.
" Kalau minimal menemukan puting itu 55 menit. Kalau belum menemukan bantu, jangan dijejelin, 99 persen anak bisa nyari puting 0-99 menit. Tapi kalau di rumah sakit saya ditunggu sampai 2 jam," kata dia.
© Dream
Untuk itu, ia mengajak kepada semua masyarakat dan pihak rumah sakit, tidak memisahkan anak dari ibunya setelah lahir. Tempatkan langsung di dada ibu dan biarkan melakukan kontak kulit.
" Mamalia mana yang berpisah dengan anaknya yang baru lahir, cuma manusia yang begitu," ucap dia.
Keberhasilan ibu menyusui bukan hanya karena faktor ibu dan bayi. Tapi juga dukungan dari keluarga, khususnya suami, kakek dan nenek si bayi.
" Kegagalan ibu menyusui, kegagalan ayah. Keberhasilan ibu menyusui, keberhasilan ayah," ungkap Utami.
© Dream
Dream - Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi krusial dalam tumbuh kembang anak. Bayi tidak boleh absen menyusui dalam kurun waktu enam bulan. Selebihnya, ASI dapat dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun.
Demi keberhasilan pemberian ASI eksklusif, penting untuk menyusui sesuai kebutuhan si kecil. Tepat secara waktu dan durasi. Nah, banyak ibu bertanya-tanya berapa lama sebaiknya waktu menyusui si kecil. Jangan terlalu singkat.
" Jangan menyusui hanya dalam waktu 5 menit saja. Lakukan selama 15-20 menit pada masing-masing payudara," kata Asih Setiarini, Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurut Asih, cairan ASI yang kaya akan lemak hanya akan keluar pada menit-menit terakhir. Cairan ini disebut dengan hindmilk dan baru muncul setelah foremilk habis.
" Menyusui idealnya dilakukan sebanyak 10-12 kali dalam sehari dengan rentang waktu 2 jam sekali," imbuhnya.
© Dream
Perhatikan juga bahasa tubuh bayi saat haus. Bayi biasanya menunjukkan tanda-tanda gelisah, menangis, atau mulut dan lidah yang melakukan gerakan mengisap jika ingin minum ASI.
Perlu diingat bahwa komponen terbesar pembentuk otak bayi adalah lemak. Oleh karena itu, pastikan si kecil mendapat asupan lemak dari ASI agar terhindar dari stunting dan penyakit gizi lainnya.
Jangan lupa melengkapi asupan gizi seimbang dengan memberi makanan pendamping ASI (MPASI) ketika bayi berusia 6 bulan atau sudah mampu duduk tegak dan menelan. Gunakan kombinasi lengkap mulai dari karbohidrat, protein nabati dan hewani, serta sayuran dan buah-buahan.
© Dream
Dream - Awal-awal menyusui sebagian besar perempuan akan mengalami rasa sakit. Muncul rasa ngilu karena kelenjar susu yang membengkak karena produksi ASI. Belum lagi nyeri di bagian puting.
Kondisi ini memang sangat menyiksa, tapi menyusui harus tetap dilakukan. Bayi perlu asupan gizi dan payudara perlu 'dilatih' agar terbiasa. Banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri saat menyusui.
Cara yang lazim adalah menggunakan krim atau mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun ada lagi satu yang wajib dicoba, yaitu mengompresnya dengan daun kol lebar yang sudah didinginkan di kulkas.
Hal ini bahkan diteliti dalam sebuah studi berjudul The Effectiveness of Cabbage Leaf application (treatment) on Pain and Hardness in Breast Engorgement and its Effect on the Duration of Breastfeeding.
Dalam jurnal yang diterbitkan pada US National Library of Medicine National Institutes of Health pada 2012, percobaan pertama menunjukkan, lebih sedikit ibu yang melaporkan pembengkakan payudara.
Cara yang dilakukan adalah dengan mengompres payudara sepanjang malam. Hasil temuan, mengkompres payudara mampu kurangi skor nyeri. Artinya, ada penurunan yang signifikan secara statistik dalam skor nyeri dari 1,8 poin (30 persen) dengan daun kol.
Sebanyak 18 persen ibu menyusui mengkompres payudara pakai daun kol secara eksklusif selama menyusui, yakni enam minggu. Perawatan daun kol pada ibu menyusui efektif mengurangi pembengkakan payudara.
Selain mengurangi pembengkakan dan nyeri pada payudara, hasil studi juga menunjukkan, ada peningkatkan durasi menyusui. Menyusui jadi lebih lama sehingga kebutuhan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi tercukupi.
Laporan Fitri Haryanti Harsono/ Liputan6.com
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu