Situasi Terakhir Yaman

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 29 Maret 2015 15:24

Konflik politik yang terjadi di Yaman belakangan semakin memanas. Hal ini disebabkan kelompok militan bersenjata pendukung Houthi terus saja melancarkan serangan terhadap beberapa kantor pemerintahan Yaman, termasuk istana kepresiden.

Awal tahun ini sempat terjadi gencatan senjata antara Pemerintah Yaman dengan milisi Houthi. Bahkan, Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi sampai menyatakan mengundurkan diri dan diganti pemerintahan pimpinan Houti.

Tetapi, pemerintahan tersebut tidak mendapat dukungan dari rakyat. Akibatnya, sejumlah protes bermunculan. Tetapi, pemerintahan rezim Houthi tetap tidak mau meletakkan jabatan.

Situasi menjadi semakin sulit lantaran adanya ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 142 orang.. Beberapa lama setelah ledakan tersebut, kelompok ISIS menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Presiden Hadi kemudian membatalkan pengunduran dirinya dan meminta sejumlah negara kawasan timur tengah sepertiArab Saudi untuk membantu memulihkan keadaan. Arab Saudi menyetujui permintaan tersebut dan melancarkan serangan udara ke Yaman.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, hingga Jumat, 27 Maret 2015, sebanyak 4.159 WNI tertahan di Yaman. Sementara terdapat total 175 WNI yang mendaftarkan diri secara sukarela untuk dapat dipulangkan ke Tanah Air. Dari daftar tersebut, sebanyak 141 WNI berhasil dievakuasi.

Pengunjuk rasa anti Houthi berlari saat polisi pro Houthi melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan mereka di kota Taiz, Yaman, Senin (23/3). Tentara yang setia kepada Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi memukul mundur puluhan tentara Syiah Houthi mengincar posisi pemimpin penguasa Sunni di kota Aden, menurut sumber milisi dan pejabat setempat kepada Reuters. Houthi dukungan Iran, yang mengambil alih kota Taiz

Hak Cipta © DREAM.CO.ID
{KLY_CONTEXTUAL}
Beri Komentar