Dream - Selama ini profesi artis seringkali dikaitkan dengan kehidupan glamor dengan gelimang harta, sehingga dinilai sebagai pekerjaan yang sangat menjanjikan.

Namun ternyata, tidak semua artis pilih mempertahankan kariernya di industri hiburan tanah air. Beberapa artis berikut ini memilih banting setir, meninggalkan profesi yang sudah membesarkan nama mereka.

Sejumlah artis memilih pekerjaan baru sebagai pegawai kantoran. Mereka sudah tak lagi tampil di layar kaca dan bekerja di kantor. Tak ada lagi syuting, sistem kerja mereka lebih teratur, istilahnya nine to five.

Penasaran siapa sajakah deretan artis yang memilih untuk beralih profesi sebagai pengawai kantoran itu? berikut ulasan Dream. 

Adrian Maulana

Foto: @adrianmaulana

Artis yang pilih jadi pegawai kantoran di urutan pertama yakni Adrian Maulana. Aktor yang sempat terjun di dunia hiburan pada awal tahun 2000-an itu, kini memilih kerja kantoran dan dikabarkan memiliki jabatan tinggi di salah satu perusahaan investasi ternama. 

Haikal Nasution AFI

Foto: @haikalbaron

Selanjutnya yakni Haikal Nasution, penyanyi jebolan AFI itu memilih untuk menekuni profesinya sebagai dosen sambil sesekali mengisi acara off air sebagai penyanyi maupun MC. 

Ghea Idol

Foto: @gheaoktarin

Setelah lulus dari Fakultas Psikologi UNPAD, penyanyi jebolan Indonesia Idol ini memilih untuk fokus mengaplikasikan ilmunya sebagai pegawai kantoran di sebuah televisi swasta nasional.

Dicky AFI

Foto: @dickysaputro

Usai meninggalkan dunia tarik suara, penyanyi jebolan AFI season 1 itu memilih untuk fokus berkarir dengan bekerja sebagai pegawai kantoran di sebuah media agensi. Dikutip dari Kapanlagi.com, Dicky menyebut alasannya bekerja kantoran adalah untuk memiliki pendapatan tetap. 

Putri Patricia

Foto: @putripatricia888

Lama tak terlihat dari kamera awak media selama satu dekade, Putri ternyata sempat memilih kerja kantoran di bidang yang berhubungan dengan alat-alat berat. Namun, kini ia diketahui telah beralih profesi dengan membuka klinik kesehatan bersama rekannya. 

Laporan: Siti Annisa Rahmani