Oksigen Konsentrator Tiba Di Indonesia (Istimewa)
Dream - Sebanyak 1.500 unit oksigen konsentrator telah tiba di Indonesia, dibawa pesawat Garuda Indonesia dari Shanghai, China. Alat tersebut merupakan bagian dari bantuan Yayasan Temasek Singapura bersama 15 perusahaan Indonesia dan Singapura.
Dalam mengangkut alat medis tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat charter Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut terbang langsung dari Shanghai dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa, 13 Juli 2021 pukul 15.44 WIB.
" Dukungan pendistribusian bantuan alat kebutuhan medis berupa oxygen concentrator ini merupakan wujud komitmen Garuda Indonesia untuk turut berperan aktif memberikan kontribusi terbaiknya dalam mendukung upaya Pemerintah menanggulangi peningkatan kasus Covid-19," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam rilis yang diterima Dream.
Selain itu, Garuda Indonesia memastikan aksesibilitas masyarakat pada alat medis dapat terpenuhi dengan baik. Irfan mengatakan penerbangan charter merupakan bentuk sinergi antara Garuda Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan.
" Garuda Indonesia senantiasa memastikan kiprahnya untuk menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 melalui penyediaan aksesibilitas dan konektivitas udara," kata dia.
Seluruh unit oksigen konsentrator tersebut telah diserahkan ke Kementerian Kesehatan. Nantinya, alat tersebut akan dikirimkan ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang membutuhkan di seluruh Indonesia.
Dream - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan, menyatakan, pasokan oksigen untuk kebutuhan penanganan Covid-19 mencukupi. Sedangkan untuk kebutuhan ke depan, pemerintah mengimpor 40 ribu ton oksigen liquid atau cair.
" Kita proses impor 40 ribu ton oksigen liquid untuk kita gunakan ke depan. Kita jaga-jaga, walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu," ujar Luhut saat konferensi pers disiarkan Sekretariat Presiden.
Menurut Luhut, keputusan mengimpor oksigen diambil setelah mempelajari tren kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara. Khususnya di Amerika Serikat dan Inggris.
" Kita lebih baik berjaga-jaga sehingga kita tidak kaget," kata dia.
Pemerintah, tambah Luhutt, juga akan mendatangkan 50 ribu unit oksigen konsentrator. Saat ini, terdapat 10 ribu unit oksigen konsentrator yang sudah dimiliki Indonesia.
Alat ini akan digunakan bagi pasien Covid-19 bergejala ringan yang sedang menjalani isolasi. Penggunaannya akan memakai skema pinjam pakai.
" Itu akan kita pinjamkan ke rumah-rumah dan kalau sudah selesai dipakai bisa diambil," kata Luhut.
Selanjutnya, Luhut mengatakan setiap alat memiliki kapasitas menghasilkan oksigen hingga lima liter. Selain itu, masyarakat dapat menggunakannya selama lima hari.
" Saya kita ini juga kalau Insya Allah selesai kasus Covid, masih bisa dibagikan ke rumah sakit kita," kata dia.
Dream - Kebutuhan oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19 terus meningkat seiring lonjakan kasus akibat varian Delta. Mengantisipasi kelangkaan, pemerintah memutuskan mengimpor 10 ribu oksigen konsentrator dari negara tetangga.
" Oksigen konsentrator ini mengambil dari udara langsung bisa diproses dan bisa dihirup, sekarang sudah ada kita pesan 10 ribu," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam konferensi pers disiarkan Sekretariat Presiden.
Luhut menjelaskan alat penyaring oksigen dari udara bebas tersebut sementara dipesan dari Singapura. Sebagian unit sudah tiba di Indonesia dandiangkut dengan pesawat Hercules.
" Ini juga kita akan ambil dari tempat lain, bila kita rasakan masih ada kekurangan," kata dia.
Oksigen konsetrator ini akan dimanfaatkan untuk pasien Covid-19 bergejala ringan. Sedangkan pasien bergejala berat dan sedang akan tetap menggunakan oksigen medis.
Luhut mengakui sempat terjadi kelangkaan oksigen beberapa waktu lalu. Tetapi untuk saat ini pasokan telah tercukupi.
" Setelah 2 hari, 3 hari terakhir ini kami mobilisasi dari mana-mana, ada ambil dari Morowali 21 isoten dan sudah sampai kemarin di Jakarta dan hari ini sudah didistribusikan," kata dia.
Lebih lanjut, Pemerintah untuk saat ini mengalokasikan 100 persen produksi oksigen untuk sektor kesehatan dalam waktu dua pekan ke depan. Pasokan oksigen didatangkan dari berbagai produsen di Indonesia.
" Kemudian kita buka tadi oksigen yang ada di Cilegon, kemudian oksigen yang ada di Batam," terang Luhut.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu