Dream - Sejak dibombardir Israel pada Oktober silam, kondisi warga di Jalur Gaza semakin memprihatinkan. Apalagi, akses keluar dan masuk wilayah di Palestina itu ditutup, pasokan air dan listrik diputus, sehingga warga Gaza kian terpuruk.
Akibatnya banyak rumah sakit tak bisa beropretasi lagi, salah satunya rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al Shifa
RS Al Shifa menjadi satu-satunya harapan bagi para korban di Gaza.
Namun, krisis bahan bakar untuk menyalakan listrik turut jadi faktor mandeknya operasional rumah sakit tersebut.
Ribuan pasien meninggal sebab tak dapat penanganan dari rumah sakit tersebut.
Sejumlah bayi prematur pun terpaksa dipindahkan ke negara lain agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Sebanyak 28 bayi prematur dari Gaza telah dievakuasi ke wilayah selatan, Rafah, Mesir.
Kepala Unit Neonatal di Rumah Sakit Bersalin Al-Halal Al-Emirati, dr. Mohammad Salama mengatakan, seluruh bayi yang datang dari Rumah Sakit al-Shifa dalam kondisi buruk.
Tim medis di perbatasan Rafah, Mesir, sampai berhati-hati ketika menggendong bayi dari ambulans untuk ditempatkan ke inkubator portabel.
Sejumlah 28 bayi prematur ini dipindahkan secara transit dari ambulan ke ambulans lain.
ungkap juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, dikutip dari Al Jazeera, selasa, 21 November 2023.
Bayi-bayi tersebut sedang ditangani oleh pihak media, namun dikatakan bahwa semua bayi dalam kondisi buruk dan sedang berjuang melawan infeksi serius.
(Laporan: M Bintang Alfan Nur Fauzi)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN