8 Fakta Perjuangan Tiko 'Anak Bu Eny' Yang Bikin Terkejut Banyak Orang
Dream - Terungkapnya rumah mewah yang terbengkalai sejak tahun 2012 di Jatinegara, Jakarta Timur, baru-baru ini bikin heboh jagat maya.
Rumah tersebut tampak dalam kondisi tidak terurus. Bagian depannya sudah tak terlihat seperti rumah karena tertutup belukar dan pohon.
Namun yang mengejutkan adalah meski rumah mewah itu tersebut terbengkalai, tapi di dalamnya ternyata masih ada penghuninya.
Penghuni rumah mewah terbengkalai belasan tahun itu adalah Ibu Eny yang diduga menderita depresi selama belasan tahun.
Ibu Eny dilaporkan hanya memiliki seorang putra bernama Tiko. Ibu dan anak ini belasan tahun tinggal di rumah mewah yang tidak terurus, tanpa listrik dan air.
Netizen pun merasa iba dengan Ibu Eny yang akhirnya menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), dan terlebih kepada Tiko yang masih muda belia.
Sejak usia belasan tahun, Tiko sudah harus merawat ibunya sendirian di rumah mewah yang terbengkalai tersebut. Tiko bahkan sampai harus mengorbankan pendidikannya agar bisa selalu dekat dengan ibunya.
Masih banyak fakta menarik tentang Tiko yang belum terungkap, yang akan membuat netizen makin terenyuh dengan kehidupan dia dan ibunya.
Dilansir dari akun Instagaram @undercoverid, berikut ini 8 fakta perjuangan Tiko 'Anak Bu Eny' yang bikin terkejut banyak orang.
Tanpa Sosok Ayah sejak Remaja
Ia harus menjalani hidup tanpa sosok ayah sejak usia remaja, di sebuah rumah mewah terbengkalai. Ayah Tiko, Herman Moedji Susanto, pergi meninggalkan sang ibu sejak tahun 2011. Sang ayah memilih pulang ke kampung halamannya di Madiun.
Sendirian Merawat Sang Ibu
Sejak orangtuanya berpisah, Tiko tinggal bersama ibunya di rumah mewah yang terbengkalai tanpa air dan listrik. Pria berusia 23 tahun itu dengan penuh kasih sayang sendirian merawat sang ibu yang mengalami gangguan jiwa. Tiko tak pernah menyerah dengan kehidupan meski nasib dia dan ibunya terbalik 180 derajat dari sebelumnya.
Di dalam rumah mewah yang tampak menyeramkan dari luar itu, Tiko dan Ibu Eny hidup tanpa air dan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, Tiko menampung air hujan saat musim hujan.
Namun jika tidak ada hujan, dia meminta air dari tetangga kanan kiri. Menurut Tiko, air dan listrik di rumahnya itu sudah tidak mengalir sejak tahun 2012.
Perubahan Perilaku Sang Ibu
Kata Tiko, ibunya yang bernama lengkap Eny Sukaesi itu mengalami depresi dan berubah perilakunya setelah ayahnya, Herman Moedji Susanto, menceraikannya dan meninggalkannya begitu saja.
" Sejak papa pergi, ibu kurang sehat kejiwaannya. Jadi ibu suka marah-marah sendiri, ngomong sendiri. Kalau dibilang ODGJ lah. Cuma tetap saya urus. Ibu enggak pernah keluar, ngurung diri di rumah," ujar Tiko.
Sejak ditinggal pergi ayahnya, perekonomian Tiko dan ibunya semakin sulit. Himpitan ekonomi membuat Tiko tak mampu membayar listrik dan air. Untuk makan sehari-hari saja dia bahkan pernah berharap belas kasih tetangga. Tiko juga harus menjual perabotan yang ada saat itu untuk bertahan hidup.
Mamas, mantan asisten rumah tangga (ART) keluarga Ibu Eny, bercerita ibunya Tiko itu semula hidup bergelimang harta. Menurutnya, dulunya rumah Ibu Eny dipenuhi perabotan mewah. Bahkan, rumah itu dulunya dikenal sebagai rumah paling mewah di kompleks.
Berjualan hingga Jadi Satpam
Sejak sang ayah pergi meninggalkan dirinya, kehidupan Tiko dan ibunya berubah. Mereka jatuh miskin dan kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Untuk menghidupi keluarga, Tiko remaja terpaksa bekerja serabutan.
Ia sempat berjualan telur gulung dan lainnya untuk merawat sang ibu. Beruntung, Tiko kini mendapat pekerjaan sebagai satpam di kompleks tempat tinggalnya.
Tiko bercerita, ibunya menikah dengan seorang pejabat di sebuah departemen bernama Herman Moedji Susanto hingga akhirnya bercerai di tahun 2011.
Menurut Tiko, ayahnya adalah seorang rekanan di Departemen Keuangan. Begitu pula dengan Bu Eny yang memiliki profesi yang sama dengan suaminya.
Kata Tiko, dulu ayah dan ibunya memang satu kantor. Ayahnya adalah seorang kepala, sementara ibunya adalah sekretarisnya.
Putus Sekolah demi Merawat Ibu
Sejak ibunya jatuh miskin dan menjadi depresi, Tiko memutuskan berhenti sekolah untuk merawatnya. Saat itu Tiko masih duduk di sekolah SMP.
Kini setelah dapat pekerjaan tetap sebagai satpam kompleks perumahan, Tiko melanjutkan pendidikannya dengan mengambil ujian paket C.
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan