Kerusakaan Akibat Gempa Dan Tsunami Aceh Tahun 2005 (Foto Ilustrasi: Shutterstock)
Dream - Menjelang akhir tahun 2018 Indonesia diterpa berbagai bencana alam, seperti gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan erupsi Gunung Anak Krakatau yang memicu tsunami di Selat Sunda.
Berbagai bencana yang bermunculan membuat masyarakat sedikit khawatir saat akan bepergian ke pantai ataupun keluar kota.
Kecemasan semakin membesar tatkala muncul ulah orang-orang yang membuat berita bohong terkait ancaman tsunami pada malam tahun baru 2019.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai berita yang bereda di media sosial. Hingga saat ini belum ada satupun alat yang mampu memprediksi waktu terjadinya tsunami.
" Sejauh ini belum ada teknologi ataupun ahli yang dapat memprediksi kapan tepatnya (dilengkapi jam dan tanggal pasti) sebuah gempa akan terjadi," tulis akun Instagram BMKG, jumat 28 Desember 2018.
BMKG menyarankan masyarakat agar tetap waspada dan tenang jika nantinya terjadi suatu bencana.
" Lebih baik tetap waspada, berdoa yang baik, dan terus pantau informasi dari pihak terkait/ instansi resmi pemerintah. Semoga sudah bisa menjawab pertanyaan warganet yang banyak bertebaran dikolom komentar," ucap pengelola akun BMKG tersebut.
Dream - Warga Kota Manado merasakan kepanikan pada Kamis malam, 27 Desember 2018. Warga terkejut setelah beredar informasi di media sosial mengenai terjadinya tsunami.
" Kami mendapat informasi sudah ada peringatan dini terkait tsunami, sehingga sudah bergerak menghindari wilayah pantai," kata warga Kecamatan Sario, Manado, Priscilia.
Petugas keamanan di kawasan Megamas, Manado, Steven mengatakan pusat perbelanjaan di kawasan itu tutup.
" Kami terpaksa menutup kawasan ini, mulai dari belakang Multimart hingga Mc Donald. Karena air laut naik hingga ke ruas jalan dan membuat khawatir warga pengunjung," ujar Steven.
Tetapi, kabar terjadinya tsunami tersebut dibantah Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas II Maritim Bitung, Ricky Daniel Aror. Dia mengatakan yang disampaikan instansinya yaitu bahaya gelombang tinggi, bukan peringatan dini tsunami.
" Warga salah mengartikan rilis yang kami kirimkan. Bukan tsunami, tetapi potensi gelombang tinggi di perairan Sulawesi Utara," ujar Ricky, dikutip dari Liputan6.com, Jumat, 28 Desember 2018.
Sumber: Liputan6.com/Yoseph Ikanubun
Dream - Pemerintah Provinsi Banten menetapkan status darurat untuk penanganan musibah tsunami Selat Sunda. Status darurat tersebut berlaku sejak 27 Desember 2018 hingga 9 Januari 2019.
" Saya menginstruksikan agar penanganan ini terus dilakukan oleh seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) hingga pascabencana selanjutnya," kata Gubernur Banten, Wahidin Halim, dilaporkan Liputan6.com, Jumat, 28 Desember 2018.
Wahidin mengatakan penanganan tanggap darurat itu di bawah kendali Gubernur dan Wakil Gubernur Banten.
" Dua jam sejak terjadinya bencana Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) langsung menurunkan alat-alat berat untuk menormalisasi berbagai akses jalan yang tertutup, sehingga distribusi dan penyaluran bisa lebih cepat," ucap dia.
Selain akses jalan, Wahidin juga ingin memastikan ketersediaan posko kesehatan di setiap Puskemas. " Dipersiapkan pula obat-obatan dan tim medis serta dokter dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Povinsi Banten. Begitu pula dalam mempersiapkan berbagai sarana tempat pengungsian dan dapur umum," ujar dia.
Status tanggap darurat ditetapkan setelah Pemerintah Kabupaten Padeglang dan Kabupaten Serang mengeluarkan status tanggap darurat.
Advertisement
Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau