© MEN
Dream - Kasus Covid-19 yang melonjak di Indonesia tidak hanya memicu kecemasan bagi warga di Tanah Air. Kalangan akademi dari Australia juga menyampaikan keprihatinannya dengan keadaan tersebut.
Profesor Jemma Purdey dari Australia-INdonesia Center, Monash Univerity bahkan membuat petisi untuk memberikan dukungan penanganan pandemik Covid-19 di Indonesia.
Petisi tersebut ditujukan kepada Department of Foreign Affair and Trade, Indonesian Ambassador to Australia, Australia Ambassador to Indonesia, Prime Minister of Australia.
" Sebagai anggota akademi Australia yang memiliki koneksi mendalam dan pengetahuan tentang Indonesia, kami ingin mengungkapkan keprihatinan kami yang semakin meningkat dan mendalam tentang krisis pandemi yang saat ini terjadi di seluruh Indonesia," tulis Purdey dikutip dari laman Change.org, Sabtu, 17 Juli 2021.
Purdey mengungkapkan kasus Covid-19 di INdonesia telah mencapai titik tertinggi baru di atas 50 ribu dalam beberapa hari terakhir. Purdey yang mengutip penjelasan ahli epidemologi, termasuk Dr Dicky Budiman dari Griffith University, mengatakan tingkat tertinggi ini takkan tercapai dalam beberapa pekan ke depan.
" Dengan sistem perawatan kesehatan Indonesia yang sudah mencapai titik puncaknya di Jawa dan Bali yang padat penduduknya, daerah lain juga sekarang mengalami kesulitan karena varian Delta dari virus tersebut. Orang-orang sekarat di rumah dalam jumlah yang meningkat, tidak dapat memperoleh bantuan medis."
Melihat kondisi tersebut, Purdey menawarkan bantuan untuk bekerja sama dalam penelitian dan membuat kebijakan yang bisa membantu Indonesia. Dia juga berjanji akan memberikan masukan dan rekomendasi berbasiskan penelitian dari bukti dan penyelidikan ilmiah.
Menurut Purdey, kebutuhan yang paling mendesak bagi Indonesia saat ini adalah meningkatkan kemampuan layanan kesehatan. Upaya penelusuran dan pengetesan juga harus ditingkatkan di level lokal yang saat ini sudah tak bisa lagi ditanggung Puskesmas.
" Petugas kesehatan, dokter dan perawat, berada pada titik puncak dan di bawah jumlah yang dibutuhkan, banyak dari mereka sendiri jatuh sakit dan sekarat setiap hari."
Selain itu Purdey juga berjanji akan mendesak pemerintah Australia untuk meningkatkan bantuannya karena krisis kemanusiaan dan kesehatan yang terjadi di Indonesia.
Petisi tersebut didukung oleh sejumlah akademisi dari universitas Australia lainnya seperti Sydney University, Murdoch Univerity, serta Univerisity of Melbourne.
Hingga Sabtu, 17 Juli 2021 pukul 19.05 WIB, petisi yang diunggah di laman Change.org ini sudah mendapatkan dukungan 297 orang, atau lebih dari separuh dari yang dibutuhkan sebanyak 500 orang.(Sah)
Advertisement
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Bahas Asam Urat dan Pola Hidup Sehat, Obrolan Raditya Dika dan dr. Adrian Jadi Sorotan