Baru-baru ini, ada berita yang menyebutkan bahwa Burung Dodo, salah satu jenis burung yang telah punah, akan dihidupkan kembali.
Burung ini bahkan diakui sebagai simbol yang paling ikonik.
Bagaimana penampilan Burung Dodo yang akan dihidupkan kembali setelah punah akibat intervensi manusia?
Dikutip dari saluran YouTube Dunia Alam, mari kita simak penjelasan berikut.
Pertama kali Bangsa Eropa menemukan Burung Dodo pada abad ke-16 di Pulau Mauritius. Saat itu, burung yang tidak takut pada manusia tersebut masih sering berkeliaran secara bebas seperti mestinya.
Namun, kurang dari 100 tahun setelah manusia tiba di Pulau Mauritius, Burung Dodo sudah tidak dapat ditemukan lagi hingga saat ini.
Sebenarnya, tidak ada yang tahu dengan pasti kapan Burung Dodo benar-benar punah. Namun, beberapa ahli meyakini bahwa burung ini mengalami kepunahan pada akhir abad ke-1600.
Sebaliknya, ada juga pandangan bahwa kepunahan Burung Dodo terjadi pada akhir abad ke-1700.
Kepunahan Burung Dodo diakibatkan oleh aktivitas manusia, terutama karena burung ini tidak takut pada manusia dan tidak mampu terbang, menjadikannya sebagai target empuk bagi perburuan.
Spesies invasif tersebut terlibat dalam pemangsaan sarang Burung Dodo, mengkonsumsi telurnya, dan bersaing dalam mencari makanan.
Walaupun sudah tidak terlihat lagi, beberapa bulan terakhir disampaikan bahwa sebuah perusahaan rekayasa genetika berencana secara berani untuk menghidupkan kembali Burung Dodo.
Sebelumnya, perusahaan ini telah merencanakan untuk menghidupkan kembali dua spesies lain yang telah lama punah, yaitu mammoth berbulu dan harimau Tasmania.
Grup Avian Genomics, yang merupakan perusahaan baru, akan menjadi penggerak utama dalam upaya untuk kembangkan kembali Burung Dodo.
ujar Beth Shapiro, ahli paleontologi dan anggota dewan penasehat Colossal Biosciences dilaporkan NY Post.
Tujuan mulia perusahaan, yang patut diakui sebagai luar biasa, berhasil menarik perhatian sejumlah investor terkemuka yang bersedia menyuntikkan dana sebagai investasi untuk pengembangan perusahaan.
Colossal Biosciences kini memiliki valuasi sebesar USD1,5 miliar setelah berhasil menutup putaran pendanaan Seri B senilai USD150 juta.
Peserta dalam putaran pendanaan terkini mencakup investor teknologi, United States Innovative Technology Fund, produser " Jurassic World" Thomas Tull, dan Breyer Capital.
Dengan demikian, secara keseluruhan, Colossal berhasil menghimpun dana sebesar USD225 juta sejak debutnya pada bulan September 2021.
Namun, langkah-langkah yang akan diambil oleh perusahaan tidak luput dari sorotan kritik. Banyak pihak ekspresikan keraguan terhadap pencapaian tujuan tersebut. Ditambah lagi dengan adanya variabel yang belum diketahui terkait dengan usaha menciptakan kembali spesies yang telah lama punah.
Di sisi lain, tim yang menangani harimau Tasmania terdiri dari '30 ilmuwan berdedikasi' yang diklaim telah membuat 'kemajuan signifikan' dalam proses rekayasa genetika mereka.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR