Sukmawati Sambangi MUI. ©2018 Liputan6.com/Angga Yuniar
Dream - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memasukkan agenda untuk pembahasan pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhamamd SAW dengan Presiden pertama RI Soekarno, dalam rapat pimpinan (rapim) MUI Selasa, 19 November 2019.
Tapi, dalam rapat itu pengurus MUI Pusat tidak memiliki rencana untuk memanggil Sukmawati untuk meminta klarifikasi.
" Nggak diputuskan. Dalam rapat tidak dibicarakan apakan dipanggil atau tidak," ujar Sekjen MUI, Anwar Abbas, Rabu, 20 November 2019.
Dalam rapat itu, kata Anwar, MUI menyayangkan pernyataan Sukmawati yang dapat menyinggung Umat Islam. Sebab, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang sangat diagungkan dalam Islam.
" Karena karena telah mengusik ranah keyakinan umat," ucap dia.
Karena kasus ini telah dilaporkan ke polisi, MUI siap menyediakan saksi ahli apabila penyidik atau jaksa membutuhkan keterangan.
" Saksi ahli nanti kita akan kaji. Nanti kita akan kirim saksi ahli kalau memang diminta," kata dia.
Pernyataan Sukmawati ketika membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno terjadi dalam acara diskusi bertajuk " Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme" .
Video rekaman pidato itu menyebar dan menjadi perbincangan di media sosial. Buntutnya, Sukmawati dilaporkan ke polisi oleh advokat bernama Ratih Puspa Nusanti, anggota Koordinator Bela Islam (Korlabi).
Dream - Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengatakan, pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan proklamator, Soekarno, merupakan tindakan yang dapat menyakiti umat Islam.
" Pernyataan yang disampaikan Ibu Sukmawati itu telah menyinggung hati dan perasaan umat Islam, karena karena telah mengusik ranah keyakinan umat," ujar Anwar di gedung MUI, Jakarta, Selasa 19 November 2019.
Anwar menegaskan, membandingkan Nabi dan Rasul dengan tokoh tertentu tidaklah tepat. Terlebih, membandingkan Nabi Muhammad SAW yang notabene sangat diagungkan umat Islam.
" Akibat dan dampak dari pernyataan tersebut, telah membuat banyak elemen umat yang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya," ucap dia.
Meski demikian, MUI tetap meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menyerahkan kasus tersebut ke aparat kepolisian.
" Ada pihak tertentu yang mengadukan masalah ini kepada pihak kepolisian untuk diproses dan diselesaikan secara hukum," kata dia.
Dengan menyerahkan kasus ini kepada polisi, kata dia, mampu menciptakan kedamaian. Sehingga, stabilitas keamanan dalam negeri tidak terganggu.
Selain itu, MUI juga siap memberikan saksi ahli apabila nantinya kasus ini berlanjut ke pengadilan.
" Saksi ahli nanti kita akan kaji. Nanti kita akan kirim saksi ahli kalau memang diminta," kata dia.
Dream - Din Syamsuddin berpesan kepada putri proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, agar kembali belajar agama Islam, sehingga tidak lagi membuat pernyataan kontroversial tentang Nabi Muhammad.
" Saya ingin berpesan kepada Ibu Sukmawati untuk tidak melakukannya lagi dan lebih lagi belajar Islam. Agama yang diagungkan oleh bapak beliau dan mengagungkan Nabi Muhammad," ucap Din di kantor Inter Religious Council Indonesia (IRC), Jakarta, Senin 18 November 2019.
Menurut Din, wajar apabila ada beberapa kalangan umat Islam yang marah dengan pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.
" Karena ini kejadian yang terjadi lagi, mungkin dua, tiga kali, dan agak besar bobotnya. Karena menyangkut Nabi Muhammad SAW yang sangat diagungkan oleh umat Islam," ujar dia.
Meski demikian, Din mengimbau kepada umat Islam untuk tetap mengedepankan sikap memaafkan dan saling main hakim sendiri dan lebih baik melaporkan masalah tersebut ke jalur hukum.
Din mengakui, dengan peristiwa ini menjadi cambukan bagi para tokoh agama Islam, karena dakwahnya belum menyeluruh terserap ke umat Muslim.
" Kalau tidak paham, maka pemuka agama Islam merasa bertanggung jawab untuk mengajarkan," ujar dia.
Din menegaskan, meski suatu agama dinistakan, tidak akan mempengaruhi kesucian agama tersebut.
" Sikap saya pribadi dengan keyakinan bahwa, sebesar apapun penistaan terhadap Islam, Nabi Muhammad tidak akan mengurangi keagungan Islam dan Nabi Muhammad," kata dia.
Dream - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Saadi mengingatkan para tokoh bangsa untuk menghindari ucapan yang membuat kontraproduktif. Terlebih membuat pernyataan yang menyinggung isu agama.
" Tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh bangsa, agar dalam menyampaikan itu menghindari hal-hal mengandung muatan-muatan justru kontraproduktif, muatan-muatan itu berkaitan dengan isu agama misalnya," kata Zainut, Senin, 18 November 2019.
Pernyataan Zainut disampaikan menanggapi ucapan Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan jasa Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Zainut juga mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menempatkan pernyataan Sukmawati.
" Saya kira ini harus betul-betul diminta kepada tokoh-tokoh bangsa ini lebih hati-hati dalam menyampaikan statement-nya," ujar dia.
Lebih lanjut, Zainut menilai sah-sah saja bila pernyataan Sukmawati dilaporkan ke polisi. Asalkan tidak terjadi menimbulkan keriuhan dalam bernegara.
" Negara kita negara hukum, saya kira sah-sah saja kalau masyarakat mengadukan hal tersebut kepada mekanisme hukum, tapi kita mengimbau supaya tidak terjadi kegaduhan," kata dia.
Doa-Doa Selama Perjalanan Haji, Mulai Keberangkatan hingga Kepulangan Jemaah
Tampilan Comfy nan Stylish Dara Arafah, Andalkan Kulot Printing
Tak Hanya di Wajah, 4 Area Tubuh yang Juga Butuh Sunscreen
Doa Sapu Jagat Hari Tasyrik yang Sering Dibaca Rasulullah SAW dan Keutamaannya
Mengungkap Sejarah Padang Arafah, Tempat Wukuf Jemaah Haji yang Menyimpan Banyak Kisah
Doa Memohon Keselamatan dan Kesehatan, Agar Tetap Fit Jalani Hari
Doa Menyembelih Ayam Jantan dan Betina Serta Syarat Penyembelihan Hewan Sesuai Syariat
Doa Sapu Jagat Hari Tasyrik yang Sering Dibaca Rasulullah SAW dan Keutamaannya
Adu Mewah Kolam Renang Raffi Ahmad di Ketiga Rumahnya, Ada yang Jadi Tempat Favorit Keluarga!
Ekspresi Wajah Virgoun Senyum usai Sidang Cerai, Inara Tahan Tangis