Di Perut Anak Perempuan 9 Tahun Ada Bola Rambut. (Foto: Oriental Daily)
Dream - Bocah perempuan 9 tahun asal Harbin, Heilongjiang, China ini menderita penyakit aneh. Hal tersebut baru diketahui setelah dia merasa mual hingga muntah dan kehilangan nafsu makan.
Awalnya, orangtuanya berpikir bocah itu mengalami masalah di pencernaan. Ketika diperiksakan ke dokter, semua terkejut dengan isi perut bocah itu. Ada gumpalan rambut dengan diameter mencapai 18 centimeter.
Dilansir Oriental Daily, sebelum menunjukkan gejala mual, orangtuanya tidak menaruh curiga pada fisik bocah itu. Sejak kecil, tubuhnya memang kurus dan makannya tidak sebanyak anak-anak seusianya.
Pembawaan yang ceria membuat orangtuanya beranggapan tidak ada masalah kesehatan pada bocah perempuan itu.
Ketika anak itu berusia 8 tahun, sang ibu memutuskan berhenti bekerja dan fokus mengurusnya. Pun demikian, ibunya sama sekali tidak menaruh curiga pada fisik si bocah.
Sang ibu memang pernah menjumpai anaknya makan rambutnya sendiri. Meski begitu, dia tidak menyadari hal itu ternyata adalah kebiasaan anaknya.
Kondisi itu berlanjut sampai si anak jatuh sakit. Kepala anak itu mengalami kebotakan yang aneh.
Ketika ditanya sang ibu, barulah anak itu mengaku sudak makan rambutnya sendiri. Kebiasaan itu rupanya sudah berlangsung lama, sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak.
Dokter mendiagnosa anak itu mengidap Pica, sejenis gangguan makan yang membuat penderita suka makan barang bukan makanan. Entah itu kertas, tanas, dan lain sebagainya.
Setelah melakukan pemeriksaan intensif, dokter berusaha mengeluarkan bola rambut melalui mulut menggunakan endoskop. Dua kali dilakukan, gumpalan rambut yang berhasil dikeluarkan hanya setengah.
Dokter menemukan banyak luka berisi nanah pada dinding perut anak itu. Saat ini, dokter masih berusaha untuk mengeluarkan seluruh bola rambut yang di perutnya.
(Sah, Sumber: World of Buzz)
Dream – Orang-orang dengan masalah kesehatan mental cenderung berisiko jadi korban penyalahgunaan keuangan. Sebab, mereka tak keberatan jika tabungannya “ diobrak-abrik”.
Dikutip dari Mirror, Rabu 17 Juli 2019, dua perlima orang dengan kesehatan mental membiarkan orang lain menggunakan kartu kredit atau debit mereka. Seperlima responden malah membiarkan kartu banknya dipakai setiap minggu.
Survei yang dilakukan oleh Money and Mental Health Policy Institute bersama pakar konsumen, Martin Lews, menunjukkan orang-orang ini berisiko menjadi korban penyalahgunaan keuangan, bahkan bisa menjadi korban kriminal.
Dari 12 ribu responden di Inggris, ditemukan 43 persen orang yang memiliki masalah mental membiarkan orang lain menggunakan kartu kredit atau kartu debit. Ada 19 persen responden malah membiarkan uangnya digunakan setiap minggu.
Lalu, ada 20 persen yang membiarkan mereka masuk ke mobile banking dan 15 persen responden mengizinkan orang-orang untuk mengakses mobile banking setiap minggu.
Survei ini juga menemukan bahwa ada 24 persen punya cara yang aman untuk memberikan orang lain mengakses rekening mereka.
Money and Mental Health Policy Institute mendesak perdana menteri agar mereformasi kekuatan sistem pengacara. Dengan begini, bantuan hukum bisa menjadi dukungan dan penjaga bagi mereka yang mengalami kesehatan mental.
“ Ketika berjuang dengan kesehatan mental dan mendapatkan bantuan dari keluarga dan teman untuk mengelola keuangan, kamu bisa berdikari di atas keuangan kamu atau jatuh ke dalam utang,” kata Kepala Money and Mental Health Policy Institute, Helen Undy.
Undy mengatakan penderita sakit mental memerlukan bantuan hukum. Para penderita sakit mental ini tak memiliki sistem untuk memenuhi kebutuhan mereka.
“ Orang ini berisiko terpapar penipuan dan penyalagunaan karena berbagi PIN dan kata sandi,” kata dia.
Dream – Jadi korban perampokan akan menjadi pengalaman paling tidak menyenangkan. Kamu ditodong oleh seseorang dan dia meminta semua harta benda yang dibawa.
Kejadian ini biasanya akan meninggalkan trauma pada si korban.
Namun cerita perampokan yang terjadi di Heyuan, Tiongkok, ini beda dari yang lain. Sikap sang perampok ini sukses mencuri hati warganet.
Dikutip dari World of Buzz, Rabu 13 Maret 2019, kisah ini bermula ketika sang korban, Li, sedang berada di ATM sendirian. Saat sedang menarik uang, seorang pria mendekatinya dan menodongkan sebilah pisau.
Berada dalam ancaman perampok yang ingin mengambil semua uangnya, Li tak bisa bertindak lain selain pasrah menyerahkan uang senilai 2.500 yuan (Rp5,13 juta) kepada perampok.
Rupanya si perampok masih belum puas dengan uang yang baru ditarik Li. Pria itu lantas memaksa melihat saldo tabungannya.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib