Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Dream - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, akhirnya membuka fakta yang terjadi di Ibu Kota ketika gelombang kedua Covid-19 muncul. Dia mengatakan 140 rumah sakit rujukan Covid-19 ternyata pernah kolaps.
Anies mengatakan jumlah pasien Covid-19 yang harus dirawat sepanjang Juli 2021 sudah melebihi kapasitas. Anies pun sempat menambah kapasitas tempat tidur dari 6.000 menjadi 11 ribu dengan memanfaatkan ruangan yang masih kosong pada setiap rumah sakit.
Nyatanya, kapasitas tempat tidur tetap tidak mampu menampung pasien meski sudah ditambah. Jumlah pasien yang datang ke rumah sakit tetap jauh lebih banyak.
" Di awal gelombang dua itulah, pada saat kita berkejaran dengan penambahan kasus baru, ini pentingnya menahan kasus baru dan kasus aktif," ujar Anies.
Jakarta sempat mencatatkan kasus baru mencapai 14 ribu per hari, kemudian melandai di angka 12 ribu per hari ketika gelombang kedua terjadi. Sementara kasus aktif tertinggi terjadi pada 16 Juli 2021, mencapai 113 ribu kasus.
" Kapasitas kesehatan kita bukannya tidak ada batas, jelas ada batasnya, bila batas itu terlewati, maka kapasitas kesehatan kita kolaps, jumlah yang harud dirawat lebih banyak dari jumlah tempat tidur dan kamar untuk perawatan," kata Anies.
Sempat dalam posisi sulit, Anies mengatakan gelombang kedua Covid-19 di DKI Jakarta perlahan bisa diredam. Salah satunya lewat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai Darurat hingga Level 4.
" Kini Alhamdulillah, bebak kapasitas kesehatan kita sudah turun di mana keterisian tempat tidur di seluruh rumah sakit di Jakarta hanya 33 persen saja, sementara keterisian tempat tidur di ruang ICU 59 persen," terang Anies.
Hal itu menandakan beban RS mengalami penurunan. Sehingga layanan dapat diberikan bagi pasien non-Covid-19.
" Karena beban kapasitas sudah turun, maka kapasitas perawatan Covid-19 diturunkan untuk memberi ruang bagi pasien non-Covid," kata Anies.
Selain itu, Anies juga mengungkapkan angka kematian Covid-19 turut menurun. Ini karena banyak pasien mendapatkan perawatan secara lebih maksimal.
Saat ini, angka kematian Covid-19 di DKI Jakarta berkisar antara 40-50 kasus per hari. Angka ini sudah menurun drastis dibandingkan di awal gelombang kedua, dengan pemakaman menggunakan protap Covid-19 mencapai 400 per hari, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 pada hari ini, Senin 2 Agustus 2021, berakhir. Namun, bukan serta merta mobilitas warga bakal diperlonggar seluruhnya.
Di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan, mengatakan bahwa pelonggaran bisa dilakukan apabila seluruh warga sudah menerima vaksin Covid-19 secara lengkap.
" Kegiatan (mobilitas) akan bisa dimulai di Jakarta kalau semua sudah divaksin," kata Anies, dikutip dari Liputan6.com, Senin 2 Agustus 2021.
Dia mencontohkan tukang pangkas rambut. Menurut dia, profesi ini sangat sulit untuk menjaga jarak. " Makanya, yang punya potong rambut harus sudah vaksin supaya yang mau potong rambut juga harus sudah vaksin," kata dia.
Vaksin, tambah Anies, pada dasarnya berguna untuk menekan dampak buruk Covid-19. Apabila terjadi penularan, maka kemungkinan hanya mengalami gejala ringan saja
" Jadi kita menggunakan vaksin itu sebagai cara untuk megurangi risiko," tutur Anies.
Menurut Anies, kewajiban menerima vaksin tak berlaku bagi warga yang belum bisa divaksin. Baik karena alasan medis, penyitas Covid-19 yang memerluka jeda waktu, atau yang belum memenuhi syarat.
Oleh karena itu, bila termasuk kategori tersebut masyarakat hanya perlu menunjukkan surat keterangan belum bisa divaksin karena alasan tertentu.
Saat ini, kata dia, jumlah kasus Covid-19 di DKI menurun signifikan dalam dua pekan terakhir. Hal ini tak terlepas dari peran semua elemen masyarakat yang tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi.
" Sekarang sudah turun di bawah 17.000 kasus aktif. Jadi penurunan hampir 100 ribu dalam dua pekan. Dan penurunan ini juga otomatis membuat keterisian tempat tidur (BOR) kita menjadi lebih kecil," ujar Anies.
Kendati demikian, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap agar masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan karena potensi penularan virus masih bisa terjadi.
" Anjuran saya menjaga dirilah di rumah supaya tidak berpotensi menular. Karena hal seperti ini pengalaman kami. Jadi malah risikonya dobel, saya anjurkan bagi penyintas bagi yang baru sembuh bawa surat keterangan aja," tandasnya.
Diketahui, hingga saat ini jumlah warga di DKI yang telah menerima vaksin dosis pertama sebanyak 7.507.340 atau 85, 2 persen.
Sementara jumlah warga yang menerima dosis vaksin kedua sebanyak 2.667.299 atau 30,3 persen dari target vaksinasi di DKI Jakarta.
Sumber: liputan6.com