Antropolog Ungkap Kemungkinan Manusia Purba Mirip Hobbit Masih Hidup di Hutan Flores

Reporter : Nabila Hanum
Kamis, 29 Desember 2022 15:00
Antropolog Ungkap Kemungkinan Manusia Purba Mirip Hobbit Masih Hidup di Hutan Flores
Spesies itu dinamakan Homo Floresiensis atau sering juga disebut 'Hobbit'.

Dream - Seorang antropolog mengungkap kemungkinan adanya spesies manusia purba di hutan pulau Flores. Spesies yang dimaksud adalah Homo floresiensis.

Menurut IFL Science, para arkeolog menemukan kerangka kecil yang cukup lengkap dari spesies manusia yang telah punah di pulau Flores, Indonesia.

Spesies itu dinamakan Homo Floresiensis atau sering juga disebut 'Hobbit'. Penemuan itu dijadikan bukti adanya migrasi manusia modern dari Asia ke Australia.

1 dari 3 halaman

Spesies ini awalnya dianggap bertahan hingga sekitar 50.000 tahun yang lalu. Namun, seorang antropolog mengungkap bahwa adanya kemungkinan spesies Hobbit masih hidup hingga sekarang.

Pendapat ini datang dari seorang pensiunan profesor antropologi di University of Alberta, Gregory Forth, mengatakan bahwa bukti kelangsungan hidup spesies itu mungkin telah terabaikan.

" Tujuan saya dalam menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik, yaitu yang paling rasional dan paling didukung secara empiris tentang kisah Lio tentang makhluk itu," ungkap Forth dalam bukunya.

2 dari 3 halaman

Ia juga menyisipkan laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata dalam buku tersebut.

Ilustrasi

" Dan saya menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini," ujarnya.

Forth menulis bahwa zoologi rakyat setempat oleh orang Lio yang mendiami pulau itu berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

3 dari 3 halaman

Ini sama dengan sejenis Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang diperoleh. Lio mengidentifikasi makhluk ini sebagai hewan, tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit yang dimiliki manusia.

" Bagi Lio, penampilan manusia-kera sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya manusia membuat makhluk itu menjadi anomali dan karenanya bermasalah dan mengganggu," tulis Forth.

Laporan : Erdyandra Tri Sandiva

Beri Komentar