Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Seorang ibu, mengaku tak tahu menahu bahwa bayi berusia 40 hari belum diizinkan mengonsumsi makanan selain air susu ibu (ASI). Akibatnya, sang bayi diberikan pisang lalu tersedak hingga tewas.
Kasus kematian bayi 40 hari itu ditangani Polsek Jakarta Barat. Kapolsek Kebon Jeruk, AKP Erick Sitepu mengatakan, telah memeriksa ibu bayi tersebut, Yuni Sari.
" Bayi 40 hari sama ibunya dicoba dikasih makan pisang, dia (ibunya) enggak tahu kalau umur 40 hari itu, pencernaannya belum boleh makan selain ASI. Akibat ketidaktahuan itu, akhirnya bayinya meninggal," kata Erick.
Bayi AH merupakan salah satu anak kembar Yuni Sari dan Husaeni. Bayi tersebut meninggal pada Minggu, 8 Desember 2019.
Hasil visum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) penyebab bayi AH meninggal karena ada potongan pisang yang menyangkut di saluran pernapasannya.
Erick menyebut, hasil visum tidak menemukan adanya bekas luka maupun kekerasan di tubuh bayi AH.
" Sudah visum di dokter, di korban kami tak temukan luka atau bekas kekerasan. Jadi memang murni karena ketidaktahuan ibunya itu," kata Erick.
Lantaran murni kelalaian dan tak menemukan adanya bekas kekerasan di tubuh korban, maka polisi tidak menahan Yuni atas meninggalnya sang anak.
AH pun telah dimakamkan di TPU kawasan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, usai divisum di RSCM untuk memastikan penyebab kematiannya. (mut)
Sumber: Merdeka.com/Dedi Rahmadi
Dream - " Anak saya baru berusia empat bulan. Pergi ke rumah sakit untuk berobat, sekarang dia telah meninggal," kata seorang ibu di Xi An, China, dengan penuh kesedihan.
Putrinya diduga meninggal dunia setelah dipijat pada 30 November lalu, lapor Hua Shang Daily.
Insiden memilukan ini berawal ketika putrinya itu menderita batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Khawatir dengan kondisinya, kedua orang tuanya membawa bayi tersebut ke rumah sakit untuk berobat.
Dokter yang memeriksa mengatakan bayi mungil itu tidak menderita penyakit yang serius.
Alih-alih memberikan obat atau suntikan, dia menyarankan bayi tersebut untuk dipijat.
Ibu bayi perempuan itu sebenarnya ragu apakah pijat cocok untuk anak berusia empat bulan.
" Tetapi karena itu saran dokter dan kami tidak mengerti, kami mengikutinya," kata ibu tersebut.
Setelah menjalani sesi pijat, kedua orang tuanya mengira bahwa anak mereka itu tertidur.
Baru ketika ingin mengganti bajunya, ibunya menyadari bahwa mulut putrinya mengeluarkan busa.
Tidak sampai di situ saja. Di bagian bawah hidung putrinya juga terdapat bekas darah.
" Saat itu dia tidak responsif sama sekali. Jadi kami segera memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit," katanya.
Rumah sakit mengatakan ketika anak itu dibawa masuk ruang gawat darurat, mereka menemukan darah di rongga hidungnya.
Pada saat itu, detak jantung anak tersebut sudah tidak ada dan napasnya juga telah berhenti.
Meskipun rumah sakit bisa menyadarkan anak itu, dia masih mengalami kesulitan bernapas.
Dia kemudian ditempatkan di ruang ICU untuk observasi sekitar jam 4.30 sore di hari yang sama.
Namun, mereka tidak dapat menolong nyawa anak itu. Menurut sertifikat kematian anak itu, dia meninggal akibat banyak organnya yang gagal berfungsi.
Setelah kejadian yang memilukan ini, kedua orang tuanya telah melaporkan dokter yang menyarankan untuk memijatkan putri mereka.
(Sah, Sumber: Asia One)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah