Kisah Sedih Orang Tua Melihat Anak Satu-satunya Untuk Selamanya. (Foto: Twitter / Tun Fairuz)
Dream - Bayangkan jika satu-satunya buah hati yang telah dikandung selama 9 bulan dan tumbuh sehat, harus hilang sekejap dari pandangan mata.
Semua mimpi dan rencana yang dibuat untuknya hancur. Meski menjadi kenyataan pahit yang harus ditelan, tetapi itu adalah takdir Tuhan yang harus diterima.
Seperti halnya pasangan Malaysia ini, yang harus menghadapi cobaan ketika anak satu-satunya meninggalkan dunia di bulan Syawal tahun lalu.
Tanpa tanda sama sekali, kematian mendadak anak satu-satunya tentu saja memberikan pukulan besar bagi mereka.
Yang lebih menyedihkan, tahun lalu merupakan tahun pertama dan tahun terakhir Tun Fairuz dan istrinya merayakan Lebaran bersama putri mereka Dewi.
Diceritakan kembali oleh Tun Fairuz melalui Twitter, berikut kisah sedih orangtua yang ditinggal pergi oleh anak satu-satunya untuk selamanya.
11 Syawal kemarin genap setahun Dewi pergi untuk selamanya. Dewi adalah anak pertama Tun Fairuz dan istrinya, Nana.
Mungkin karena insting, pagi itu Fairuz dan Nana tiba-tiba merasa rindu berat dengan Dewi yang dititipkan di tempat penitipan anak.
Melalui Whatsapp, Fairuz dan Nana berbincang tentang putri mereka itu dari kantor masing-masing.
Mungkin karena Dewi anak pertama, sehingga mereka sangat terobsesi untuk selalu bersamanya.
Namun apa daya, mereka berdua bekerja di kantor yang berbeda. Sehingga harus menitipkan Dewi di tempat penitipan anak.
Setelah puas berbincang, Fairuz dan Nana melanjutkan pekerjaan masing-masing. Namun, sekitar jam 2 lebih, Nana menghubungi Fairuz sambil menangis.
" OTW ke rumah sakit! Dewi sesak nafas! Liza (guru di tempat penitipan anak) bawa pergi Dewi ke RS!" kata Nana.
Fairuz pun terkejut. Dengan sedikit khawatir, dia minta ijin atasan untuk pergi ke RS. Padahal, saat itu dia lagi di tengah rapat.
Beruntung, Bos kasih ijin Fairuz untuk segera pergi pulang menemui istrinya.
Setelah mengemasi barangnya, Fairuz langsung tancap gas ke RS. Dia terus berdoa agar Dewi kuat untuk bertahan.
Ketika sampai RS, Fairuz tidak hanya berjalan. Tapi dia berlari macam orang gila menuju ruang gawat darurat.
Namun, Fairuz hanya bisa duduk menunggu di luar setelah seorang perawat berusaha menenangkannya.
Sementara Liza sesenggukan di luar ruang gawat darurat. Tak lama kemudian, Nana telah sampai di RS.
Nana langsung berlutut di depan Fairuz. Dia bertanya mengenai keadaan putrinya, Dewi. " Mana Dewi? Bagaimana kondisinya?" cecar Nana kepada Fairuz.
Pertanyaan Nana yang bertubi-tubi itu bagaikan anak panah yang menghunjam jantung.
Fairuz tak bisa memberikan jawaban. Dia hanya bisa bilang dokter sedang berusaha.
" Dokter sedang berusaha selamatkan Dewi. Aku sendiri tidak tahu bagaimana kondisinya," jawab Fairuz kala itu.
Nana hanya bisa menangis. Sementara Fairuz hanya terduduk. Air mata tak bisa keluar karena masih merasa syok.
Beberapa lama kemudian, seorang dokter keluar. Dia sedang memberikan sedikit harapan.
" Kita sudah coba selamatkan dia. Sudah 45 menit. Kalau Bapak izinkan, kami akan coba selama 30 menit lagi," kata dokter itu.
Tanpa pikir panjang, Fairuz langsung mengiyakan permintaan dokter tersebut. Yang penting Dewi terselamatkan.
" Dokter tolong buat apa saja yang bisa selamatkan putri kami," kata Fairuz.
Setengah jam kemudian, dokter keluar lagi. Dia memberi kabar yang sungguh menyedihkan.
" Kami sudah mencoba segala prosedur. Tapi maafkan kami. Bapak boleh melihatnya sekarang," katanya.
Fairuz dan Nana langsung lemas. Dunia seakan menjadi gelap gulita.
Saat masuk ruang gawat darurat, suasananya sepi. Dokter yang tadi jumlahnya banyak, sudah pergi semua.
Yang ada sekarang hanyalah jasad bocah kecil yang lucu dan menggemaskan.
Baru tadi pagi Fairuz memeluk dan mencium Dewi. Petangnya dia sudah pergi untuk selamanya.
Dia tidak sakit apa-apa, tapi tiba-tiba pergi. Tak bisa membayangkan perasaan Fairuz dan Nana saat itu.
Selama setahun ini, Fairuz dan Nana tidak pernah memberitahu penyebab meninggalnya Dewi.
Mereka masih sedih jika mengingat detik-detik Dewi meninggal dunia dulu.
Namun karena banyak yang bertanya soal penyebab meninggalnya Dewi, Fairuz pun akhirnya bersedia memberitahukannya.
" Dewi meninggal kemungkinan karena tersedak susu di pusat penitipan anak," kata Fairuz.
Tapi Fairuz sengaja tidak melakukan otopsi terkait penyebab meninggalnya Dewi. Dia tak rela tubuh kecil itu harus koyak karena otopsi.
" Kami juga tidak menyalahkan pihak pusat penitipan anak," pungkas Fairuz.
(ism, Sumber: Siakapkeli.my)