Dari Wali Nikah, Penghulu, Hingga Tamu, Semua Orang Bayaran

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 1 Maret 2018 07:01
Dari Wali Nikah, Penghulu, Hingga Tamu, Semua Orang Bayaran
Pernikahan palsu alias settingan marak terjadi, namun bukan di Indonesia.

Dream - Cinta terlarang dan hamil di luar nikah. Dua hal ini menjadi alasan diadakannya pesta pernikahan dadakan yang ternyata adalah settingan.

Pernikahan palsu ternyata sedang marak terjadi di Vietnam. Apalagi, biaya pernikahan resmi tidak cukup terjangkau bagi pasangan muda. 

Bagi orang yang terlilit masalah cinta terlarang atau hamil, pernikahan palsu sangat membantu. Mereka bisa mendapatkan layanan pesta pernikahan lengkap dengan wali, keluarga, tamu undangan, bahkan pasangan palsu. 

Tentu semuanya bayaran, karena tujuannya hanya demi mendapatkan status sudah menikah. 

Mungkin terdengar aneh, nyatanya layanan ini cukup diminati di Vietnam. Bahkan sebuah perusahaan mengklaim sudah menyelenggarakan ribuan pesta pernikahan palsu setiap tahun.

1 dari 2 halaman

Cara Pintas Menghindari Malu

Cara Pintas Menghindari Malu © Dream

Seorang wanita beridentitas Kha mengaku pernah memanfaatkan layanan pernikahan palsu tersebut. Dia mendapatkan pasangan bayaran demi menghindari tekanan keluarga dan masyarakat karena hamil sebelum menikah.

" Orangtua saya adalah orang pertama yang akan merasa malu jika mendapati diri saya hamil tanpa suami," kata Kha.

Kha mengaku telah menghabiskan biaya sekitar Rp20,5 juta untuk menyewa seorang pasangan palsu. Kha pun tidak peduli pernikahan yang terjadi tidak sah, dan merasa bersyukur ada layanan itu.

" Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi, tapi untungnya ada pilihan seperti ini," kata Kha.

Pernikahan Kha dilakukan secara diam-diam. Kini dia berencana memberitahu keluarga telah bercerai.

Menurut Kha, status janda lebih baik daripada masih single tapi sudah hamil di luar nikah.

2 dari 2 halaman

Mengakali Cinta Terlarang

Mengakali Cinta Terlarang © Dream

Setengah lebih dari 93 juta penduduk di Vietnam merupakan anak muda di bawah usia 30 tahun. Mereka memilih untuk meninggalkan cara hidup konservatif.

Salah satunya dengan mengikuti gaya hidup bersama tanpa menikah seperti budaya orang-orang Barat.

Satu lagi pasangan, Huong dan kekasihnya, Quan, yang menggunakan layanan ini karena hubungan mereka mendapat larangan dari keluarga. Huong tidak diterima oleh keluarga kekasihnya itu karena tidak mampu.

Hal ini kemudian mendorong mereka untuk menggunakan layanan pernikahan palsu. Walaupun tamu yang diundang adalah asli, tapi orangtua, saudara dan teman-teman Huong adalah bayaran.

(Sumber: hmetro.com.my)

Beri Komentar