Baru 10 Bulan Nikah, Supir Truk Kehilangan Istri dan Anak karena Covid

Reporter : Sugiono
Jumat, 2 Juli 2021 11:00
Baru 10 Bulan Nikah, Supir Truk Kehilangan Istri dan Anak karena Covid
Ariff baru saja kehilangan istri dan anak pertamanya akibat terpapar Covid-19.

Dream - Bahagia bersama hingga ke akhir hayat sudah menjadi impian bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Namun semua itu hanyalah rencana, karena Allah yang menentukannya.

Namun walau sebesar apa pun ujian Allah, termasuk kehilangan pasangan hidup yang amat dicintainya, kehidupan tetap perlu dilanjutkan.

Itulah yang saat ini harus dilalui pria Malaysia bernama Nik Muhammad Ariff Mohd Nazili. Pria 29 tahun ini baru saja kehilangan istri dan anak pertamanya akibat terpapar Covid-19.

1 dari 6 halaman

Cerita Pilu Supir Truk yang Kehilangan Anak dan Istri karena Covid-19

Pria yang akrab disapa Ariff ini mengatakan disebabkan pekerjaannya sebagai supir truk, dia terpaksa berjauhan dari istrinya, Nurul Nasrin Jasni.

Istrinya yang berusia 25 tahun itu hanyalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama orangtuanya di Parit Raja, Batu Pahat, Johor.

Ariff mengatakan sebelumnya almarhumah istrinya sedang mengandung dalam usia enam bulan. Karena pekerjaan, Ariff terpaksa berpisah sementara.

2 dari 6 halaman

Berawal dari Tidak Enak Badan, Lemas dan Sesak Napas

" Satu hari, dia bilang tak enak badan, lemas dan sesak napas. Tapi saya pikir biasalah orang lagi mengandung... saya pun tak sangka belakangan dia akan positif Covid-19.

" Tapi makin lama dia muntah-muntah dan bilang mau pergi rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata pria yang tinggal di Kampung Minyak Beku, Batu Pahat, ini.

Pada awalnya dokter memberitahu istrinya terpaksa ditahan di Rumah Sakit Sultanah Nora Ismail, karena diduga demam berdarah.

3 dari 6 halaman

Kondisi Istri Makin Memburuk

Tapi saat hasil swab test keluar, istrinya ternyata positif Covid-19.

" Dia beritahu saya sambil menangis, teringat anak dalam kandungan... dia sangat cemas. Saya coba membujuk dia, tapi waktu itu dia sudah mulai batuk-batuk. Selera makan masih ada," kata Ariff.

Keadaan istrinya semakin buruk sampai batuk keluar dahak disertai bercak darah. Dokter bilang mau CT scan.

" Walaupun berisiko sebab efek radioaktif yang tinggi, tapi ini penting karena waktu itu hanya ingin selamatkan nyawanya," ujarnya.

4 dari 6 halaman

Istri 'Ditidurkan' Karena 90 Persen Paru-paru Rusak

Tapi virusnya sudah menyerang paru-paru sampai istrinya tak bisa bernapas. Jadi dokter buat video call agar Ariff bisa mengobrol dan saling minta maaf dengan istrinya sebelum 'ditidurkan'.

Ariff bercerita istrinya 'ditidurkan' pada 11 Juni lalu, namun sepanjang waktu itu tidak ada kemajuan yang berarti. Dokter malah memberitahu kalau hampir 90 persen bagian paru-paru istrinya telah rusak.

Setelah menyetujui dilakukan CT scan, Ariff mengatakan anak dalam kandungan terpaksa dikeluarkan dengan cara cesar karena menurut dokter peluang untuk menyelamatkan istrinya masih ada.

5 dari 6 halaman

Anak Pertamanya Hanya Bertahan 6 Jam

Lima hari kemudian, yaitu tanggal 17 Juni, menjadi hari yang tidak dapat dilupakan oleh Ariff. Anak sulungnya yang diberi nama Nik Muhammad Adzriel 'pergi' untuk selamanya. Namun Ariff tabah dengan ujian yang dihadapi.

Ariff kehilangan anak pertamanya setelah dilahirkan secara cesar.

" Anak saya sempat dilahirkan, dan hidup selama enam jam saja. Pihak rumah sakit mengabarkan anak saya negatif Covid-19, jadi saya bisa ambil jenazahnya dan dikebumikan seperti biasa.

" Setelah selesai semuanya, istri saya masih tak sadar. Hari Senin itu saya bekerja seperti biasa. Tapi tak lama kemudian saya terima panggilan dokter mau beri waktu untuk saya video call dengan istri sebab dia sudah kritis," kata Ariff.

6 dari 6 halaman

Pusara Anak dan Istri Dekat Rumah Jadi Obat Rindu

Tanggal 21 Jun 2021, tepat jam 6.18 petang Ariff menerima ketentuan Ilahi dengan ikhlas bahwa degupan jantung istrinya telah berhenti buat selama-lamanya.

Dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Minyak Beku berdekatan dengan rumah Ariff, pusara anak dan istri menjadi obat rindu buat dirinya.

" Sekarang sedih itu masih ada, tapi bila ada kawan-kawan beri support dan tanya kabar, itu memberi sedikit kekuatan untuk saya.

" Saya tak minta hal ini terjadi. Tapi ini adalah kematian orang yang paling dekat dengan saya. Sebelum ini hanya saudara terdekat jadi tak begitu terasa, tapi sekarang ini terjadi pada orang yang paling saya sayang," katanya.

Ariff turut mengingatkan bahwa wabah Covid-19 bisa menular ke siapa saja, tidak pandang waktu sehat maupun sakit. Dia juga berharap agar masyarakat senantiasa mendengar arahan pemerintah untuk mencegah penyebaran corona.

Sumber: mStar

Beri Komentar