Dream - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja, mengatakan, dugaan penggelembungan suara pada Pemilu 2024 tidak hanya dialami Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bagja menegaskan bahwa setiap laporan dugaan penggelembungan suara selalu ditelusuri oleh Bawaslu, termasuk oleh dirinya.
" Kan saya memperhatikan betul ada media sosial yang di-send (dikirimkan) ke kami. Jadi langsung kami cek di teman-teman pengawas. Ada yang belum dijawab, ada. Kami tunggu ini," ujarnya.
Bagja lantas menyebut Bawaslu selalu memverifikasi dugaan penggelembungan suara tersebut.
" Kami cek di lapangan lagi. Dicek apakah benar demikian, tetapi dari beberapa video yang ada kami langsung sampel 1-2. Misalnya yang di Cianjur belum ada jawaban, itu belum ada jawaban dari teman-teman pengawas di Cianjur, nanti akan cek," tuturnya.
Menurut Bagja, apabila terjadi penggelembungan suara dan tidak ada laporan dari jajarannya, artinya pengawas yang ditugaskan bermasalah.
Sebelumnya, perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di real count sementara KPU naik menjadi 3,13 persen dalam hitungan hari. Melonjaknya suara PSI menimbulkan dugaan anomali.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian, meminta khalayak tak buru-buru berasumsi negatif. Menurut Justin, perolehan suara PSI itu masih wajar.
" Semua masih terjadi dalam batas kewajaran. Perhitungan juga masih cukup panjang, sehingga fluktuasi suara adalah hal yang sangat wajar," kata Justin dalam keterangan tertulisnya.
Justin menyampaikan, data internal PSI terkini menunjukkan bahwa perolehan suara PSI merangkak naik mencapai 4 persen. Meski begitu, kata dia, perolehan suara masih terus dalam pemantauan.