Benarkah Israel Membenci McDonald's dan Starbucks?

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 26 Desember 2017 10:02
Benarkah Israel Membenci McDonald's dan Starbucks?
Sebelum aksi boikot dilakukan, sebaiknya warga masyarakat mencari tahu dahulu pemilik dan orang di balik produk tersebut.

Dream - Pasca kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kecaman dan aksi menolak klaim itu merebak. Di Malaysia, sejumlah kelompok masyarakat ingin memboikot jaringan restoran cepat saji asal AS, McDonald's dan Starbucks.

Dua kedai dengan jaringan internasional itu dianggap mendukung penindasan Israel terhadap warga Palestina.

Tetapi, belum terjadi aksi demonstrasi, Ketua Pemuda Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, meminta masyarakat membuktikan tuduhan dukungan dua perusahaan itu kepada Israel.

Menurut laman Sinar Harian Malaysia, Syed Saddiq mengatakan tuduhan yang keterlaluan pada dua perusahaan itu akan merugikan bisnis dan orang-orang Malasysia yang bekerja di dalamnya.

McDonald's

Selain meminta masyarakat Malaysia melakukan verifikasi, Syed Saddiq membeberkan fakta bahwa McDonald's sebenarnya sangat dibenci di Israel.

" Ini karena McDonald's Israel dipegang oleh Omri Padan yang tidak ingin membuka cabang di setiap jengkal tanah rampasan Israel."

" Israel membalas dengan menyeru rakyatnya untuk memboikot McDonald's dan mendukung brand lokal, Burger Ranch. McDonald's masih menuntut kebijakan mereka di Israel," kata Syed Saddiq. (eko)

1 dari 1 halaman

Bagaimana dengan Starbucks

Bagaimana dengan Starbucks © Dream

Syed Saddiq menuturkan, CEO Howard Schultz, bos Starbucks, pada awalnya dikritik karena orang Yahudi dan telah menerima penghargaan dari Israel.

" Tapi, sejak 2003, Starbucks tidak membuka cabang di Israel, tapi mereka hanya beroperasi di negara tetangga, Lebanon dan Yordania."

" Ini jelas menunjukkan Starbucks yang tidak setuju dengan tindakan Israel. Untuk operasi mereka di Timur Tengah, Starbucks bekerja sama dengan kelompok MH Alshaya WL, sebuah perusahaan di Kuwait."

" Tidak ada bukti kuat bahwa McDonald's dan Starbucks mendukung Israel. Hal ini dikonfirmasi oleh nama kedua perusahaan yang tidak tercantum dalam daftar BDS," ucap dia.

Syed Saddiq menjelaskan, BDS adalah gagasan terbesar dalam usaha memboikot sebuah perusahaan yang mendukung Israel.

" Jadi, silakan menilai sendiri apakah tindakan kita memboikot kedua perusahaan ini, yang telah menciptakan lapangan kerja buat orang Malaysia adalah tindakan yang benar atau salah. Jangan asal memboikot tapi merugikan kita sendiri," ujar dia. (eko)

Beri Komentar