7 Warga India Terpaksa Isolasi Mandiri Di Atas Pohon Karena Keterbatasan Tempat Tinggal. Ilustrasi : Independent
Dream - Penyebaran COVID-19 begitu cepat karena penularan infeksi ini dari orang ke orang. Wabah bermula dari Wuhan, kini virus ini telah menyebar ke hampir semua benua.
Karena penyakit ini belum ada obat dan vaksinnya, sangat penting untuk mencegah perluasan penyebaran virus ini. Pemerintahpun menerapkan kebijakan yang tegas untuk memerangi pandemi ini.
Salah satunya adalah mewajibkan orang yang melakukan perjalanan ke luar daerah yang terdampak covid-19, wajib melakukan isolasi mandiri di rumah mereka.
Warga yang baru saja pulang dari daerah yang terdapat penderita Covid-19, diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah selama 14 hari.
Isolasi ini guna memantau diri sendiri dan menghindari kemungkinan penularan kepada orang sekitar.
Tak hanya di Indonesia, ternyata himbauan ini juga berlaku di berbagai negara dunia, salah satunya adalah India.
Baru-baru ini beredar video unik yang menampilkan beberapa orang asal India yang melakukan isolasi mandiri di atas pohon besar.
Video ini berhasil menarik simpati masyarakat dunia melalui laman twitter:
West Bengal: Villagers of Vangidi village in Balarampur area of Purulia, who have recently returned from Chennai, have quarantined themselves for 14 days on a tree since they do not have a separate room in their houses for isolation. #COVID19 pic.twitter.com/oHUq0j8RZ8
— ANI (@ANI)March 28, 2020
Baru-baru ini beredar sebuh video yang menampakkan beberapa orang yang tinggal di atas pohon.
Kejadian bermula ketika tujuh penduduk desa Vangidi di daerah Balarampur, Purulia, Benggala Barat India melakukan perjalanan jauh ke sebuah kota, bernama Kota Chennai.
Saat ini, seluruh populasi India sebesar 1,3 miliar telah diperintahkan untuk tinggal di rumah hingga 15 April oleh perdana menteri Narendra Modi.
Imbauan itu telah menyebabkan ratusan ribu orang menganggur dan memicu pekerja migran dari kota ke desa mereka. Namun, transportasi bis dan kereta di negara India telah ditutup, sehingga banyak warga yang melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, seperti yang dilakukan penduduk di Benggala Barat itu.
Sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah Benggala Barat, seseorang harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, setelah melakukan perjalanan ke luar daerah.
" Dokter mengarahkan kami untuk tinggal di rumah dan berlatih menjaga jarak sosial," kata warga desa Bijoy Sing Laya melalui laman independent.co.uk.
Sayangnya, para penduduk desa dari desa Vangidi di daerah Balarampur, Purulia ini tidak memiliki kamar terpisah di rumah mereka. Mereka tidak ingin membahayakan keluarga mereka karena tinggal di satu gubuk tanpa terdapat sekat atau kamar.
Sehingga, Penduduk desa di India melakukan karantina mandiri di pohon-pohon untuk menghindari penyebaran coronavirus kepada anggota keluarga mereka.
“ Kami tidak memiliki kamar pribadi di rumah kami. Diputuskan di desa bahwa kita harus diisolasi, kita hidup di dan di bawah pohon dengan kemauan kita sendiri dan kita baik-baik saja di sini. Tidak ada masalah,” ungkap Bijoy.
Rekaman video yang beredar menunjukkan tujuh orang penduduk yang mendirikan tempat tinggal di dua pohon Mangga dan sebuah pohon Banyan, yang biasanya digunakan untuk menjaga gajah.
Pohon-pohon yang mereka gunakan sebagai tempat tinggal dulunya merupakan bekas tempat pemantau gajah-gajah.
Mereka telah mendirikan tenda darurat di pohon untuk tinggal selama 14 hari. Pohon-pohon itu, kata penduduk desa Purulia, selain digunakan untuk mengawasi pergerakan gajah juga untuk melindungi penduduk desa dari serangan gajah, yang merupakan pemandangan umum di daerah pedalaman.
Isolasi mandiri kebijakan Pemerintah Benggala Barat itu, dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap ketujuh orang itu yang dapat menyebarkan virus ke pedesaan di mana fasilitas kesehatan di sana terbatas.
Perdana Menteri Narendra Modi memuji kebijakan yang diterapkan Menteri Benggala Barat, Mamata Banerjee dalam mencegah penyebaran virus COVID-19.
Perdana Menteri Modi mengetahui situasi di Benggala Barat saat ini dan juga memuji langkah yang telah dilakukan.
Perdana Menteri Modi juga telah meminta maaf kepada masyarakat India atas keputusan yang tiba-tiba dilakukan, dan mengatakan bahwa dia " tidak punya pilihan" . Sebab, di India sejauh ini terdapat lebih dari 3.500 kasus dan sedikitnya 99 orang meninggal dunia.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur