Ilustrasi (shutterstock)
Dream - Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini mengecam aksi bom bunuh diri saat peringatan Maulid Nabi SAW, di ibukota Kabul, Afghanistan, Selasa, 20 November 2018.
Dalam aksi teror tersebut sebanyak 50 orang dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka. Jumlah korban meninggal kemungkinan bertambah mengingat korban luka umumnya dalam kondisi kritis.
" Mengecam segala bentuk dan tindakan kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku pengeboman dan bom bunuh diri," kata Helmy dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Rabu 21 November 2018.
Helmy menegaskan segala bentuk kekerasan bukanlah ciri ajaran agama Islam. Bahkan, kata dia, tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan kekerasan kepada orang lain.
Menurut Helmy, aksi bom bunuh diri itu mencederai kemanusiaan. " Umat Islam umumnya ikut merasakan kepedihan yang sangat luar biasa atas kejaidian bom bunuh diri di Kabul, Pakistan," ucap dia.
PBNU meminta kepada pemerintah Indonesia untuk turut mengambil langkah positif dalam menangani maraknya radikalisme dan terorisme, sebagai bentuk turut andil dalam menciptakan perdamaian dunia.
" Mendesak PBB untuk segera mengusut dan menindak tegas pelaku pengeboman di Kabul tersebut," ujar dia.(Sah)
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan