Dream - Dokter forensik Sumy Hastry Purwanti mengungkap misteri pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang saat ini telah menemukan titik terang.
Bahkan, Dokter Hastry sempat merasa tersiksa lantaran ibu dan anak yang menjadi korban pembunuhan datang dalam mimpinya
Diketahui sebelumnya, penemuan mayat ibu dan anak di dalam bagasi mobil Alphard menggegerkan warga Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Sabu, pada Rabu 18 Agustus 2021.
Setelah dua tahun berlalu kasus mandek, kini Polda Jawa Barat pun menetapkan lima orang tersangka dalam pembunuhan ini usai seorang pelaku menyerahkan diri.
Kelimanya yaitu M Ramdanu alias Danu, Yosef Hidayah suami sekaligus ayah dari korban, Mimin istri kedua Yosef, Arighi Reksa Pratama, anak dari Mimin dan juga Abi anak dari Mimin.
Kasus pembunuhan Subang ini terungkap berkat pengakuan Danu yang mendatangi Mapolda Jabar, pada Senin 16 Oktober 2023 lalu.
Ahli forensik Sumy Hastry Purwanti yang bertugas memeriksa jasad korban saat itu mengaku tersiksa karena sempat diteror arwah kedua korban.
Dalam tayangan Youtube Deddy Corbuzier, dokter Hastry menceritakan pengalamannya saat memeriksa jenazah ibu dan anak korban pembunuhan di Subang.
Meskipun sejumlah petunjuk dan DNA sudah ada, namun polisi belum menangkap pelaku. Sampai-sampai membuat Dokter Hastry angkat tangan.
" Kasus Subang, saya dikejar tuh sama netizen karena kasus subang, yang 18 agustus tahun 2021," katanya.
" Angkat tangannya karena apa tuh?," tanya Deddy.
" Iya, belum ditangkap pelakunya, belum ada. Padahal saya sudah melakukan autopsi kedua. Dan saya sudah jelaskan paparkan, udah kasih clue-clue nya, tapi belum ada tersangka yang ditangkap sampai sekarang," ungkapnya.
Sebagai dokter forensik, Hastry menyebut tugasnya sudah selesai dalam menyajikan data serta alat bukti. Namun, ia merasa tak lega sebab pelakunya belum ditangkap.
Hastry menjelaskan bahwa DNA di TKP juga sudah diambil namun tidak ada yang cocok dengan sejumlah saksi.
" Kita tariklah dari garis keturunan ibu, iya kan itu siapa tahu ada yang cocok gak? Ternyata sampai sekarang belum dikerjakan," kata Hastry.
Tak sampai di situ, upaya Hastry sebagai dokter forensik juga telah menganalisa dari perkiraan jam kematian atau waktu kematian.
" Saya punya jam kematian loh, jam kematian dia dibunuh, memang jelas dia dibunuh kan. Karena saya kan (melakukan) autopsi, TKP di situ," katanya.
" Bu Tuti mungkin meninggal, ini bukan sesuai dengan visum ya yang saya tulis, pokoknya saya ini ngomong jam kematian," ungkapnya.
Sebagai seorang dokter dan polisi, Hastry mengaku tidak mengerti apa saja hal yang dapat mempercepat pengungkapan kasus ibu dan anak di Subang tersebut. Sebab ia sampai tersiksa lantaran didatangi oleh arwah keduanya.
" Saya tersiksa kalau Subang itu, wong datang dalam mimpiku," ungkapnya.
Hasrty merasa depresi karena arwah kedua korban datang melalui mimpinya namun ia tak memiliki kuasa apapun untuk membongkar dalang di balik kasus pembunuhan keji itu.
" Kasihan banget sama korbannya dibunuh seperti itu, bentuknya seperti itu dan datang dalam mimpiku tapi aku enggak bisa bantu rasanya aku depresi gitu," tuturnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN