Dream - Menjadi rutinitas sehari-hari selama 30 tahun terakhir, Cik Ani (bukan nama sebenarnya) akan membuka warung makannya sejak pukul 6 pagi setiap hari.
Meskipun usianya sudah mencapai 55 tahun, wanita Malaysia ini masih gigih berjualan berbagai menu sarapan di warungnya yang terletak di sebuah kota di Pantai Timur.
Seperti biasa, Cik Ani yang ditemani anak perempuannya yang sudah dewasa, Maslina, akan berangkat ke warung tersebut sejak pukul 5 pagi untuk melakukan persiapan.
Di pagi yang masih cukup gelap bagi wilayah Malaysia, ibu dua anak tersebut sibuk melakukan persiapan sebelum warung dibuka.
Namun, tiba-tiba angin bertiup begitu kencang sehingga jendela warung terbuka dan tertutup beberapa kali.
Saat itu Maslina sibuk memotong timun untuk membuat acar sedangkan Cik Ani mengatur lauk di etalase kaca warungnya.
" Sungguh dingin pagi ini, bikin menggigil. Angin kencang terasa sejak tadi. Sepertinya akan hujan," ucap Cik Ani kepada Maslina.
Tak lama setelah itu, Cik Ani keluar dari warungnya untuk mengambil beberapa barang lagi yang masih tersisa di dalam mobil.
Dalam kegelapan yang samar, langkah Cik Ani terhenti saat ia mendengar suara seolah-olah ada binatang mengais-ngais sampah di dekat warungnya.
Mata wanita lansia tersebut mencari-cari ke arah pohon besar, tetapi dia tidak menemukan apa-apa.
Setelah suara aneh itu hilang, Cik Ani langsung pergi ke depan warung untuk mengambil beberapa wadah makanan dari dalam mobil.
Pada saat itu, seluruh bulu roman Cik Ani merinding setelah dia mendengar suara aneh yang lembut seolah-olah berbisik di telinganya dari belakang.
Sambil memegang sisa makanan, Cik Ani berpaling ke belakang dan saat itu dia melihat sosok berbalut kain putih melompat di bawah pohon.
" Ina... Astaghfirullah, Astaghfirullah," teriak Cik Ani memanggil anaknya yang pada saat itu masih sibuk memotong timun.
Cik Ani langsung lemas dan terduduk sambil menangis melihat penampakan hantu pocong usai Subuh itu.
Kaki Cik Ani kaku, bahkan setengah tubuhnya juga kotor karena makanan yang tumpah ke atas pakaiannya.
Maslina yang berlari keluar terkejut ketika melihat ibunya menangis dan gemetar di atas tanah.
" Ibu melihat pocong di sana, tolong Ina," kata Cik Ani yang sudah tidak mampu berdiri.
Maslina mencoba memandang ke arah pohon, tetapi tidak menemukan apa-apa di sana.
Meskipun terkejut dan takut, Maslina tetap berani mendekati pohon itu dengan menggunakan lampu ponselnya.
Sekitar 10 menit kemudian, beberapa warga yang baru pulang dari masjid mulai datang untuk sarapan di kedai itu.
Abang Haji yang juga imam kampung itu juga terkejut ketika Maslina menceritakan tentang kejadian itu.
Mereka juga bertanya kepada Cik Ani untuk memastikan, tetapi wanita itu hanya diam karena kelelahan.
Di tengah kekacauan itu, Maslina tetap melayani pelanggannya yang memesan minum dan menu sarapan lainnya.
Namun, warung mereka tutup lebih awal jam 8 pagi karena kondisi Cik Ani yang masih gemetar karena trauma akibat kejadian pagi tadi.
Setelah kejadian itu, warung ditutup selama seminggu karena kondisi Cik Ani yang masih lemah dan demam.
Namun, dia perlahan-lahan sembuh pada minggu berikutnya setelah dibawa bertemu seorang ustaz untuk memulihkan semangatnya.
Sebelum kembali beroperasi, Maslina juga memanggil jamaah masjid untuk membaca surah Yasin dan doa keselamatan di warung agar kejadian yang serupa tidak terulang lagi.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN