Badan Penuh Tanda Merah Dan Lebam, Curiga Dengan Kasur Milik Almarhum Paman.
Dream - Sosok ibu sudah berdiri di pintu rumah ketika Ben sampai setelah hampir lima jam mengemudi dari Kuala Lumpur ke kampung halamannya di Kota Tinggi, Johor, Malaysia.
Ketika bersalaman, Ben melihat tanda merah dan lebam pada pergelangan tangan ibunya seperti bekas disengat binatang berbisa.
Ben berpikir tangan ibunya mungkin habis digigit lipan atau sejenisnya. Tapi Ben kaget ketika ibunya bilang tanda merah dan lebam itu bukan karena gigitan binatang berbisa.
Lebih kaget lagi, Ben diberitahu kalau bukan ibunya saja yang mengalami kondisi tersebut. Tapi semua orang di dalam rumahnya juga memiliki tanda merah dan lebam di bagian tubuh mereka.
" Kata Ibu, paha Ayah juga lebam sementara saudaranya yang lain mengalami hal yang sama. Ada lebam di lengan, leher dan dada," kata Ben mengawali kisah seramnya.
Kata ibunya semua anggota keluarga mengalami masalah yang sama dalam hari yang sama, cuma letak tanda kemerahan dan lebamnya saja yang berbeda.
Ben pun bingung memikirkan penyebab tanda lebam itu karena tidak ada penjelasan logis yang mampir di otaknya. Dia pun mulai memikirkan kemungkinan ada kejadian mistis yang menimpa keluarganya.
Dalam serius berfikir tentang alasan logis di balik kejadian yang menimpa keluarganya, ibunya tiba-tiba bertanya apakah Ben pernah melakukan sesuatu ketika melayat ke rumah pamannya yang meninggal dunia dua minggu sebelumnya.
Ben pun tersentak. Dia teringat peristiwa kasur yang pernah digunakan almarhum pamannya yang dipanggil Pak Teh selama sakit. Dia ingat kasur itu nampak seperti melengkung di bagian tengah.
" Beberapa kali saya coba menepuk kasur itu supaya bagian yang melengkung itu menjadi rata, tetapi ia tetap kembali ke keadaan asalnya," katanya.
Tetapi persoalannya, apa kaitan kasur itu dengan lebam pada tubuh Ibu, Ayah dan saudara-saudaranya?
Ibunya merasa Pak Teh mungkin memelihara makhluk yang setia menunggunya di atas kasur itu sepanjang pria itu terlantar sakit.
Makhluk di rumah Pak Teh itu marah sebab ada mengganggu kasur itu. Karena itu makhluk tersebut datang untuk mengamuk dan menyerang anggota keluarganya.
" Tetapi saya enggan mempercayainya karena yakin saudara Ayah tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang agama seperti itu," katanya.
Malam itu, Ben berencana untuk tidur di tingkat atas rumahnya sementara ibu, ayah dan saudara lainnya sudah terbiasa tidur di bagian ruang tamu rumah.
Tapi entah mengapa, Ben sukar melelapkan mata - mungkin karena suhu udara cukup panas malam itu. Hanya ketika jam menunjukkan pukul 1 pagi, Ben mulai merasa mengantuk selepas puas bermain ponselnya.
Belum sempat melelapkan mata, telinga Ben menangkap satu suara garau yang memanggil namanya dari luar rumah. Bukan sekali, tapi tiga kali namanya dipanggil suara seram tersebut.
Karena rasa mengantuk, Ben mengabaikan panggilan tersebut sebelum dia dikejutkan bunyi kaki diseret agak kuat berulang kali di luar jendela kamar.
" Ketika itu juga mata saya melihat sesuatu... dalam cahaya lampu samar-samar, kelihatan satu sosok hitam berbulu tebal sedang berdiri di sudut kamar sambil matanya memandang tepat ke arah saya.
" Saya anggap itu mimpi tetapi saat melihat makhluk yang berbulu tebal, dengan gigi putih menyeringai dan matanya yang besar, saya tahu itu bukan mimpi!," ujarnya.
Ben coba bangun dari tempat tidur tetapi tangan dan kakinya seperti diikat. Sulit bergerak seperti orang lumpuh. Coba menjerit meminta tolong juga tidak berhasil karena lidahnya seperti kelu, tidak dapat digerakkan.
Ketakutan Ben makin menjadi ketika makhluk yang awalnya berada di sudut dinding kamar tiba-tiba saja sudah hinggap di atas tubuhnya yang dalam posisi terlentang.
Ben ingat betul, makhluk itu duduk di antara perut dan dadanya. Rasanya sakit dan sukar bernafas. Meskipun badan tak dapat bergerak, tapi mata Ben masih dapat melihat segala-galanya.
" Saya coba memandang tepat ke matanya karena konon kalau hendak lawan makhluk halus, tatap ke dalam matanya karena iblis takut dengan pandangan mata anak Adam.
" Nampaknya usaha itu sia-sia saja apalagi saya tak sanggup melihat matanya yang merah menyala, lidahnya menjulur dengan gigi taring yang panjang cukup menakutkan," katanya.
Tiba-tiba terdengar ketukan sangat kuat di pintu kamar sambil namanya dipanggil berulang kali dengan suara yang kuat.
Makhluk hitam yang menyeramkan itu tiba-tiba melompat ke plafon kamar dan menghilang di celah daun tingkap jendela yang tertutup rapat.
Ayahnya yang menyerbu masuk dan menyalakan lampu terkejut melihat wajah putranya tampak pucat dengan nafas tersengal-sengal.
Seperti memahami apa sedang terjadi, ayahnya hanya meminta Ben menenangkan diri dan memberitahu semuanya sudah aman.
" Hingga pagi saya tak bisa tidur... rasa sakit pada tubuh akibat ditindih makhluk itu masih terasa, kepala juga rasa berat. Ketika bangun mandi, saya lihat ada tanda lebam di beberapa tempat pada lengan dan perut.
" Barulah saya paham apa sedang menimpa anggota keluarga saya, dan jawaban tentang lebam yang terdapat di badan mereka," ceritanya.
Untuk mencari jawaban dari misteri yang sedang terjadi pada keluarga dan dirinya, Ben dan ayahnya mengambil keputusan untuk meminta bantuan seorang ustaz.
Usai bercerita tentang gangguan yang terjadi, ustaz tersebut langsung meneliti tanda lebam pada paha ayah Ben dan perut Ben sebelum menggeleng-gelengkan kepala.
" Kata ustaz, jika dilihat dari tanda lebam, makhluk yang mengganggu itu kuat. Gangguannya akan terus berlanjut jika tidak segera dilakukan pencegahan.
" Ketika ustaz datang ke rumah, dia langsung berjalan ke arah rumah Pak Teh yang berdekatan dengan rumah kami. Wajahnya kelihatan berkerut.
" Setelah itu ustaz menyiramkan air bersama bahan seperti garam sambil mulutnya membacakan sesuatu," kata Ben.
Teringat dugaan ibunya mengenai Pak Teh, Ben bertanya kepada ustaz apakah rumahnya juga perlu dibersihkan.
Ben pun merasa lega ketika ustaz memberitahu bahwa makhluk itu bukan kepunyaan pamannya.
Makhluk itu justru dikirim oleh seseorang ketika melawat almarhum. Mungkin orang itu dendam terhadap keluarga pamannya. Wallahu a’lam.
Sumber: mStar
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya