7 Bulan Beredar di Bandung, 500 Kg Daging Babi Mirip Daging Sapi Disita

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 12 Mei 2020 13:27
7 Bulan Beredar di Bandung, 500 Kg Daging Babi Mirip Daging Sapi Disita
Pelaku menggunakan zat kimia berbahaya untuk menjadikan daging babi terlihat seperti daging sapi.

Dream - Polresta Bandung membongkar jaringan perdagangan daging babi dengan modus dibuat menyerupai daging sapi. Tampilan daging babi 'disulap' menggunakan bahan kimia berbahaya hingga tampak seperti daging sapi.

Kapolresta Bandung, Kombes Hendra Kurniawan, mengatakan para pelaku menggunakan borax pada daging babi sebelum diedarkan.

Penggunaan borax bertujuan untuk mendapatkan warna merah sehingga pembeli mengira daging babi tersebut adalah daging sapi.

" Pengepul mencampurkan borax ke daging babi, sehingga warnanya lebih merah menyerupai daging sapi," ujar Hendra, dikutip dari Merdeka.com.

 

1 dari 5 halaman

Pakai Borax Biar Awet

Hendra mengatakan pelaku mengakui penggunaan borax juga untuk mengawetkan daging. Sehingga, daging tidak cepat busuk dan bisa disimpan dalam waktu lama.

" Itu (borax) juga untuk mengawetkan daging dan menyerupakan daging babi seolah-olah daging sapi," kata dia.

Dari pelaku, polisi menyita borax yang digunakan untuk menyulap daging babi hingga mirip daging sapi. " Kita amankan 1 kilogram borax dari para pelaku," ucap dia.

 

2 dari 5 halaman

Dijual di Bawah Harga Pasaran

Ada empat orang pelaku yang ditangkap yaitu P, 46 tahun, warga Banjaran dan T, 55 tahun, warga Sukabumi. Keduanya berperan sebagai pengepul dan saat ditangkap menyimpan 500 kilogram daging babi siap edar.

Sedangkan dua pelaku lainnya yaitu AS, 39 tahun dan AR, 38 tahun. Keduanya berperan sebagai pengecer dan ditangkap dari hasil pengembangan.

Hendra juga mengungkapkan daging sapi hasil sulapan itu diedarkan sedikitnya di tiga pasar yaitu Pasar Kecamatan Banjaran, Baleendah, dan Majalaya. Daging tersebut dijual di bawah harga pasaran daging sapi untuk menarik pembeli.

" Daging tersebut diecer ke masyarakat dengan harga Rp75-90 ribu per kilogramnya," kata Hendra.

 

3 dari 5 halaman

Daging Dipasok dari Jawa Tengah

Lebih lanjut, Hendra mengatakan pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka mengaku mendapatkan daging babi dari Solo, Jawa Tengah. Daging itu dijual ke pengecer dengan harga Rp60 per kilogram.

Setidaknya, bisnis terlarang ini sudah dijalani tersangka selama 7 bulan. Selama itu, sudah ada sekitar 63 ton daging sapi abal-abal beredar di Bandung.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 91A jo Pasal 58 ayat 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Pasal 62 ayat 1 jo Pasal 8 ayat 1 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Sedangkan ancaman pidananya 5 tahun penjara.

Sumber: Merdeka.com/Aksara Bebey

4 dari 5 halaman

Heboh Kerupuk dan Sosis Berbahan Babi Dijual Bebas di Pasar

Dream - Kerupuk dan sosis yang diduga mengandung bahan babi ditemukan di Singkawang, Kalimantan Barat. Kedua produk tersebut dijual bebas di pasar tanpa label.

" Kerupuk yang diduga mengandung babi tanpa label tersebut dijual oleh salah satu pedagang di Pasar Beringin dan Alianyang," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Singkawang, Muslimin, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 25 Juli 2019.

Produk itu ditemukan dalam operasi Dinas Perindagkop dan UKM bersama Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang.

Muslimin mengatakan, dinasnya telah menegur penjual kerupuk dan sosis yang mengandung unsur babi tersebut. Pedagang tersebut juga diminta menyampaikan pesan kepada produsen kerupuk dan sosis itu agar mengurus izin.

" Jangan sampai produk yang dibuat hanya dikemas dalam kantong plastik tetapi tidak disertai label yang jelas," kata dia.

Pedagang juga diminta tidak memajang atau memjual kerupuk dan sosis yang mengandung babi tersebut secara bebas sebelum pihak produsen memperoleh izin edar.

" Jika masih ditemukan, kami tidak segan-segan untuk menyita," kata Muslimin.

5 dari 5 halaman

Dipasok dari Luar Singkawang

Menurut Muslimin, pedagang kerupuk dan sosis yang diduga mengandung babi tersebut mengaku barang yang dijualnya tidak berasal dari Singkawang atau wilayah lain di Kalimantan Barat. Produk pangan tersebut didatangkan dari Malaysia.

Muslimin mengimbau masyarakat tidak terlalu resah dengan peredaran kerupuk dan sosis mengandung babi. Meski begitu, dia meminta masyarakat tetap berhati-hati terhadap produk pangan yang dijual bebas di Singkawang.

Kadis Kesehatan dan KB Singkawang, Achmad Kismed, mengatakan, pihaknya telah memberikan pembinaan kepada pedagang yang kedapatan menjual kerupuk dan sosis mengandung babi.

" Jika memang produk lokal, kami minta pengusahanya menampilkan label yang menegaskan jika makanan itu mengandung babi," kata dia.

Beri Komentar