Doa Untuk Ibu (Foto Ilustrasi: Shutterstock.com)
Dream – Orang tua memiliki peran yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Di mana mereka bertanggungjawab untuk menjaga, merawat, memberikan kasih sayang dan perhatian, serta pendidikan sejak anak masih kecil. Bahkan ketika anak sudah tumbuh dewasa pun, kasih sayang orang tua tidak akan pernah hilang dan masih akan terus berusaha untuk mendampingi anak-anaknya.
Selain berbakti kepada ayah, dalam Islam juga mengajarkan agar selalu berbakti kepada ibu. Pengorbanan seorang ibu sangatlah besar kepada buah hatinya. Mulai dari mengandung, melahirkan, hingga memberikan perawatan yang maksimal demi tumbuh-kembang anak yang baik. Bahkan dalam Al-Quran maupun hadis ada beberapa dalil yang menyebutkan untuk selalu memberikan perlakukan yang baik pada sosok ibu.
Salah satu bentuk bakti seorang anak kepada ibunya adalah dengan membacakan doa untuk ibu. Hal ini bisa sahabat Dream amalkan sesudah mengerjakan sholat fardhu. Dalam doa tersebut, kamu bisa memohon agar ibu selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan umur yang panjang.
Nah, berikut adalah beberapa dalil tentang kedudukan ibu yang utama dan doa untuk ibu yang bisa kamu baca sebagaimana telah dirangkum dari islam.nu.or.id dan muslim.or.id.
Setiap perjuangan dan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya tentu tidak akan pernah bisa dibalas dengan hal apapun. Bahkan seorang ibu juga bertaruh nyawa demi anaknya agar bisa hadir ke dunia ini dalam kondisi yang sehat. Oleh karena itulah, ibu memiliki kedudukan yang utama dan sudah sewajarnya sebagai anak agar berbakti kepada ibunya.
Berikut adalah beberapa dalil yang mejelaskan tentang kedudukan ibu yang utama sebagaimana telah dikutip melalui muslim.or.id:
Dalil 1
Dalil pertama adalah perintah untuk selalu memberikan perlakuan yang baik pada ibu. Bahkan Rasulullah saw menjawab bahwa orang yang berhak untuk diperlakukan dengan baik adalah ibu sebanyak tiga kali. Berikut adalah hadis dari Mu’awiyah bin Haidah Al-Qusyairi ra:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
Artinya: “ Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).
Dalil 2
Dalil berikutnya adalah wasiat Allah SWT kepada umat-Nya agar berbuat baik kepada ibu yang disebutkan sebanyak tiga kali, lalu kemudian pada ayah, dan barulah kepada kerabat yang paling dekat. Berikut adalah hadis dari Miqdam bin Ma’di Yakrib ra, Rasulullah saw bersabda:
نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ
Artinya: “ Sesungguhnya Allah berwasiat 3x kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat” (HR. Ibnu Majah, shahih dengan syawahid-nya).
Dalil 3
Dalil lainnya yang menjelaskan tentang pentingnya kedudukan ibu, hal ini diceritakan dalam kisah Uwais Al-Qorni. Dari kisah ini, Nabi saw pun sampai akhirnya menganjurkan Umar bin Khatab untuk menemui Uwais karena Uwais memiliki sikap yang sangat luar biasa kepada ibunya. Rasulullah saw bersabda:
إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم
Artinya: “ Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian” (HR. Muslim).
Dalil 4
Dalil dari hadis ini menjelaskan tentang kisah Juraij. Di mana saat Juraij dipanggil oleh ibunya dalam kondisi sedang sholat, namun Juraij memilih untuk tetap melanjutkan sholat dan tidak memedulikan panggilan dari sang ibu. Hingga kemudian sang ibu mendoakan Juraij akan keburukan yang akan menimpanya dan doa itu terkabul.
Lalu Imam Nawawi dalam syarah Muslim mengatakan:
“ Para ulama mengatakan: ‘ini dalil bahwa yang benar adalah memenuhi panggilan ibu, karena Juraij sedang melakukan sholay sunah. Terus melanjutkan sholat hukumnya sunah, tidak wajib. Sedangkan menjawab panggilan ibu dan berbuat baik padanya itu wajib dan mendurhakainya itu haram’.”
Melalui dalil-dalil tersebut telah dijelaskan bahwasanya ibu memiliki kedudukan yang sangat penting dan utama. Sehingga ibulah yang mendapat prioritas terlebih dahulu. Oleh karena itu, sebagai seorang anak yang berbakti sudah sepantasnya untuk berbakti pada ibu dengan cara membacakan doa untuk ibu setelah sholat.
Berikut adalah bacaan doa untuk ibu dalam kitab Ihya Ulumuddin oleh Imam Al-Ghazali yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebagaimana dikutip dari islam.nu.or.id:
رَبِّاغْفِرْلِيوَلِوَالِدَيَّوَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيصَغِيْرًاوَاغْفِرْلِلْمُؤْمِنِيْنَوَالمُؤْمِنَاتِوَالمُسْلِمِيْنَوَالمُسْلِمَاتِالأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِ
Rabbighfir lī wa li wālidayya warhamhumā kamā rabbayānī shaghīran, waghfir lil mu’minīna wal mu’mināti, wal muslimīna wal muslimāt al-ahyā’I minhum wal amwāti.
Artinya: “ Tuhanku, ampunilah dan kedua orang tuaku sebagaimana keduanya mengasuhku ketika kecil. Ampunilah orang beriman dan orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, yang masih hidup dan yang sudah wafat,” (Imam Al-Ghazali, Ihya’i Ulūmiddīn, [Kairo, Darus Syi’b: tanpa tahun], halaman 578).
Itulah beberapa dalil yang menjelaskan tentang kedudukan ibu yang utama. Di mana ibu adalah sosok yang seharusnya diperlakukan secara baik. Kemudian doa untuk ibu yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebaiknya selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.