Delegasi Palestina Serukan Tindakan Nyata Negara-Negara Islam untuk Hentikan Agresi Israel

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 13 Mei 2025 09:43
Delegasi Palestina Serukan Tindakan Nyata Negara-Negara Islam untuk Hentikan Agresi Israel
Dengan meningkatnya eskalasi di wilayah Gaza dan Tepi Barat, suara rakyat Palestina yang disampaikan melalui delegasi mereka menjadi pengingat bahwa krisis ini belum selesai.

Jakarta, 13 Mei 2025 — Seruan tegas datang dari Kepala Delegasi Parlemen Palestina, Mohammad Mousa Subeih, dalam Pertemuan ke-13 Komite Tetap untuk Palestina yang merupakan bagian dari rangkaian Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC), yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 12–15 Mei 2025.

 

1 dari 1 halaman

Dalam pernyataannya, Subeih menyampaikan pesan mendalam dari rakyat Palestina yang terus menjadi korban dari agresi militer Israel. Ia mengingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung bukan lagi sebatas isu politik atau diplomasi, melainkan tragedi nyata yang merenggut ribuan nyawa, termasuk anak-anak dan perempuan tak berdosa.

" Kami membawa suara dari tanah Palestina. Kami minta agresi militer ini dihentikan sekarang juga. Terlalu banyak nyawa yang hilang — banyak di antaranya anak-anak yang tak berdosa,"  ujar Subeih saat ditemui di Gedung Nusantara, Senayan, pada Senin (12/5).

Ia juga menekankan bahwa dunia Islam tidak boleh lagi tinggal diam. Menurutnya, negara-negara Islam memiliki kekuatan dan pengaruh besar jika mampu bersatu dan bertindak secara kolektif. Solidaritas umat Muslim sedunia, kata dia, harus diwujudkan dalam aksi nyata yang mampu menekan Israel agar menghentikan kekerasan dan membuka jalan menuju solusi damai yang berkeadilan.

" Umat Islam berjumlah lebih dari satu miliar jiwa. Jika kita bersatu, kita punya kekuatan luar biasa. Kita tidak bisa hanya sekadar prihatin — kita harus bertindak untuk menghentikan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina,"  serunya.

Pertemuan PUIC ke-19 ini memang menjadi wadah strategis bagi negara-negara anggota OKI untuk merumuskan kebijakan bersama dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk konflik berkepanjangan di Palestina. Forum ini juga menjadi cerminan komitmen negara-negara Islam dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan internasional.

Mengusung tema “ Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, konferensi ini juga menyoroti pentingnya membangun pemerintahan yang transparan, lembaga demokrasi yang kuat, serta ketahanan nasional di tengah krisis global yang semakin kompleks. Isu Palestina menjadi salah satu topik utama dalam diskusi-diskusi lintas komite yang digelar selama konferensi berlangsung.

Delegasi Palestina berharap, hasil pertemuan ini tidak hanya berhenti pada pernyataan sikap atau retorika diplomatik, tetapi dapat diwujudkan dalam kebijakan dan langkah konkret di tingkat bilateral maupun multilateral, termasuk dukungan kemanusiaan, tekanan diplomatik, hingga pemutusan hubungan ekonomi terhadap pihak yang terlibat dalam pendudukan ilegal di Palestina.

Dalam konteks ini, kehadiran negara-negara Islam di forum PUIC bukan hanya sebagai simbol persatuan, tetapi sebagai kekuatan moral dan politik yang mampu memberikan tekanan global terhadap tindakan agresi yang melanggar hukum internasional.

Dengan meningkatnya eskalasi di wilayah Gaza dan Tepi Barat, suara rakyat Palestina yang disampaikan melalui delegasi mereka menjadi pengingat bahwa krisis ini belum selesai — dan dunia, khususnya dunia Islam, dituntut untuk tidak berpaling.

Beri Komentar